Tinjau Hasil Riset Rumput Laut di Lombok, Waka BRIN: Hilirisasi Dorong Produksi Pangan
Rabu, 24 Januari 2024 - 13:11 WIB
JAKARTA - Waka Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Amarulla Octavian mengunjungi pusat budidaya rumput laut di Teluk Ekas, Lombok Timur. Termasuk Laboratorium Bioindustri Laut dan Perairan Darat BRIN di Kawasan Sains Kurnaen Sumadiharga, Lombok Utara.
Dalam kunjungan kerjanya selama dua hari sejak 22 dan 23 Januari 2024, Octavian didampingi Kepala Organisasi Riset Prof. Ocky Karna Radjasa, dan Kepala Pusat Riset Fahrurrozi Izzuddin, serta periset Prof. Hari Eko.
Sambil bertatap muka dengan para petani rumput laut, Prof Amarulla Octavian mencatat semua kebutuhan para petani. Menurut Prof Amarulla Octavian, hilirisasi industri rumput laut sangat mendorong program pemerintah untuk meningkatkan produksi pangan di Indonesia.
”Rumput laut spesies Eucheuma Spinosum sudah diekstrak menjadi biostimulan untuk diolah menjadi pupuk hayati, food aditif dan lain-lain. Sedangkan limbah ekstraksi diolah juga menjadi bioplastik,” katanya, Rabu (24/1/2024).
BRIN saat ini menggunakan teknologi selective breeding dan kultur jaringan untuk pembenihan berbagai spesies rumput laut. Rumput laut spesies Ulva Lactuca, dan Caulerpa Racemosa berhasil dibudidayakan untuk pangan, kosmetik, farmasi, dan bioenergi. Spesies ini juga bisa dikembangkan menjadi carbon reduction untuk mengurangi polusi.
“BRIN juga mengembangkan teknologi spora yang lebih terkini untuk proses penyediaan benih beberapa spesies rumput laut unggulan,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Prof. Amarulla Octavian juga berkesempatan beraudiensi dengan Pj. Gubernur NTB Lalu Gita Aryadi serta mengunjungi Universitas Mataram (Unram) dan Universitas Teknologi Mataram (UTM). Prof Amarulla Octavian diterima langsung Rektor Unram Prof. Bambang Hari Kusumo dan Rektor UTM Lalu Darmawan Bakti.
Prof. Amarulla Octavian juga berkesempatan melakukan diskusi ilmiah dengan para dosen dan peneliti Unram dan UTM sekaligus mengundang seluruh Sivitas Akademika Unram dan UTM untuk aktif dalam berbagai riset rumput laut.
Tidak hanya itu, Prof. Octavian juga berkesempatan mengunjungi kawasan budidaya lobster di Teluk Jor, Lombok Timur, dan BRIDA NTB di Lombok Barat.
Dalam kunjungan kerjanya selama dua hari sejak 22 dan 23 Januari 2024, Octavian didampingi Kepala Organisasi Riset Prof. Ocky Karna Radjasa, dan Kepala Pusat Riset Fahrurrozi Izzuddin, serta periset Prof. Hari Eko.
Sambil bertatap muka dengan para petani rumput laut, Prof Amarulla Octavian mencatat semua kebutuhan para petani. Menurut Prof Amarulla Octavian, hilirisasi industri rumput laut sangat mendorong program pemerintah untuk meningkatkan produksi pangan di Indonesia.
”Rumput laut spesies Eucheuma Spinosum sudah diekstrak menjadi biostimulan untuk diolah menjadi pupuk hayati, food aditif dan lain-lain. Sedangkan limbah ekstraksi diolah juga menjadi bioplastik,” katanya, Rabu (24/1/2024).
BRIN saat ini menggunakan teknologi selective breeding dan kultur jaringan untuk pembenihan berbagai spesies rumput laut. Rumput laut spesies Ulva Lactuca, dan Caulerpa Racemosa berhasil dibudidayakan untuk pangan, kosmetik, farmasi, dan bioenergi. Spesies ini juga bisa dikembangkan menjadi carbon reduction untuk mengurangi polusi.
“BRIN juga mengembangkan teknologi spora yang lebih terkini untuk proses penyediaan benih beberapa spesies rumput laut unggulan,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Prof. Amarulla Octavian juga berkesempatan beraudiensi dengan Pj. Gubernur NTB Lalu Gita Aryadi serta mengunjungi Universitas Mataram (Unram) dan Universitas Teknologi Mataram (UTM). Prof Amarulla Octavian diterima langsung Rektor Unram Prof. Bambang Hari Kusumo dan Rektor UTM Lalu Darmawan Bakti.
Prof. Amarulla Octavian juga berkesempatan melakukan diskusi ilmiah dengan para dosen dan peneliti Unram dan UTM sekaligus mengundang seluruh Sivitas Akademika Unram dan UTM untuk aktif dalam berbagai riset rumput laut.
Tidak hanya itu, Prof. Octavian juga berkesempatan mengunjungi kawasan budidaya lobster di Teluk Jor, Lombok Timur, dan BRIDA NTB di Lombok Barat.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda