Presiden Jokowi Bertemu 3 Ketum Parpol, Pengamat: Etika dan Fatsus Politik Dilupakan
Senin, 08 Januari 2024 - 21:28 WIB
JAKARTA - Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan 3 menteri yang juga ketua umum partai politik menarik perhatian publik. Pertemuan tersebut dinilai sebagai hal yang sah ketika dimaknai dalam lingkup kerja pemerintahan.
"Pada satu sisi, sah-sah saja karena ketiganya adalah menteri yang notabene pembantu presiden. Tapi, kita tidak tahu apa masalah yang sedang mereka bahas. Apakah mereka membahas capres? Bisa iya, bisa tidak," ujar Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo, Senin (8/1/2024).
Seperti diketahui, Jokowi melakukan pertemuan empat mata bersama 3 ketum parpol yang menjadi menterinya yakni Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, dan Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam tiga hari berturut-turut.
Suko menilai kecurigaan tentang ketidaknetralan semakin kuat mengingat Jokowi hanya menemui 3 menteri yang menjadi ketua umum parpol pengusung putranya, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres.
"Jika merintis hanya 3 menteri yang kebetulan ketua parpol pendukung Prabowo di mana wakilnya putranya Pak Jokowi sangat mungkin membahas kondisi politik dan running pasangan Prabowo - Gibran," ungkapnya.
Suko mengatakan, dalam politik praktis ketidaknetralan tidak bisa dihindarkan. Apalagi dalam konteks ini, Jokowi punya kepentingan. "Rasanya dalam politik selalu saja tidak ada kenetralan karena Presiden punya kepentingan terhadap suksesi 2024," ujarnya.
Dia menilai etika dan fatsun politik sudah tidak lagi menjadi patron utama. "Etika saat ini hampir tidak jadi perhatian, apalagi dalam kompetisi politik," ucapnya.
Begitu pula, klaim netralitas yang selama ini digembar-gemborkan oleh penguasa semakin jauh dari realita. "Sejauh ini, memang terkesan ada keterlibatan," katanya.
"Pada satu sisi, sah-sah saja karena ketiganya adalah menteri yang notabene pembantu presiden. Tapi, kita tidak tahu apa masalah yang sedang mereka bahas. Apakah mereka membahas capres? Bisa iya, bisa tidak," ujar Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo, Senin (8/1/2024).
Seperti diketahui, Jokowi melakukan pertemuan empat mata bersama 3 ketum parpol yang menjadi menterinya yakni Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, dan Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam tiga hari berturut-turut.
Baca Juga
Suko menilai kecurigaan tentang ketidaknetralan semakin kuat mengingat Jokowi hanya menemui 3 menteri yang menjadi ketua umum parpol pengusung putranya, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres.
"Jika merintis hanya 3 menteri yang kebetulan ketua parpol pendukung Prabowo di mana wakilnya putranya Pak Jokowi sangat mungkin membahas kondisi politik dan running pasangan Prabowo - Gibran," ungkapnya.
Suko mengatakan, dalam politik praktis ketidaknetralan tidak bisa dihindarkan. Apalagi dalam konteks ini, Jokowi punya kepentingan. "Rasanya dalam politik selalu saja tidak ada kenetralan karena Presiden punya kepentingan terhadap suksesi 2024," ujarnya.
Dia menilai etika dan fatsun politik sudah tidak lagi menjadi patron utama. "Etika saat ini hampir tidak jadi perhatian, apalagi dalam kompetisi politik," ucapnya.
Begitu pula, klaim netralitas yang selama ini digembar-gemborkan oleh penguasa semakin jauh dari realita. "Sejauh ini, memang terkesan ada keterlibatan," katanya.
tulis komentar anda