UMKM Menjadi Solusi Persoalan Ketenagakerjaan dan Permintaan (Bagian terakhir dari dua tulisan)
Kamis, 06 Agustus 2020 - 06:05 WIB
Sulis Usdoko
Pengiat Enterpreneurship Pemula dan SME Expert, Direktur PT Jamkrindo
DALAM perjalanannya, sudah banyak lembaga yang melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM). Dengan kondisi UMKM yang belum mampu meningkatkan kontribusi terhadap PDB, walaupun agregat penyerapan tenaga kerjanya sangat besar, diperlukan terobosan baru. Terobosan ini mengacu pada metode pelibatan UMKM pada tiga hal, yakni rational thinking, emotional feeling, dan motivation factor serta mengombinasikannya dengan menempatkan UMKM sebagai subjek, bukan objek.
Emotional Feeling
Pilar selanjutnya dalam pemberdayaan UMKM adalah emotional feeling atau menempatkan diri mengikuti kebiasaan di wilayah setempat. Secara alamiah, masyarakat di mana pun, termasuk para pelaku UMKM, akan lebih mudah menerima tamu yang memegang etika dan mengikuti kebiasaan atau budaya setempat.
Hal ini juga terkonfirmasi di wilayah-wilayah binaan PT Jamkrindo. Di Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark (CPUGGp/Geopark Ciletuh), kami masuk ke sana tanpa menawarkan atau menjanjikan sesuatu sama sekali. Bahkan, kami masuk ke pemberdayaan UMKM lewat ’jalan samping’, tidak melalui pintu depan. PT Jamkrindo masuk ke Geopark Ciletuh melalui kampanye antisampah plastik, yang di permukaan tampak tidak berkaitan dengan pemberdayaan UMKM. Namun, dari situlah justru pendekatan ini powerful karena Jamkrindo masuk ke pokok persoalan yang dihadapi oleh kawasan Geopark Ciletuh, yakni kebutuhan untuk memperbaiki ekosistem dan pengelolaan sampah plastik serta kebutuhan untuk meningkatkan perekonomian.
Kami juga mengombinasikan pilar kedua, yakni emotional feeling dengan menggandeng tokoh masyarakat dan tokoh pemerintahan yang mereka percaya. Kultur masyarakat setempat yang menempatkan rasa hormat kepada tokoh masyarakat dan tokoh pemerintah ini membuka jalan untuk merumuskan strategi pemberdayaan bersama-bersama. Apalagi, gayung juga disambut oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi yang memiliki komitmen kuat untuk menggerakkan perekonomian di kawasan Geopark Ciletuh. Di Sukabumi jugalah, pertama kalinya PT Jamkrindo melakukan pemberdayaan melalui kesepakatan bersama dengan pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Kabupaten Sukabumi.
Pendekatan melalui tokoh agama juga terbukti powerful di Larantuka, di mana strategi pemberdayaan dirumuskan bersama dengan tokoh agama dan umat. Demikian juga di Kintamani, Bali, strategi dirumuskan bersama dengan tokoh masyarakat dan petani kopi setempat untuk mencari solusi budi daya kopi Bali.
Pengiat Enterpreneurship Pemula dan SME Expert, Direktur PT Jamkrindo
DALAM perjalanannya, sudah banyak lembaga yang melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM). Dengan kondisi UMKM yang belum mampu meningkatkan kontribusi terhadap PDB, walaupun agregat penyerapan tenaga kerjanya sangat besar, diperlukan terobosan baru. Terobosan ini mengacu pada metode pelibatan UMKM pada tiga hal, yakni rational thinking, emotional feeling, dan motivation factor serta mengombinasikannya dengan menempatkan UMKM sebagai subjek, bukan objek.
Emotional Feeling
Pilar selanjutnya dalam pemberdayaan UMKM adalah emotional feeling atau menempatkan diri mengikuti kebiasaan di wilayah setempat. Secara alamiah, masyarakat di mana pun, termasuk para pelaku UMKM, akan lebih mudah menerima tamu yang memegang etika dan mengikuti kebiasaan atau budaya setempat.
Hal ini juga terkonfirmasi di wilayah-wilayah binaan PT Jamkrindo. Di Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark (CPUGGp/Geopark Ciletuh), kami masuk ke sana tanpa menawarkan atau menjanjikan sesuatu sama sekali. Bahkan, kami masuk ke pemberdayaan UMKM lewat ’jalan samping’, tidak melalui pintu depan. PT Jamkrindo masuk ke Geopark Ciletuh melalui kampanye antisampah plastik, yang di permukaan tampak tidak berkaitan dengan pemberdayaan UMKM. Namun, dari situlah justru pendekatan ini powerful karena Jamkrindo masuk ke pokok persoalan yang dihadapi oleh kawasan Geopark Ciletuh, yakni kebutuhan untuk memperbaiki ekosistem dan pengelolaan sampah plastik serta kebutuhan untuk meningkatkan perekonomian.
Kami juga mengombinasikan pilar kedua, yakni emotional feeling dengan menggandeng tokoh masyarakat dan tokoh pemerintahan yang mereka percaya. Kultur masyarakat setempat yang menempatkan rasa hormat kepada tokoh masyarakat dan tokoh pemerintah ini membuka jalan untuk merumuskan strategi pemberdayaan bersama-bersama. Apalagi, gayung juga disambut oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi yang memiliki komitmen kuat untuk menggerakkan perekonomian di kawasan Geopark Ciletuh. Di Sukabumi jugalah, pertama kalinya PT Jamkrindo melakukan pemberdayaan melalui kesepakatan bersama dengan pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Kabupaten Sukabumi.
Pendekatan melalui tokoh agama juga terbukti powerful di Larantuka, di mana strategi pemberdayaan dirumuskan bersama dengan tokoh agama dan umat. Demikian juga di Kintamani, Bali, strategi dirumuskan bersama dengan tokoh masyarakat dan petani kopi setempat untuk mencari solusi budi daya kopi Bali.
tulis komentar anda