Komisi VI DPR Dukung Bio Farma Genjot Produksi Vaksin COVID-19
Selasa, 11 Agustus 2020 - 20:25 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VI DPR, Aria Bima menyambut baik langkah Bio Farma untuk terus menggenjot produksi vaksin COVID-19 dengan target yang sudah ditetapkan holding Farmasi BUMN tersebut. Hal itu diyakini dapat memberikan optimisme bagi masyarakat dalam mengakhiri pandemi. Sebab, masyarakat ingin virus tersebut segera dapat teratasi dengan secepat mungkin.
“Kalau produksi yo optimis, harus optimis, produksi itu ya tugas BUMN, rakyat butuh segera virus ini mati, Komisi VI akan mengawal terus bekerja sama dengan Menteri BUMN dan terutama adalah BUMN Farmasi seperti Bio Farma sebagai holding,” ujar Aria, Selasa (11/8/2020). (Baca juga: Positif Covid-19 Bertambah 1.693 Kasus, Total Meninggal 5.824 orang)
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mendorong Bio Farma secepat mungkin untuk memproduksi vaksin yang sudah menjadi keputusan. Standar vaksin yang sekarang masih tahap proses uji klinis segera harus dilakukan jangan sampai terlambat.
“Karena penyelesaian dampak pandemi ini tidak lepas dari cepat atau lambatnya vaksin itu ditemukan dan dipasarkan atau diperbanyak,” katanya.
Dirinya mengatakan di dalam roadmap peran BUMN menangani pandemi ada tiga skenario yang sudah dipetakan dan sudah ditetapkan oleh rapat kerja antara Kementerian BUMN dengan Komisi VI DPR RI. Yakni, mengenai virusnya, penyebarannya, serta penanganan dampak sosial ekonominya.
"Nah memang itu sudah sesuai dengan arah apa yang ditetapkan oleh rapat kerja dengan Komisi VI,” imbuhnya.
Dia melanjutkan setidaknya ada dua peran dan tugas BUMN khususnya BUMN sektor Farmasi dalam hal ini Bio Farma selaku induk dari BUMN Farmasi dalam menanggulangi pandemi COVID-19 ini. “Pertama adalah bagaimana hal yang terkait dengan masalah penyembuhan dan penyebaran, kedua adalah masalah vaksin,” katanya.
Menurutnya, tugas pertama Bio Farma adalah bagaimana fokus berkonsentrasi mengadakan suatu pengkajian untuk segera berkolaborasi dengan berbagai perusahaan farmasi dunia maupun WHO untuk secepat mungkin proaktif untuk mendapatkan vaksin.
“Sekaligus bagaimana Bio Farma bisa melibatgandakan dan memperbanyak vaksin tersebut guna memastikan virusnya atau nanti vaksin dan setelah itu akan ditemukan obat-obatnya. Obatnya itu nanti boleh (diproduksi) BUMN Farmasi lainnya, tapi obatkan harus ketemu kalau vaksinnya ketemu dulu,” terang Aria. (Baca juga: Tercatat Sebanyak 85.928 Orang Menjadi Suspek COVID-19)
Kedua, masalah penekanan penyebaran virus dengan mematuhi protokol COVID-19, seperti pengadaan masker, selalu menjaga jarak, serta kegiatan peningkatan penguatan imun Vitamin C bagi kekebalan tubuh. “Memang sudah tugas sebagai Bio Farma dan itu menjadi keputusan antara Kementerian BUMN sebagai mitra kerja Komisi VI,” pungkasnya.
“Kalau produksi yo optimis, harus optimis, produksi itu ya tugas BUMN, rakyat butuh segera virus ini mati, Komisi VI akan mengawal terus bekerja sama dengan Menteri BUMN dan terutama adalah BUMN Farmasi seperti Bio Farma sebagai holding,” ujar Aria, Selasa (11/8/2020). (Baca juga: Positif Covid-19 Bertambah 1.693 Kasus, Total Meninggal 5.824 orang)
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mendorong Bio Farma secepat mungkin untuk memproduksi vaksin yang sudah menjadi keputusan. Standar vaksin yang sekarang masih tahap proses uji klinis segera harus dilakukan jangan sampai terlambat.
“Karena penyelesaian dampak pandemi ini tidak lepas dari cepat atau lambatnya vaksin itu ditemukan dan dipasarkan atau diperbanyak,” katanya.
Dirinya mengatakan di dalam roadmap peran BUMN menangani pandemi ada tiga skenario yang sudah dipetakan dan sudah ditetapkan oleh rapat kerja antara Kementerian BUMN dengan Komisi VI DPR RI. Yakni, mengenai virusnya, penyebarannya, serta penanganan dampak sosial ekonominya.
"Nah memang itu sudah sesuai dengan arah apa yang ditetapkan oleh rapat kerja dengan Komisi VI,” imbuhnya.
Dia melanjutkan setidaknya ada dua peran dan tugas BUMN khususnya BUMN sektor Farmasi dalam hal ini Bio Farma selaku induk dari BUMN Farmasi dalam menanggulangi pandemi COVID-19 ini. “Pertama adalah bagaimana hal yang terkait dengan masalah penyembuhan dan penyebaran, kedua adalah masalah vaksin,” katanya.
Menurutnya, tugas pertama Bio Farma adalah bagaimana fokus berkonsentrasi mengadakan suatu pengkajian untuk segera berkolaborasi dengan berbagai perusahaan farmasi dunia maupun WHO untuk secepat mungkin proaktif untuk mendapatkan vaksin.
“Sekaligus bagaimana Bio Farma bisa melibatgandakan dan memperbanyak vaksin tersebut guna memastikan virusnya atau nanti vaksin dan setelah itu akan ditemukan obat-obatnya. Obatnya itu nanti boleh (diproduksi) BUMN Farmasi lainnya, tapi obatkan harus ketemu kalau vaksinnya ketemu dulu,” terang Aria. (Baca juga: Tercatat Sebanyak 85.928 Orang Menjadi Suspek COVID-19)
Kedua, masalah penekanan penyebaran virus dengan mematuhi protokol COVID-19, seperti pengadaan masker, selalu menjaga jarak, serta kegiatan peningkatan penguatan imun Vitamin C bagi kekebalan tubuh. “Memang sudah tugas sebagai Bio Farma dan itu menjadi keputusan antara Kementerian BUMN sebagai mitra kerja Komisi VI,” pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda