Hary Tanoesoedibjo Sebut Diskriminasi Sulit Hilang Selama Kesenjangan Sosial Tinggi
Senin, 22 Januari 2024 - 14:49 WIB
TANGERANG SELATAN - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo menyebut diskriminasi dan isu Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) sulit hilang di tengah masyarakat selama kesenjangan sosial masih tinggi.
Hal itu dipaparkannya saat menyambangi Group Tionghoa Benteng Tangsel di Resto Remaja Kuring, Serpong. Menurut dia, pemahaman keberagaman dan kesetaraan hanya bisa terwujud jika masyarakat bawah sejahtera secara ekonomi.
"Bagaimana kemiskinan bisa cepat dihapuskan dari Indonesia, supaya kecemburuan sosial itu bisa cepat diatasi. Karena itu isu yang paling gampang diangkat, suku, etnis, agama, paling gampang. Selama kecemburuan itu masih lebar, lalu mudah sekali disulut sehingga menimbulkan perselisihan," ujarnya, Senin (22/1/2024).
Dia menuturkan pencapaian kesetaraan dan keberagaman itu harus dimulai dari kebijakan yang pro kesejahteraan. Kebijakan bisa diambil jika berhasil menguasai kursi legislatif dan dan memenangkan kekuatan di eksekutif.
"Tidak ada lagi diskriminasi, tidak ada lagi perbedaan baik suku, etnis, agama, status sosial dan sebagainya. Semua sama di mata hukum. Tapi itu dari sisi legislatif. Eksekutif, kita perlu tokoh yang bisa memercepat kesejahteraan itu sendiri karena mereka adalah pelaksananya, eksekutornya," jelasnya.
Untuk itu, kata HT, Indonesia ke depan membutuhkan sosok pemimpin yang bisa membawa percepatan kesejahteraan. Dari ketiga calon yang bertarung, dia meyakini bahwa hanya pasangan Ganjar-Mahfud yang sesuai dengan kriteria menuju kesejahteraan.
"Solusi untuk Indonesia adalah mempercepat kesejahteraan. Rakyat sejahtera, pemimpinnya berani, tidak ada lagi diskriminasi, pasti itu. Ini yang kita idam-idamkan, kita sudah 78 tahun merdeka tapi masih di sini saja," pungkasnya.
Hal itu dipaparkannya saat menyambangi Group Tionghoa Benteng Tangsel di Resto Remaja Kuring, Serpong. Menurut dia, pemahaman keberagaman dan kesetaraan hanya bisa terwujud jika masyarakat bawah sejahtera secara ekonomi.
"Bagaimana kemiskinan bisa cepat dihapuskan dari Indonesia, supaya kecemburuan sosial itu bisa cepat diatasi. Karena itu isu yang paling gampang diangkat, suku, etnis, agama, paling gampang. Selama kecemburuan itu masih lebar, lalu mudah sekali disulut sehingga menimbulkan perselisihan," ujarnya, Senin (22/1/2024).
Dia menuturkan pencapaian kesetaraan dan keberagaman itu harus dimulai dari kebijakan yang pro kesejahteraan. Kebijakan bisa diambil jika berhasil menguasai kursi legislatif dan dan memenangkan kekuatan di eksekutif.
"Tidak ada lagi diskriminasi, tidak ada lagi perbedaan baik suku, etnis, agama, status sosial dan sebagainya. Semua sama di mata hukum. Tapi itu dari sisi legislatif. Eksekutif, kita perlu tokoh yang bisa memercepat kesejahteraan itu sendiri karena mereka adalah pelaksananya, eksekutornya," jelasnya.
Untuk itu, kata HT, Indonesia ke depan membutuhkan sosok pemimpin yang bisa membawa percepatan kesejahteraan. Dari ketiga calon yang bertarung, dia meyakini bahwa hanya pasangan Ganjar-Mahfud yang sesuai dengan kriteria menuju kesejahteraan.
"Solusi untuk Indonesia adalah mempercepat kesejahteraan. Rakyat sejahtera, pemimpinnya berani, tidak ada lagi diskriminasi, pasti itu. Ini yang kita idam-idamkan, kita sudah 78 tahun merdeka tapi masih di sini saja," pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda