Pendukung Jokowi Sebut Ibas Kurang Wawasan, Begini Kata Wasekjen Demokrat

Senin, 10 Agustus 2020 - 03:07 WIB
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR (FPD) Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Foto: Dok SINDOnews
JAKARTA - Pernyataan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR (FPD) Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang membandingkan keberhasilan pemerintahan era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan kondisi pemerintahan saat ini berbuntut panjang.

Pasalnya, beberapa pendukung pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) baik dari parpol maupun menterinya menanggapi bahwa kondisi pandemi hari ini tidak bisa dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya. Bahkan, menyebut putra bungsu SBY itu kurang wawasan. (Baca juga: Netizen Jodohkan AHY dengan Prabowo, Demokrat: Pemilu Masih Jauh)





Menanggapi itu, Wasekjen DPP Partai Demokrat Irwan menyebut bahwa pernyataan dan tudingan itu juga memperlihatkan pendukung dan menteri Jokowi kurang menerapkan budaya literasi dan tabayyun terhadap suatu informasi.

“Sehingga pernyataannya menjadi liar dan menggelitik akal sehat. Karena pidato Mas Ibas tidak ada menyerang siapapun apalagi secara personal, harusnya mereka bisa baca konteks pidato secara utuh,” ujar Irwan, Minggu (9/8/2020).

Sekretaris Bendahara Fraksi Demokrat DPR ini mengingatkan agar dalam setiap menanggapi suatu informasi tidak hanya direspons secara agresif dan bersikap asal pimpinan senang saja tanpa mencermati konteksnya secara utuh.

"Menurut saya adalah respons terburu-buru tanpa budaya literasi yang kuat terhadap rekam sejarah perekonomian Indonesia dan juga sebuah sikap yang asal pimpinan (bapak) senang (ABS) saja tanpa melihat secara jujur konteks dari yang disampaikan Mas Ibas,” terangnya.

Karena itu, sebagai anak bangsa tidak menunjukkan sikap patriot kalau mencoba meninggalkan sejarah, apalagi mencoba menyalahkan sejarah yang ada. (Baca juga: Sistem Penggajian Pegawai KPK dalam PP 41 Tahun 2020 Kemunduran dan Rentan Korupsi)

“Apa yang disampaikan Mas Ibas adalah fakta sejarah bahwa bersama bapak SBY selama 10 tahun ekonomi Indonesia saat itu meroket, APBN kita meningkat, utang dan defisit kita terjaga,” ujar legislator asal Kalimantan Timur itu.

Dengan demikian, kalaupun ekonomi hari ini minus 5,32% di kuartal II tahun 2020 itu merupakan bagian dari fakta sejarah perekonomian Indonesia di masa depan. “Semoga saja pemerintah bisa menyelamatkannya agar rakyat dan negara bisa bangkit,” kata anggota Komisi V DPR itu.
(jon)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More