Muslimat dan Fatayat NU 'Jewer' Anak dan Ingatkan Suami untuk Bermasker
Jum'at, 07 Agustus 2020 - 14:03 WIB
JAKARTA - Koordinator Satuan Tugas (Satgas) NU Peduli Cegah Covid-19 Muhammad Makky Zamzami mengatakan NU telah menggerakkan Muslimat dan Fatayat untuk mengampanyekan dan mengedukasi bermasker untuk mencegah Covid-19 .
"Baru-baru ini kita akan kita menggerakkan dari Muslimat dan Fatayat sebagai ibu-ibu di rumah untuk 'menjewer' anak ataupun mengingatkan suaminya agar selalu menggunakan masker ketika keluar. Karena kalau di rumah kan, Ibu itu yang lebih perhatian. Nah di sinilah yang kita sekarang gerakkan agar tidak lupa. Dan itu menjadi satu perilaku atau kebiasaan baru yang bisa kita terapkan," kata Makky di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB , Jakarta, Jumat (7/8/2020).
Makky juga menegaskan bahwa NU terus melakukan upaya promotif dan preventif untuk mengedukasi masyarakat agar bermasker namun dengan bahasa yang humanis sehingga dapat diterima di masyarakat. "Karena gini, bahasan terkait Covid kadang-kadang di level-level masyarakat daerah ini nggak bisa dicerna dengan baik ya. Butuh lebih disederhanakan. Intinya pakai masker itu apa sih? Buat menyelamatkan saya, selamatkan kalian," jelas Makky.( ).
Namun, Makky mengatakan upaya yang telah dibangun untuk mengedukasi masyarakat agar patuhi protokol kesehatan terganggu dengan adanya statement dari publik figur yang tidak percaya Covid-19. "Saat ini yang kita sudah bangun tiba-tiba ada serangan dari publik figur yang tidak percaya dan lain-lain yang ini akan kadang mengganggu juga. Mengganggu ritme kita dalam menyampaikan informasi," kata Makky.
Oleh karena itu, Makky mengingatkan bahwa melakukan adaptasi kebiasaan baru dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19 kuncinya adalah di dalam keluarga. "Karena itu kita dengan basis terutama basis masyarakat hukuman sosial, hukuman sosial saling mengingatkan terutama di keluarga sendiri itu sangat kita tekankan."( ).
Makky menambahkan, memakai masker bukan untuk gaya-gayaan. "Oke sekarang banyak masker yang variasi gitu motifnya, nggak masalah, yang penting paham kenapa harus memakai masker. Ini yang terus kita gempur, walaupun kadang pemilihan masker tidak efektif."
"Baru-baru ini kita akan kita menggerakkan dari Muslimat dan Fatayat sebagai ibu-ibu di rumah untuk 'menjewer' anak ataupun mengingatkan suaminya agar selalu menggunakan masker ketika keluar. Karena kalau di rumah kan, Ibu itu yang lebih perhatian. Nah di sinilah yang kita sekarang gerakkan agar tidak lupa. Dan itu menjadi satu perilaku atau kebiasaan baru yang bisa kita terapkan," kata Makky di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB , Jakarta, Jumat (7/8/2020).
Makky juga menegaskan bahwa NU terus melakukan upaya promotif dan preventif untuk mengedukasi masyarakat agar bermasker namun dengan bahasa yang humanis sehingga dapat diterima di masyarakat. "Karena gini, bahasan terkait Covid kadang-kadang di level-level masyarakat daerah ini nggak bisa dicerna dengan baik ya. Butuh lebih disederhanakan. Intinya pakai masker itu apa sih? Buat menyelamatkan saya, selamatkan kalian," jelas Makky.( ).
Namun, Makky mengatakan upaya yang telah dibangun untuk mengedukasi masyarakat agar patuhi protokol kesehatan terganggu dengan adanya statement dari publik figur yang tidak percaya Covid-19. "Saat ini yang kita sudah bangun tiba-tiba ada serangan dari publik figur yang tidak percaya dan lain-lain yang ini akan kadang mengganggu juga. Mengganggu ritme kita dalam menyampaikan informasi," kata Makky.
Oleh karena itu, Makky mengingatkan bahwa melakukan adaptasi kebiasaan baru dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19 kuncinya adalah di dalam keluarga. "Karena itu kita dengan basis terutama basis masyarakat hukuman sosial, hukuman sosial saling mengingatkan terutama di keluarga sendiri itu sangat kita tekankan."( ).
Makky menambahkan, memakai masker bukan untuk gaya-gayaan. "Oke sekarang banyak masker yang variasi gitu motifnya, nggak masalah, yang penting paham kenapa harus memakai masker. Ini yang terus kita gempur, walaupun kadang pemilihan masker tidak efektif."
(zik)
tulis komentar anda