Ganjar Gelisah dengan Kondisi Demokrasi dan Keadilan saat Ini
Sabtu, 11 November 2023 - 14:10 WIB
JAKARTA - Bakal calon presiden (Bacapres) yang didukung Partai Perindo, Ganjar Pranowo mengaku, ikut gelisah melihat demokrasi dan keadilan di Indonesia yang sedang mau dihancurkan.
Awalnya, Ganjar mengaku tercenung memantau perkembangan akhir-akhir ini tentang kondisi politik setelah putusan hasil Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK). Ganjar mengatakan, dirinya mencoba diam sejenak dan merenungkan Bangsa ini ke depan.
Ia juga turut mencermati kata demi kata dan kalimat dari kalimat putusan itu yang menjadi pertimbangan dan dasar Majelis Kehormatan MK.
"Dari situ saya semakin gelisah dan terusik. Mengapa sebuah keputusan dari sebuah proses dengan pelanggaran etik berat dapat begitu saja lolos, apa ada bentuk pertanggungjawabannya kepada Rakyat secara hukum," kata Ganjar dikutip dari akun instagram pribadinya @ganjar_pranowo, Sabtu (11/11/2023).
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu bertanya, mengapa keputusan dengan masalah etik, di mana etik menjadi landasan dari hukum masih dijadikan rujukan di dalam bernegara ini tampak menyilaukan hingga menyakitkan mata sehingga rakyat sulit sekali memahami cahayanya.
"Saya berbicara ssbagai bagian dari warga, sebagai bagian dari rakyat yang ikut gelisah melihat demokrasi dan keadilan yang sedang mau dihancurkan," ujarnya.
Majelis kehormatan MK telah menyampaikan keputusannya. Majelis kejormatan MK telah membuktikan bahwa lembaga tertinggi konstitusi Republik ini masih menjunjung tinggi ruh dari demokrasi Indonesia yang masih sangat panjang perjalannya.
Ganjar berharap, masa depan Indonesia dapat dibangun dengan fondasi yang berdasar nilai-nilai luhur bangsa tanpa tendensi apapun yang mencederai demokrasi dan keadilan.
"Kita generasi yang ada saat ini punya tanggung jawab sejarah apakah kita akan mengorbankan sejarah panjang Indonesia ke depan, jawaban saya tidak. Kita akan memastikan sejarah yang terang memastikan demokrasi dan keadilan sampai selamanya," tuturnya.
"Diam bukan sebuah pilihan, mimpi yang diimpikan sendirian hanya akan menjadi mimpi. Mimpi yang diinginkan bersama adalah kenyataan," kata dia melanjutkan.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
Awalnya, Ganjar mengaku tercenung memantau perkembangan akhir-akhir ini tentang kondisi politik setelah putusan hasil Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK). Ganjar mengatakan, dirinya mencoba diam sejenak dan merenungkan Bangsa ini ke depan.
Ia juga turut mencermati kata demi kata dan kalimat dari kalimat putusan itu yang menjadi pertimbangan dan dasar Majelis Kehormatan MK.
"Dari situ saya semakin gelisah dan terusik. Mengapa sebuah keputusan dari sebuah proses dengan pelanggaran etik berat dapat begitu saja lolos, apa ada bentuk pertanggungjawabannya kepada Rakyat secara hukum," kata Ganjar dikutip dari akun instagram pribadinya @ganjar_pranowo, Sabtu (11/11/2023).
Baca Juga
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu bertanya, mengapa keputusan dengan masalah etik, di mana etik menjadi landasan dari hukum masih dijadikan rujukan di dalam bernegara ini tampak menyilaukan hingga menyakitkan mata sehingga rakyat sulit sekali memahami cahayanya.
"Saya berbicara ssbagai bagian dari warga, sebagai bagian dari rakyat yang ikut gelisah melihat demokrasi dan keadilan yang sedang mau dihancurkan," ujarnya.
Majelis kehormatan MK telah menyampaikan keputusannya. Majelis kejormatan MK telah membuktikan bahwa lembaga tertinggi konstitusi Republik ini masih menjunjung tinggi ruh dari demokrasi Indonesia yang masih sangat panjang perjalannya.
Ganjar berharap, masa depan Indonesia dapat dibangun dengan fondasi yang berdasar nilai-nilai luhur bangsa tanpa tendensi apapun yang mencederai demokrasi dan keadilan.
"Kita generasi yang ada saat ini punya tanggung jawab sejarah apakah kita akan mengorbankan sejarah panjang Indonesia ke depan, jawaban saya tidak. Kita akan memastikan sejarah yang terang memastikan demokrasi dan keadilan sampai selamanya," tuturnya.
"Diam bukan sebuah pilihan, mimpi yang diimpikan sendirian hanya akan menjadi mimpi. Mimpi yang diinginkan bersama adalah kenyataan," kata dia melanjutkan.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
(maf)
tulis komentar anda