Agar Tak Diremehkan Negara Lain, Pengamat Sebut Pertahanan Harus Jadi Prioritas
Selasa, 09 Januari 2024 - 19:12 WIB
JAKARTA - Bidang pertahanan sebuah negara dinilai harus menjadi prioritas, hal ini agar negara tersebut tidak diremehkan oleh negara lain. Pandangan tersebut disampaikan pengamat birokrasi, Varhan Abdul Aziz.
Varhan mengungkapkan, naiknya peringkat kekuatan militer Indonesia ke peringkat 13 dunia dari 145 negara pada tahun 2023 patut diapresiasi. Kata dia, pada 2019 Indonesia berada di peringkat 16 berdasarkan data Global Firepower Rank, pada tahun 2023 naik 3 peringkat.
"Ini merupakan prestasi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam hampir lima tahun menjalankan amanat yang diemban," kata Varhan dalam keterangannya, Selasa (9/1/2024).
"Bila Pertahanan tidak menjadi salah satu prioritas maka negara lain bisa saja meremehkan kita dan dengan mudahnya kita mendapat potensi gangguan kedaulatan sumber daya, yang harus dilindungi untuk rakyat," tambahnya.
Dijelaskan Varhan, jika sebuah negara tidak mempersiapkan alutsista yang layak, maka potensi serangan bisa sangat besar terjadi.
"Dapat menghancurkan semua fondasi ekonomi, pendidikan, hukum, sosial yang dibangun. Peran Menhan Prabowo besar dalam menjaga stabilitas yang sudah dibangun Kabinet Jokowi ini," ungkapnya.
Wakil Bendahara Umum DPP KNPI ini menyampaikan, dengan 131.9 triliun anggaran Kemhan sebetulnya dibagi untuk lima instansi, Mabes TNI, AD, AU, dan AL, sedang Kemhan sendiri hanya 22.43 Triliun, terbesar di AD yang mendapat 55.26 T, yang dianggap sesuai dengan jumlah rasio personel tertinggi.
"Untuk alutsista sendiri rasio yang realistis hanya bisa ditempatkan pada angka 17 persen. Seperti halnya belanja pemerintah di Instansi lainya, terbesar tentu di berada pada unsur pegawai. Namun Pak Prabowo ini, dengan anggaran yang menyebar reformasi alusista bisa dibuat efisien dan meningkatkan value pertahanan negara kita," sebutnya.
Varhan juga mengingatkan, bahwa di masa Menhan Prabowo Indonesia menjadi negara dengan kekuatan militer nomor 1 di ASEAN.
Varhan mengungkapkan, naiknya peringkat kekuatan militer Indonesia ke peringkat 13 dunia dari 145 negara pada tahun 2023 patut diapresiasi. Kata dia, pada 2019 Indonesia berada di peringkat 16 berdasarkan data Global Firepower Rank, pada tahun 2023 naik 3 peringkat.
"Ini merupakan prestasi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam hampir lima tahun menjalankan amanat yang diemban," kata Varhan dalam keterangannya, Selasa (9/1/2024).
"Bila Pertahanan tidak menjadi salah satu prioritas maka negara lain bisa saja meremehkan kita dan dengan mudahnya kita mendapat potensi gangguan kedaulatan sumber daya, yang harus dilindungi untuk rakyat," tambahnya.
Dijelaskan Varhan, jika sebuah negara tidak mempersiapkan alutsista yang layak, maka potensi serangan bisa sangat besar terjadi.
"Dapat menghancurkan semua fondasi ekonomi, pendidikan, hukum, sosial yang dibangun. Peran Menhan Prabowo besar dalam menjaga stabilitas yang sudah dibangun Kabinet Jokowi ini," ungkapnya.
Wakil Bendahara Umum DPP KNPI ini menyampaikan, dengan 131.9 triliun anggaran Kemhan sebetulnya dibagi untuk lima instansi, Mabes TNI, AD, AU, dan AL, sedang Kemhan sendiri hanya 22.43 Triliun, terbesar di AD yang mendapat 55.26 T, yang dianggap sesuai dengan jumlah rasio personel tertinggi.
"Untuk alutsista sendiri rasio yang realistis hanya bisa ditempatkan pada angka 17 persen. Seperti halnya belanja pemerintah di Instansi lainya, terbesar tentu di berada pada unsur pegawai. Namun Pak Prabowo ini, dengan anggaran yang menyebar reformasi alusista bisa dibuat efisien dan meningkatkan value pertahanan negara kita," sebutnya.
Varhan juga mengingatkan, bahwa di masa Menhan Prabowo Indonesia menjadi negara dengan kekuatan militer nomor 1 di ASEAN.
tulis komentar anda