Semakin Diperhitungkan, Industri Pertahanan Indonesia Incar Peringkat 50 Besar Dunia
Jum'at, 12 Januari 2024 - 22:58 WIB
JAKARTA - Industri Pertahanan Indonesia atau Defend Industri Indonesia (Defend ID) yang merupakan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 2024 ini mengincar prestasi nomor 50 dunia. Sebab dalam dua tahun terakhir, prestasi industri pertahanan dalam negeri luar biasa keren.
Direktur Utama PT Len Industri, sebagai induk Holding Defend ID, Bobby Rasyidin mengatakan industri pertahanan mengalami lonjakan rangking yang luar biasa. Sebelum era Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subiangto, industri pertahanan Indonesia sama sekali tidak masuk dalam 150 daftar kotak.
Namun dua tahun lalu, industri pertahanan Indonesia mulai muncul di urutan nomor 86. Kemudian 2023, industri pertahanan Indonesia kian membaik hingga berada di urutan 76.
“Kita harapkan tahun ini berada di urutan ke 50,” ujar Bobby Rasyidin dalam diskusi bertema Membangun Kekuatan Pertahanan di Kawasan Regional di Media Center Indonesia Maju Jalan Diponegoro No.15, Menteng, Jakarta, Jumat (12/1/2024).
Bobby Rasyidin menjelaskan berbicara Industri pertahanan itu ada tiga parameter. Pertama, Global Fire Power (GFP) Indonesia berada di nomor 13. Industri pertahanan Indonesia relevan dengan wilayah, dengan 1,7 juta kilometer persegi daratan dan 6 juta sekian include lautan. Indonesia secara luasan termasuk dalam urutan ke-16.
Kedua, perkembangan industri pertahanan sangat signifikan di bawah binaan Prabowo Subianto. “Sehingga Indonesia termasuk negara secara kemampuan pertahanan baik Fire Power dan indutri pertahanan cukup kuat di dunia,” ujarnya.
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Muhammad Herindra mengatakan secara umum kondisi alat perang Indonesia menuju arah yang bagus dan mutakhir. Kondisi alat perang ini masih mendukung tugas pokok dan fungsi TNI menjaga kedaulatan.
”Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, kata Muhammad Herinda sangat konsen dan fokus dalam menjaga performa TNI agar kinerja terus optimal,” ucapnya.
Direktur Utama PT Len Industri, sebagai induk Holding Defend ID, Bobby Rasyidin mengatakan industri pertahanan mengalami lonjakan rangking yang luar biasa. Sebelum era Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subiangto, industri pertahanan Indonesia sama sekali tidak masuk dalam 150 daftar kotak.
Namun dua tahun lalu, industri pertahanan Indonesia mulai muncul di urutan nomor 86. Kemudian 2023, industri pertahanan Indonesia kian membaik hingga berada di urutan 76.
“Kita harapkan tahun ini berada di urutan ke 50,” ujar Bobby Rasyidin dalam diskusi bertema Membangun Kekuatan Pertahanan di Kawasan Regional di Media Center Indonesia Maju Jalan Diponegoro No.15, Menteng, Jakarta, Jumat (12/1/2024).
Bobby Rasyidin menjelaskan berbicara Industri pertahanan itu ada tiga parameter. Pertama, Global Fire Power (GFP) Indonesia berada di nomor 13. Industri pertahanan Indonesia relevan dengan wilayah, dengan 1,7 juta kilometer persegi daratan dan 6 juta sekian include lautan. Indonesia secara luasan termasuk dalam urutan ke-16.
Kedua, perkembangan industri pertahanan sangat signifikan di bawah binaan Prabowo Subianto. “Sehingga Indonesia termasuk negara secara kemampuan pertahanan baik Fire Power dan indutri pertahanan cukup kuat di dunia,” ujarnya.
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Muhammad Herindra mengatakan secara umum kondisi alat perang Indonesia menuju arah yang bagus dan mutakhir. Kondisi alat perang ini masih mendukung tugas pokok dan fungsi TNI menjaga kedaulatan.
”Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, kata Muhammad Herinda sangat konsen dan fokus dalam menjaga performa TNI agar kinerja terus optimal,” ucapnya.
(cip)
tulis komentar anda