Bukan Perubahan atau Keberlanjutan, Ini Jargon Ganjar: Cepat dan Unggul
Rabu, 20 Desember 2023 - 14:43 WIB
JAKARTA - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengusung jargon Cepat dan Unggul pada kontestasi Pilpres 2024. Hal itu berbeda dengan jargon dua rivalnya, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto, yakni Perubahan dan Keberlanjutan.
"Cepat dan Unggul," kata Ganjar saat kunjungan ke Jawa Tengah dan Yogyakarta, dikutip, Rabu (20/12/2023).
Ganjar menjelaskan, cepat berarti dirinya akan merespons langsung persoalan masyarakat. Artinya pemerintah harus memberikan pelayanan secepatnya.
"Cepat itu merespons segala persoalan masyarakat yang hari ini membutuhkan sesuatu dari pemerintah. Konteksnya pelayanan. Itu bisa dilakukan kalau pemerintah bisa mempermudah pelayanan. Itu cepat, sat set," kata Ganjar.
Sementara, unggul artinya untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045. Untuk mencapai tujuan itu, maka sumber daya manusia (SDM) harus dipersiapkan menjadi SDM unggul.
"Unggul itu karena kita mau menuju 2045, kalau ekonomi tidak tumbuh unggul, SDMnya tidak unggul, bonus demografinya tidak dimanfaatkan dengan baik, kita mau ngomong apa?" ujarnya.
"Jadi tidak sekadar cerita anti atau tidak setuju tapi bagaimana kita melompat lebih tinggi lagi," katanya.
Lihat Juga: Menteri Rosan Harap Investasi ke Indonesia Meningkat usai Donald Trump Menangi Pilpres AS 2024
"Cepat dan Unggul," kata Ganjar saat kunjungan ke Jawa Tengah dan Yogyakarta, dikutip, Rabu (20/12/2023).
Ganjar menjelaskan, cepat berarti dirinya akan merespons langsung persoalan masyarakat. Artinya pemerintah harus memberikan pelayanan secepatnya.
"Cepat itu merespons segala persoalan masyarakat yang hari ini membutuhkan sesuatu dari pemerintah. Konteksnya pelayanan. Itu bisa dilakukan kalau pemerintah bisa mempermudah pelayanan. Itu cepat, sat set," kata Ganjar.
Sementara, unggul artinya untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045. Untuk mencapai tujuan itu, maka sumber daya manusia (SDM) harus dipersiapkan menjadi SDM unggul.
"Unggul itu karena kita mau menuju 2045, kalau ekonomi tidak tumbuh unggul, SDMnya tidak unggul, bonus demografinya tidak dimanfaatkan dengan baik, kita mau ngomong apa?" ujarnya.
"Jadi tidak sekadar cerita anti atau tidak setuju tapi bagaimana kita melompat lebih tinggi lagi," katanya.
Baca Juga
Lihat Juga: Menteri Rosan Harap Investasi ke Indonesia Meningkat usai Donald Trump Menangi Pilpres AS 2024
(abd)
tulis komentar anda