Eks Agen Rahasia Rusia Sebut Yulia Skripal Boneka Inggris

Selasa, 29 Mei 2018 - 08:39 WIB
Eks Agen Rahasia Rusia Sebut Yulia Skripal Boneka Inggris
Eks Agen Rahasia Rusia Sebut Yulia Skripal Boneka Inggris
A A A
MOSKOW - Putri mantan mata-mata Rusia yang selamat dari serangan racun di Inggris, Yulia Skripal, telah memberikan wawancara kepada Reuters. Dalam kesaksian publik pertamanya, ia meminta agar privasinya dihormati dan menyatakan kesediaan untuk akhirnya kembali ke Rusia.

Menanggapi hal itu, mantan agen rahasia Rusia dan pensiunan Dinas Intelijen Asing Andrei Bezrukov mengatakan bahwa Yulia Skripal telah diperalat oleh orang yang sama yang meracuninya.

"Dia mengatakan apa yang harus dia katakan dalam situasi ini, di mana orang-orang yang berdiri di sekelilingnya memintanya untuk bereaksi terhadap semua yang terjadi (di dunia), menggunakan pernyataan tertulis, membenarkannya dengan fakta bahwa itu akan lebih mudah (baginya)," ujarnya.

"Ia adalah mainan di tangan orang-orang yang mengatur seluruh operasi ini," cetus Bezrukov seperti dikutip dari Sputnik, Selasa (29/5/2018).

Mantan agen Rusia itu mengkonfirmasi spekulasi yang sebelumnya diungkapkan oleh para ahli lain bahwa surat yang Yulia baca telah diterjemahkan dengan jelas dari bahasa Inggris, karena mengandung frasa yang tidak khas untuk bahasa Rusia.

Ia juga menyatakan pendapatnya bahwa pikiran Yulia secara besar-besaran dicuci oleh orang-orang yang mengawasinya, karena mereka telah membatasi atau mendistorsi sumber informasinya dari dunia luar.

"Dia tidak memiliki sumber informasi alternatif. Bahkan seluruh surat kabar dapat dicetak khusus untuknya. Ini dapat dengan mudah dilakukan di komputer. Mereka bahkan tidak perlu memaksanya untuk membentuk pendapat yang diperlukan (mengenai masalah ini). Setelah itu dia akan selalu bereaksi sesuai dengan pendapat itu," jelas Bezrukov.

Mantan agen itu percaya bahwa kasus Skripal "benar-benar nyaman" bagi Inggris, yang, menurutnya, mencoba menggunakannya untuk mempertahankan pengaruh dan untuk memperbaiki "lubang dalam kebijakan domestik", seperti penurunan peringkat.

Yulia Skripal memberikan wawancara video pada 23 Mei untuk pertama kalinya setelah dia dan ayahnya, mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal, diracuni di Salisbury, Inggris. Dalam pernyataannya, ia meminta agar privasinya dihormati dan menyatakan kesediaan untuk kembali ke Rusia, tetapi menolak tawaran kedutaan Rusia untuk membantu.

Kementerian Luar Negeri Rusia telah menyatakan skeptisisme, mengatakan bahwa ia mungkin telah membaca teks di bawah tekanan, menunjuk ke frase aneh yang tidak khas untuk Rusia.

Perdana Menteri Inggris Theresa May menuduh Rusia mengatur serangan terhadap Skripal dan putrinya, meskipun penyelidikan resmi atas insiden itu belum selesai, dan mengusir 23 diplomat Rusia sebagai hukuman. Sejumlah negara telah mendukung klaim Inggris dan juga telah mengusir lebih dari 150 diplomat Rusia.

Pihak Rusia membantah semua tuduhan dan menyarankan dilakukannya penyelidikan bersama, serta menuntut akses konsuler kepada warganya. Namun, permintaan dan saran itu diabaikan. Moskow juga telah mengusir diplomat dari negara-negara yang bergabung bersama Inggris dan memerintahkan Dewan Inggris untuk menghentikan kegiatannya di Rusia sebagai tanggapan atas langkah London.

Yulia dan Sergei Skripal kembali sadar pada bulan April. Kedutaan Rusia di Inggris telah mengirim banyak permintaan untuk akses konsuler ke Yulia, tetapi pihak Inggris mengklaim bahwa dia telah menolak semua permintaan. Kedutaan Rusia tetap skeptis tentang respon Inggris dan menyebut Yulia bisa dimanipulasi atau diancam.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7054 seconds (0.1#10.140)