Jelang Pemilu 2024, Ketum LDII Ingatkan Kebebasan Demokrasi Harus Utamakan Kebajikan
Jum'at, 24 November 2023 - 09:59 WIB
Biaya politik yang tinggi, kata dia, mengakibatkan politik uang masih terjadi. Politik uang inilah yang menjadi biang keladi demokrasi Indonesia hanya sebatas prosedur bukan substantif. Dia mengingatkan wakil-wakil rakyat yang terpilih karena kekuatan uang, hanya akan menghasilkan peraturan yang tidak berpihak pada rakyat.
“Tentu demokrasi seperti ini menjadi kurang sehat. Karena kepentingan pemodal yang dikedepankan, bukan kesejahteraan rakyat,” tegasnya.
Politik uang ini selalu hadir dalam pemilu. Untuk itu, KH Chriswanto mengingatkan para elite politik agar tidak merebut hati rakyat dengan uang, tapi atas dasar kemampuan, kebijaksanaan, integritas, dan program kerja.
“Pemenang adalah mereka yang terbaik bukan karena uang. Mereka yang bukan terbaik, biasanya menggunakan segala cara cara untuk menang seperti adu domba, fitnah, dan membelah persatuan kesatuan bangsa,” katanya.
Dia berharap, jangan sampai cita-cita luhur para pendiri bangsa mengenai persatuan dan kesatuan, hancur karena pemilu yang lima tahun sekali. Persatuan dan kesatuan bangsa ini, juga merupakan harapan umat Islam di Indonesia.
”Untuk itu, kita memiliki kewajiban yang sama menjaga Indonesia, juga mengingatkan para elite politik dan siapa pun agar tidak memecah belah bangsa,” tegasnya.
Dalam alam demokrasi yang bebas ini, segala aturan untuk memengaruhi prosedur demokrasi bisa saja terjadi. Tapi, di atas segala-galanya, para elite politik harus mengingat di dalam kebebasan itu terdapat virtue atau kebajikan, bahkan kebijaksanaan. Dengan demikian demokrasi bisa tetap menghargai kebebasan individu, namun juga membawa kemaslahatan besar pada banyak orang.
“Tentu demokrasi seperti ini menjadi kurang sehat. Karena kepentingan pemodal yang dikedepankan, bukan kesejahteraan rakyat,” tegasnya.
Politik uang ini selalu hadir dalam pemilu. Untuk itu, KH Chriswanto mengingatkan para elite politik agar tidak merebut hati rakyat dengan uang, tapi atas dasar kemampuan, kebijaksanaan, integritas, dan program kerja.
“Pemenang adalah mereka yang terbaik bukan karena uang. Mereka yang bukan terbaik, biasanya menggunakan segala cara cara untuk menang seperti adu domba, fitnah, dan membelah persatuan kesatuan bangsa,” katanya.
Dia berharap, jangan sampai cita-cita luhur para pendiri bangsa mengenai persatuan dan kesatuan, hancur karena pemilu yang lima tahun sekali. Persatuan dan kesatuan bangsa ini, juga merupakan harapan umat Islam di Indonesia.
”Untuk itu, kita memiliki kewajiban yang sama menjaga Indonesia, juga mengingatkan para elite politik dan siapa pun agar tidak memecah belah bangsa,” tegasnya.
Dalam alam demokrasi yang bebas ini, segala aturan untuk memengaruhi prosedur demokrasi bisa saja terjadi. Tapi, di atas segala-galanya, para elite politik harus mengingat di dalam kebebasan itu terdapat virtue atau kebajikan, bahkan kebijaksanaan. Dengan demikian demokrasi bisa tetap menghargai kebebasan individu, namun juga membawa kemaslahatan besar pada banyak orang.
(cip)
tulis komentar anda