Ganjar Tantang Sano Pendiri Waste4change Bekasi Selesaikan Masalah Sampah Bantargebang
Senin, 05 Februari 2024 - 16:22 WIB
JAKARTA - Bermula dari keresahannya pada persoalan sampah yang tak kunjung selesai di wilayah Bekasi, Mohamad Bijaksana Junerosano mendirikan Waste4change. Perusahaan jasa pengelolaan sampah berbasis daur ulang ini mampu mengolah sampah sebanyak 60 ton per hari.
Cerita itu disampaikan Sano, begitu dia akrab dipanggil saat bertemu calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo. Dia mengatakan, West4Change sudah memiliki klien terdiri dari 200 lembaga, institusi serta 1.500 rumah warga dengan memastikan terjadinya sirkular ekonomi. "Pengelolaan sampah dengan dipilah masing-masing jenis yang ada," kata Sano, Senin (5/2/2024).
Setiap klien juga diedukasi, diberi pemahaman bahwa sampah dipilah menjadi tiga. Misalnya sampah residu yakni sampah yang tidak bisa dikelola lagi atau tidak bisa menjadi daur ulang.
"Seperti misalnya sachet, kemudian plastik yang tipis-tipis itu kemudian menjadi RDF namanya. Produk-produk yang menjadi bahan bakar untuk semen. Jadi ada rantai berikutnya, setelah Waste4Change ini kemudian bisa menjadikan ekonomi itu berputar,” katanya.
Ganjar pun semakin kagum saat melihat pengolahan sampah organik menjadi maggot atau pakan ternak melalui metode open window-kompas.
"Ini contoh yang cukup bagus, bisa kita tunjukkan kepada publik praktiknya sudah terjadi sejak tahun 2015. Saya tantang sama beliau, bisa nggak diselesaikan Bantargebang, bisa. Nah, kalau kita bicara ekonomi sirkular ternyata ini bagus sekali," katanya.
Tantangan Ganjar itu disambut antusias oleh Sano. Sama seperti pengelolaan sampah yang dia kerjakan di Bekasi, persoalan sampah dapat diselesaikan jika pemimpin mempunyai kesadaran lingkungan dan berani membuat kebijakan.
Cerita itu disampaikan Sano, begitu dia akrab dipanggil saat bertemu calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo. Dia mengatakan, West4Change sudah memiliki klien terdiri dari 200 lembaga, institusi serta 1.500 rumah warga dengan memastikan terjadinya sirkular ekonomi. "Pengelolaan sampah dengan dipilah masing-masing jenis yang ada," kata Sano, Senin (5/2/2024).
Setiap klien juga diedukasi, diberi pemahaman bahwa sampah dipilah menjadi tiga. Misalnya sampah residu yakni sampah yang tidak bisa dikelola lagi atau tidak bisa menjadi daur ulang.
"Seperti misalnya sachet, kemudian plastik yang tipis-tipis itu kemudian menjadi RDF namanya. Produk-produk yang menjadi bahan bakar untuk semen. Jadi ada rantai berikutnya, setelah Waste4Change ini kemudian bisa menjadikan ekonomi itu berputar,” katanya.
Ganjar pun semakin kagum saat melihat pengolahan sampah organik menjadi maggot atau pakan ternak melalui metode open window-kompas.
Baca Juga
"Ini contoh yang cukup bagus, bisa kita tunjukkan kepada publik praktiknya sudah terjadi sejak tahun 2015. Saya tantang sama beliau, bisa nggak diselesaikan Bantargebang, bisa. Nah, kalau kita bicara ekonomi sirkular ternyata ini bagus sekali," katanya.
Tantangan Ganjar itu disambut antusias oleh Sano. Sama seperti pengelolaan sampah yang dia kerjakan di Bekasi, persoalan sampah dapat diselesaikan jika pemimpin mempunyai kesadaran lingkungan dan berani membuat kebijakan.
(cip)
tulis komentar anda