Politikus PDIP Anggap Pembangunan Infastruktur dalam 10 Tahun Terakhir Tanpa Jiwa

Senin, 27 November 2023 - 02:10 WIB
"Kami yakin, jika seluruh penyelenggara negara bisa melaksanakan nilai-nilai tersebut pada gerak hidupnya sehari hari, hal itu akan memantul lebih luas menjadi jiwa bangsa," katanya.

Dengan penghayatan total atas nilai-nilai luhur itu, maka seluruh potensi pembangunan nasional akan lebih mudah diorganisasi untuk menopang cita-cita pembangunan. Keteladanan pemimpin nasional yang menyebar ke seluruh level penyelenggara negara akan menjadi energi penggerak penting bagi pembangunan.

Said berharap pembangunan yang dilakukan menaikkan pendapatan per kapita, menurunkan tingkat kemiskinan, membuka lapangan kerja, meningkatkan partisipasi pendidikan, meningkatkan harapan hidup rakyat, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi, talenta anak-anak bangsa yang hebat, menempuh jalan ekonomi hijau, menjadikan poros maritim dunia semuanya perlu, dan akan ditopang oleh kekuatan gotong royong semesta, asalkan penghayatan atas jiwa bangsa diatas telah menubuh. Jadi, gerakan pembangunan bukan semata mata agenda dan urusan pemerintahan.

Rakyat akan merasa memiliki cita cita itu. Jadi ini bukan semata milik atau agenda Ganjar dan Mahfud. Nalar inilah yang luput pada pembangunan kita selama ini, karena semua agenda pembanguan dipahami dan hanya diformulasikan secara teknokrasi. Teknokrasi sangat penting karena memandu kalkulasi dan mitigasi, namun sama pentingnya adalah rasa kepemilikan rakyat atas agenda pembangunan.

Diakui Said Abdullah, visi manusia unggul menjadi agenda berat dan tidak mudah. Namun tuntutan itu tidak bisa dihindai sebagai jawaban atas kemerosotan nilai-nilai pembangunan selama ini.

"Belajar dari semua bangsa yang jatuh paska perang dunia kedua, karena kalah perang, namun kenapa mereka bisa segera bangkit? kebangkitan mereka dimulai dari kebangkitan mental bangsanya," katanya.

Perjalanan sejarah bangsa Indonesia sesungguhnya cukup menjadi gemblengan untuk menuju bangsa yang kuat. "Kini, Ganjar-Mahfud memanggil kita semua, bukan demi kekuasaan beliau berdua, tapi karena kita perlu memperkuat cita-cita reformasi, dan panggilan ini adalah keniscayaan sejarah yang harus kita lalui, untuk sebenar-benarnya menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang unggul, setara, bahkan melampaui bangsa bangsa yang maju di dunia," katanya.
(thm)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More