Ganjar Kutip Sjahrir: Jangan Mati Sebelum ke Banda Neira
Selasa, 30 Januari 2024 - 14:43 WIB
BANDA NEIRA - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo kagum akan keindahan Pulau Banda Neira . Kekaguman itu diutarakan Ganjar usai mengunjungi pulau kecil yang berada di Laut Banda, Selasa (30/1/2024) pagi.
Di sana, capres yang dikenal merakyat itu mengunjungi sejumlah tempat bersejarah, salah satunya rumah pengasingan Sutan Sjahrir dan Mohammad Hatta (Bung Hatta).
"Betul-betul indah, penuh dengan sejarah, menyesal saya tidak bisa menginap di sini karena kondisi pesawat kemarin. Tapi hari ini alhamdulillah bisa sampai pagi hari, melihat kondisi di Banda," kata Ganjar.
Menurutnya, Pulau Banda Neira memiliki nilai sejarah kolonialisme Belanda. Di sana, Ganjar juga mendapat cerita bahwa biji pala memiliki nilai yang tinggi saat itu.
"Dan dalam sejarahnya itu diceritakan, di Eropa itu kalau orang punya pala, maka kehidupannya, derajatnya, naik. Pala fungsinya banyak sekali dan itu dari kita," tutur Ganjar.
Di samping itu, Ganjar juga mengakui bahwa Pulau Banda Neira memiliki sejarah yang besar bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Buktinya, sejumlah tokoh turut menuangkan perjuangan untuk Indonesia seperti Bung Hatta, Sjahrir, hingga Des Alwi.
Capres yang didukung Partai Perindo itu pun kagum dengan langkah Bung Hatta yang membuka sekolah untuk pribumi di rumah pengasingannya. Baginya, sikap Hatta menunjukan pentingnya pendidikan untuk memajukan sebuah bangsa.
"Betapa pentingnya pendidikan yang didobrak oleh para intelektual pada saat itu dengan cara-cara mencuri-curi karena Belanda tidak mengizinkan kita sekolah. Nah kalau hari ini kita tidak memberikan fasilitas pendidikan rasa-rasanya kita akan sulit maju," ucap Ganjar.
Dari Pulau Banda Neira, Ganjar merasa tahu akan perjuangan para pahlawan dari ujung timur Indonesia melawan praktik kolonialisme.
"Banda ini kecil tapi ceritanya mendunia. Saya suka sekali, dan Sjahrir bilang 'jangan mati sebelum ke Banda Neira," kata Ganjar.
Di sana, capres yang dikenal merakyat itu mengunjungi sejumlah tempat bersejarah, salah satunya rumah pengasingan Sutan Sjahrir dan Mohammad Hatta (Bung Hatta).
"Betul-betul indah, penuh dengan sejarah, menyesal saya tidak bisa menginap di sini karena kondisi pesawat kemarin. Tapi hari ini alhamdulillah bisa sampai pagi hari, melihat kondisi di Banda," kata Ganjar.
Menurutnya, Pulau Banda Neira memiliki nilai sejarah kolonialisme Belanda. Di sana, Ganjar juga mendapat cerita bahwa biji pala memiliki nilai yang tinggi saat itu.
"Dan dalam sejarahnya itu diceritakan, di Eropa itu kalau orang punya pala, maka kehidupannya, derajatnya, naik. Pala fungsinya banyak sekali dan itu dari kita," tutur Ganjar.
Di samping itu, Ganjar juga mengakui bahwa Pulau Banda Neira memiliki sejarah yang besar bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Buktinya, sejumlah tokoh turut menuangkan perjuangan untuk Indonesia seperti Bung Hatta, Sjahrir, hingga Des Alwi.
Capres yang didukung Partai Perindo itu pun kagum dengan langkah Bung Hatta yang membuka sekolah untuk pribumi di rumah pengasingannya. Baginya, sikap Hatta menunjukan pentingnya pendidikan untuk memajukan sebuah bangsa.
Baca Juga
"Betapa pentingnya pendidikan yang didobrak oleh para intelektual pada saat itu dengan cara-cara mencuri-curi karena Belanda tidak mengizinkan kita sekolah. Nah kalau hari ini kita tidak memberikan fasilitas pendidikan rasa-rasanya kita akan sulit maju," ucap Ganjar.
Dari Pulau Banda Neira, Ganjar merasa tahu akan perjuangan para pahlawan dari ujung timur Indonesia melawan praktik kolonialisme.
"Banda ini kecil tapi ceritanya mendunia. Saya suka sekali, dan Sjahrir bilang 'jangan mati sebelum ke Banda Neira," kata Ganjar.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda