BUMN Diusulkan Jadi Koperasi oleh Timnas Amin, Erick: 1,6 Juta Orang Bisa Nganggur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan wacana Kementerian BUMN menjadi Koperasi oleh Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) hanya akan menambah angka pengangguran. Bila itu terwujud, sekitar 1,6 juta pegawai menganggur.
"Padahal, kita membutuhkan lapangan pekerjaan justru menambah isu pengangguran dan ini tentu para pekerja yang sudah membuktikan selama puluhan tahun,” ujar Erick di sela acara 'Memilih Masa Depan' di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (3/2/2024).
Sebelumnya, dalam diskusi di Rumah Koalisi Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (31/1/2024) tokoh koperasi Indonesia Suroto PH menilai pasangan calon nomor urut 1 Anies-Muhaimin memiliki peluang besar menjadikan BUMN sebagai badan usaha koperasi.
Menurutnya, nasib koperasi hanya menjadi mainan dari rezim ke rezim berikutnya. Karena itu, dengan cara mengkoperasikan BUMN, koperasi akan meningkatkan ekonomi indonesia.
Menurut Erick, saat ini pegawai BUMN bisa menjadi agent of change atau tempat perubahan dari banyak investasi awal seperti kereta api, airport, hingga vaksin yang kemudian dibagikan gratis kepada masyarakat.
Erick tidak mengerti pola pikir usulan mengubah BUMN menjadi koperasi. Menurutnya, selama ini BUMN berkontribusi besar terhadap pemasukan negara.
"Ini pemikiran yang saya rasa terlalu dini. Saya tidak menantang koperasi, koperasi sendiri sudah ada hari ini, sudah ada menteri koperasi dan banyak sekali kerja sama yang kita lakukan tentu antara dunia swasta, BUMN, dan koperasi," ujar Erick.
Terlepas itu, dia memastikan BUMN akan terus bekerja untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia. Kehadiran BUMN, koperasi, dan swasta perlu berjalan beriringan agar tercipta keseimbangan dalam dunia investasi.
"Pasti kami semua bekerja dengan baik dan penugasan-penugasan dilakukan dengan baik. Ada kekurangan, tidak ada yang sempurna tetapi kita lihat hasilnya hari ini sudah terbukti bagaimana BUMN untung Rp250 triliun. Sudah memberikan kontribusi besar hampir Rp80 triliunan lebih kepada negara yang dipakai untuk program-program yang memang sedang dilakukan, apakah yang namanya program kesehatan, pangan, dan lainnya," ungkapnya.
"Padahal, kita membutuhkan lapangan pekerjaan justru menambah isu pengangguran dan ini tentu para pekerja yang sudah membuktikan selama puluhan tahun,” ujar Erick di sela acara 'Memilih Masa Depan' di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (3/2/2024).
Sebelumnya, dalam diskusi di Rumah Koalisi Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (31/1/2024) tokoh koperasi Indonesia Suroto PH menilai pasangan calon nomor urut 1 Anies-Muhaimin memiliki peluang besar menjadikan BUMN sebagai badan usaha koperasi.
Menurutnya, nasib koperasi hanya menjadi mainan dari rezim ke rezim berikutnya. Karena itu, dengan cara mengkoperasikan BUMN, koperasi akan meningkatkan ekonomi indonesia.
Menurut Erick, saat ini pegawai BUMN bisa menjadi agent of change atau tempat perubahan dari banyak investasi awal seperti kereta api, airport, hingga vaksin yang kemudian dibagikan gratis kepada masyarakat.
Erick tidak mengerti pola pikir usulan mengubah BUMN menjadi koperasi. Menurutnya, selama ini BUMN berkontribusi besar terhadap pemasukan negara.
"Ini pemikiran yang saya rasa terlalu dini. Saya tidak menantang koperasi, koperasi sendiri sudah ada hari ini, sudah ada menteri koperasi dan banyak sekali kerja sama yang kita lakukan tentu antara dunia swasta, BUMN, dan koperasi," ujar Erick.
Terlepas itu, dia memastikan BUMN akan terus bekerja untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia. Kehadiran BUMN, koperasi, dan swasta perlu berjalan beriringan agar tercipta keseimbangan dalam dunia investasi.
"Pasti kami semua bekerja dengan baik dan penugasan-penugasan dilakukan dengan baik. Ada kekurangan, tidak ada yang sempurna tetapi kita lihat hasilnya hari ini sudah terbukti bagaimana BUMN untung Rp250 triliun. Sudah memberikan kontribusi besar hampir Rp80 triliunan lebih kepada negara yang dipakai untuk program-program yang memang sedang dilakukan, apakah yang namanya program kesehatan, pangan, dan lainnya," ungkapnya.
(jon)