Kritik Pembagian Bansos di Depan Istana, TPN Ganjar-Mahfud: Merusak Birokrasi
Senin, 05 Februari 2024 - 16:34 WIB
JAKARTA - Direktur Juru Kampanye Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Choirul Anam menyoroti pembagian bantuan sosial (bansos) yang dilakukan di depan Istana Negara. Tindakan tersebut dinilai merusak birokrasi.
Anam menilai bansos yang seharusnya diberikan karena memang ada yang membutuhkan, tetapi dibagikan dengan cara menggunakan kekuasaan yang sombong.
“Dibagi-bagi dengan infrastruktur birokrasi yang ada, eh dibagi bagi dengan cara yang menggunakan kekuasaan yang pongah,” kata Anam di Media Centre TPN Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Senin (5/2/2024).
Anam menilai, pembagian bansos tersebut dibagikan ke desa-desa hingga di depan Istana dengan menggunakan kesewenang-wenangan yang tidak karuan.
“Jadi kekuasaan yang pongah ini sampai masuk ke desa-desa, bahkan dari desa reborn kembali ke depan istana, jadi ngga cukup bansos itu didistribusikan dengan cara yang ngga baik begitu, menggunakan kesewenang-wenangan yang enggak karu-karuan,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia menilai, langkah yang dilakukan dalam pembagian bansos itu menunjukan adanya kekuasaan yang sombong dan merusak tata kelola pemerintahan yang baik hingga merusak birokrasi.
“Ini bukan sekadar soal membagi-bagikan begitu, tapi ini sudah menunjukan kekuasaan pongah itu kepingin memberangus tatanan dan tata kelola pemerintahan yang baik, merusak birokrasi,” ucapnya.
Anam menilai saat ini banyak yang tidak bersikap netral. Padahal sebelumnya, kata dia, sudah banyak yang mengimbau untuk bersikap netral selama berlangsungnya Pemilu 2024.
“Birokrat yang kritis diancam dengan ayo netral, padahal dia sendiri engga netral, bahkan menunjukkan dirinya enggak netral dengan menggunakan semua instrumen APBN itu masuk dalam ruang-ruang dalam politik,” ucapnya.
Anam menilai bansos yang seharusnya diberikan karena memang ada yang membutuhkan, tetapi dibagikan dengan cara menggunakan kekuasaan yang sombong.
“Dibagi-bagi dengan infrastruktur birokrasi yang ada, eh dibagi bagi dengan cara yang menggunakan kekuasaan yang pongah,” kata Anam di Media Centre TPN Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Senin (5/2/2024).
Anam menilai, pembagian bansos tersebut dibagikan ke desa-desa hingga di depan Istana dengan menggunakan kesewenang-wenangan yang tidak karuan.
“Jadi kekuasaan yang pongah ini sampai masuk ke desa-desa, bahkan dari desa reborn kembali ke depan istana, jadi ngga cukup bansos itu didistribusikan dengan cara yang ngga baik begitu, menggunakan kesewenang-wenangan yang enggak karu-karuan,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia menilai, langkah yang dilakukan dalam pembagian bansos itu menunjukan adanya kekuasaan yang sombong dan merusak tata kelola pemerintahan yang baik hingga merusak birokrasi.
Baca Juga
“Ini bukan sekadar soal membagi-bagikan begitu, tapi ini sudah menunjukan kekuasaan pongah itu kepingin memberangus tatanan dan tata kelola pemerintahan yang baik, merusak birokrasi,” ucapnya.
Anam menilai saat ini banyak yang tidak bersikap netral. Padahal sebelumnya, kata dia, sudah banyak yang mengimbau untuk bersikap netral selama berlangsungnya Pemilu 2024.
“Birokrat yang kritis diancam dengan ayo netral, padahal dia sendiri engga netral, bahkan menunjukkan dirinya enggak netral dengan menggunakan semua instrumen APBN itu masuk dalam ruang-ruang dalam politik,” ucapnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda