Isu BUMN Jadi Koperasi dari Timnas Amin, Tina: Menyakitkan Perempuan di BUMN
Selasa, 06 Februari 2024 - 14:30 WIB
JAKARTA - Srikandi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menilai ide mengubah BUMN menjadi koperasi akan menjadi langkah mundur bagi tata kelola perusahaan milik negara.
Hal itu diungkapkan Ketua Srikandi BUMN Tina Kemala Intan. Menurut dia, wacana tersebut menjadi hal yang sangat mengecewakan bagi banyak perempuan yang kini telah mendapatkan kepercayaan untuk mengemban sejumlah posisi strategis di BUMN.
"Tentu ide ini sangat menyakitkan bagi kami, para perempuan yang telah berjuang untuk mendapatkan kesamaan hak dan kesempatan di BUMN," ujar Tina di Jakarta, Selasa (6/2/2024).
Sebelumnya, dalam diskusi di Rumah Koalisi Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (31/1/2024) tokoh koperasi Indonesia Suroto PH menilai pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memiliki peluang besar menjadikan BUMN sebagai badan usaha koperasi.
Nasib koperasi hanya menjadi mainan dari rezim ke rezim berikutnya. Karena itu, dengan cara mengkoperasikan BUMN, koperasi akan meningkatkan ekonomi indonesia.
Menyikapi itu, Tina mengingatkan keberhasilan transformasi BUMN dalam beberapa tahun terakhir tak hanya berdampak signfikan pada aspek kinerja perusahaan melainkan implementasi nilai-nilai sosial dan kesetaraan gender di lingkungan BUMN.
"Dalam empat tahun terakhir di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, BUMN telah melakukan banyak terobosan konkret dalam memberikan kesempatan kepada perempuan," ungkap Tina.
BUMN saat ini sangat berpihak pada keterwakilan perempuan dalam tubuh perusahaan. Hal ini terlihat dari jumlah direksi BUMN yang mana 21 persennya merupakan perempuan dan ditargetkan akan mencapai 25 persen dari total seluruh direksi BUMN.
Srikandi BUMN juga secara intensif berkolaborasi dengan Kementerian BUMN dalam menciptakan lingkungan kerja inklusif melalui program Employee Well-Being Concern. Hal ini menjadi sebuah inisiatif yang akan memberikan landasan kuat bagi perusahaan dan organisasi BUMN dalam meningkatkan kualitas hidup karyawan.
Menurut Tina, keberpihakan terhadap perempuan di BUMN tak sekadar wacana belaka melainkan telah terimplementasi nyata melalui berbagai program strategis, termasuk dalam cetak biru 2024-2034.
"Komitmen yang tertuang dalam cetak biru tersebut menekankan pentingnya peranan perempuan dalam mengatasi banyak persoalan di BUMN, mulai dari aspek operasional, kesehatan mental, fasilitas daycare, hingga financial support. Kami tentu berharap program kepemimpinan perempuan yang sudah baik ini dapat terus terjadi dan semakin meningkat," ujarnya.
Hal itu diungkapkan Ketua Srikandi BUMN Tina Kemala Intan. Menurut dia, wacana tersebut menjadi hal yang sangat mengecewakan bagi banyak perempuan yang kini telah mendapatkan kepercayaan untuk mengemban sejumlah posisi strategis di BUMN.
Baca Juga
"Tentu ide ini sangat menyakitkan bagi kami, para perempuan yang telah berjuang untuk mendapatkan kesamaan hak dan kesempatan di BUMN," ujar Tina di Jakarta, Selasa (6/2/2024).
Sebelumnya, dalam diskusi di Rumah Koalisi Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (31/1/2024) tokoh koperasi Indonesia Suroto PH menilai pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memiliki peluang besar menjadikan BUMN sebagai badan usaha koperasi.
Nasib koperasi hanya menjadi mainan dari rezim ke rezim berikutnya. Karena itu, dengan cara mengkoperasikan BUMN, koperasi akan meningkatkan ekonomi indonesia.
Menyikapi itu, Tina mengingatkan keberhasilan transformasi BUMN dalam beberapa tahun terakhir tak hanya berdampak signfikan pada aspek kinerja perusahaan melainkan implementasi nilai-nilai sosial dan kesetaraan gender di lingkungan BUMN.
"Dalam empat tahun terakhir di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, BUMN telah melakukan banyak terobosan konkret dalam memberikan kesempatan kepada perempuan," ungkap Tina.
BUMN saat ini sangat berpihak pada keterwakilan perempuan dalam tubuh perusahaan. Hal ini terlihat dari jumlah direksi BUMN yang mana 21 persennya merupakan perempuan dan ditargetkan akan mencapai 25 persen dari total seluruh direksi BUMN.
Srikandi BUMN juga secara intensif berkolaborasi dengan Kementerian BUMN dalam menciptakan lingkungan kerja inklusif melalui program Employee Well-Being Concern. Hal ini menjadi sebuah inisiatif yang akan memberikan landasan kuat bagi perusahaan dan organisasi BUMN dalam meningkatkan kualitas hidup karyawan.
Menurut Tina, keberpihakan terhadap perempuan di BUMN tak sekadar wacana belaka melainkan telah terimplementasi nyata melalui berbagai program strategis, termasuk dalam cetak biru 2024-2034.
"Komitmen yang tertuang dalam cetak biru tersebut menekankan pentingnya peranan perempuan dalam mengatasi banyak persoalan di BUMN, mulai dari aspek operasional, kesehatan mental, fasilitas daycare, hingga financial support. Kami tentu berharap program kepemimpinan perempuan yang sudah baik ini dapat terus terjadi dan semakin meningkat," ujarnya.
(jon)
tulis komentar anda