Almas Tempuh Jalur Hukum karena Gibran Tak Ucapkan Terima Kasih
Jum'at, 02 Februari 2024 - 16:40 WIB
SOLO - Almas Tsaqibbirru menuntut putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka karena kasus tindakan etik. Dua kali dia menuntut Gibran karena tidak mengucapkan terima kasih.
Gugatan itu tercantum di laman sipp.pn-surakarta.go.id. Gugatan pertama dilayangkan pada 22 Januari 2024 dengan hasil penetapan berupa dismissal atau proses penelitian terhadap gugatan.
Sedangkan, gugatan kedua dilayangkan pada 29 Januari 2024 dan akan disidangkan 15 Februari 2024.
Kuasa Hukum Almas, Arif Sahudi mengatakan, jalur hukum adalah jalur paling elegan untuk menyelesaikan keinginan kliennya.
"Kalau saya nagih tidak elegan. Jalur hukum yang elegan karena semua pihak merasa tidak direndahkan," ujarnya di Solo, Jawa Tengah, Jumat (2/2/2024).
Menurut dia, Almas adalah manusia biasa yang ingin mendapat penghargaan dan ingin mendapatkan ucapan terima kasih karena dia telah berjasa meloloskan Gibran sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto.
"Jadi terlepas kenal atau tidak kenal manusia ingin mendapatkan penghargaan, penghormatan, dan ditunggu-tunggu kok tidak ada ya digugat saja," kata Arif.
Tuntutan kliennya tidak berkaitan dengan Pilpres 2024 yang akan dilangsungkan pada 14 Februari 2024. "Ini tidak ada urusan Pilpres," ucapnya.
Dia menganggap lumrah komentar publik terhadap tindakan yang dilakukan Almas. "Mungkin ada yang senang dan ada prokontra, itu sudah lumrah," ujarnya.
Gugatan itu tercantum di laman sipp.pn-surakarta.go.id. Gugatan pertama dilayangkan pada 22 Januari 2024 dengan hasil penetapan berupa dismissal atau proses penelitian terhadap gugatan.
Baca Juga
Sedangkan, gugatan kedua dilayangkan pada 29 Januari 2024 dan akan disidangkan 15 Februari 2024.
Kuasa Hukum Almas, Arif Sahudi mengatakan, jalur hukum adalah jalur paling elegan untuk menyelesaikan keinginan kliennya.
"Kalau saya nagih tidak elegan. Jalur hukum yang elegan karena semua pihak merasa tidak direndahkan," ujarnya di Solo, Jawa Tengah, Jumat (2/2/2024).
Menurut dia, Almas adalah manusia biasa yang ingin mendapat penghargaan dan ingin mendapatkan ucapan terima kasih karena dia telah berjasa meloloskan Gibran sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto.
"Jadi terlepas kenal atau tidak kenal manusia ingin mendapatkan penghargaan, penghormatan, dan ditunggu-tunggu kok tidak ada ya digugat saja," kata Arif.
Tuntutan kliennya tidak berkaitan dengan Pilpres 2024 yang akan dilangsungkan pada 14 Februari 2024. "Ini tidak ada urusan Pilpres," ucapnya.
Dia menganggap lumrah komentar publik terhadap tindakan yang dilakukan Almas. "Mungkin ada yang senang dan ada prokontra, itu sudah lumrah," ujarnya.
(jon)
tulis komentar anda