Khatib Jumat di Bangil, Mahfud Beri Pesan soal Ketenangan Hidup dan Kenyamanan Mati
Jum'at, 12 Januari 2024 - 21:50 WIB
JOMBANG - Calon wakil presiden (cawapres) 2024 nomor urut 3, Mahfud MD menyampaikan kisah Alqomah yang durhaka kepada ibunya. Menurut Mahduf, kisah itu bisa dijadikan pelajaran agar hidup tenang dan mati kita nyaman.
Hal itu disampaikan Mahfud MD saat menjadi khatib Salat Jumat di Masjid An Nur Sangeng Kramat, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. "Para jemaah, dalam hidup ini tidak ada yang lebih penting dari ketenangan hidup dan kenyamanan mati, hidup tenang, mati nyaman," ucap Mahfud, Jumat (12/1/2024).
Mahfud mengingatkan, Alqomah menemui kesulitan saat mati karena durhaka, serta Sang Ibu tidak memaafkan. Alqomah baru bisa mati usai luluh hati ibu dan memaafkan. "Itu kematian yang menyengsarakan. Tidak ada gunanya harta, anak dan istrimu tidak bisa menolong, yang bisa menolong hanya orang yang datang kepada Allah dengan hati damai," ujarnya.
Mahfud turut menyampaikan damainya kepergian Nabi Muhammad. Termasuk, jelang kepergian saat Rasulullah tersenyum, menangis dan membuat Fatimah bingung.
Ternyata, Nabi tersenyum karena begitu senang ingin menghadap Allah SWT. Tapi, Nabi juga menangis karena melihat kalau keluarganya akan menangisi kepergiannya.
"Saudara, itulah cara mati yang nyaman, itulah yang disebut datang kepada Allah dalam hati yang damai. Siapa yang bisa mambawa hati damai, itu adalah orang-orang yang bertaqwa," katanya.
Selain Mahfud sebagai khatib, untuk shalat Jumat ada Ustad Ruhul Amin yang bertugas sebagai imam. Ustad Asat Fatah sebagai bilal, serta Ustad Fiqri sebagai muazin.
Setelah Salat Jumat, Mahfud melakukan ziarah ke makam Habib Abdullah bin Ali Al Haddad yang tidak jauh dari Masjid An Nur. Masjid An Nur sendiri merupakan salah satu peninggalan dari Habib Abdullah.
Hal itu disampaikan Mahfud MD saat menjadi khatib Salat Jumat di Masjid An Nur Sangeng Kramat, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. "Para jemaah, dalam hidup ini tidak ada yang lebih penting dari ketenangan hidup dan kenyamanan mati, hidup tenang, mati nyaman," ucap Mahfud, Jumat (12/1/2024).
Mahfud mengingatkan, Alqomah menemui kesulitan saat mati karena durhaka, serta Sang Ibu tidak memaafkan. Alqomah baru bisa mati usai luluh hati ibu dan memaafkan. "Itu kematian yang menyengsarakan. Tidak ada gunanya harta, anak dan istrimu tidak bisa menolong, yang bisa menolong hanya orang yang datang kepada Allah dengan hati damai," ujarnya.
Baca Juga
Mahfud turut menyampaikan damainya kepergian Nabi Muhammad. Termasuk, jelang kepergian saat Rasulullah tersenyum, menangis dan membuat Fatimah bingung.
Ternyata, Nabi tersenyum karena begitu senang ingin menghadap Allah SWT. Tapi, Nabi juga menangis karena melihat kalau keluarganya akan menangisi kepergiannya.
"Saudara, itulah cara mati yang nyaman, itulah yang disebut datang kepada Allah dalam hati yang damai. Siapa yang bisa mambawa hati damai, itu adalah orang-orang yang bertaqwa," katanya.
Selain Mahfud sebagai khatib, untuk shalat Jumat ada Ustad Ruhul Amin yang bertugas sebagai imam. Ustad Asat Fatah sebagai bilal, serta Ustad Fiqri sebagai muazin.
Setelah Salat Jumat, Mahfud melakukan ziarah ke makam Habib Abdullah bin Ali Al Haddad yang tidak jauh dari Masjid An Nur. Masjid An Nur sendiri merupakan salah satu peninggalan dari Habib Abdullah.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda