Sosok Agus Subiyanto, Ditinggal Orang Tua Sejak Kecil hingga Menjadi Jenderal TNI Berkarier Moncer
Kamis, 02 November 2023 - 13:26 WIB
Bagaikan layang-layang putus tak bertuan, Agus hanya bergerak mengikuti arah mata angin. Tak hanya itu, ia juga tumbuh dalam lingkungan yang keras bagi seorang remaja. Beberapa kali, Agus kabur dari rumah dan terlibat perkelahian.
Belum selesai, Agus kian terpuruk usai ayahnya meninggal dunia. Hal ini terjadi saat hari kenaikan kelas SMA. Sore hari di tahun 1984, rumahnya kedatangan tamu yang ternyata kolega ayahnya di militer.
Ia pun mengabarkan bahwa Serka Dedi meninggal dunia karena sebuah kecelakaan saat mengendarai motor ke tempat kerja. Satu kalimat terakhir yang masih diingat Agus dari ayahnya adalah “Gus, potong rambutmu”. Ucapan tersebut didapat Agus sehari sebelum kejadian itu.
Menghadapi kenyataan pahit, Agus dan adik-adiknya hanya bisa menangis. Pada akhirnya, ia tetap tinggal bersama ibu tiri dan mengandalkan uang pensiunan sang ayah yang jumlahnya tidak seberapa.
Hari berganti hari, semua tetap dilalui Agus meski tidak mudah. Pernah suatu hari, ia berboncengan dengan temannya tanpa mengenakan helm.
Apes, mereka berjumpa petugas polisi militer di sebuah pertigaan. Segera, mereka pun dibawa ke Kantor Denpom di Jalan Gatot Subroto.
Berada di sebuah ruangan kantor, tiba-tiba tubuhnya dihantam sepatu berbahan kulit. Menariknya, Agus tidak memalingkan muka saat tubuhnya ditendang.
“Kutatap dalam-dalam lelaki yang menuntaskan emosinya itu. Dalam hati saya marah dan bilang: lihat saja nanti kalau saya jadi tentara,” kenang Agus sebagaimana dikutip dari pemberitaan SINDOnews, Kamis (2/11/2023).
Belum selesai, Agus kian terpuruk usai ayahnya meninggal dunia. Hal ini terjadi saat hari kenaikan kelas SMA. Sore hari di tahun 1984, rumahnya kedatangan tamu yang ternyata kolega ayahnya di militer.
Ia pun mengabarkan bahwa Serka Dedi meninggal dunia karena sebuah kecelakaan saat mengendarai motor ke tempat kerja. Satu kalimat terakhir yang masih diingat Agus dari ayahnya adalah “Gus, potong rambutmu”. Ucapan tersebut didapat Agus sehari sebelum kejadian itu.
Hidup Terus Berjalan
Menghadapi kenyataan pahit, Agus dan adik-adiknya hanya bisa menangis. Pada akhirnya, ia tetap tinggal bersama ibu tiri dan mengandalkan uang pensiunan sang ayah yang jumlahnya tidak seberapa.
Baca Juga
Hari berganti hari, semua tetap dilalui Agus meski tidak mudah. Pernah suatu hari, ia berboncengan dengan temannya tanpa mengenakan helm.
Apes, mereka berjumpa petugas polisi militer di sebuah pertigaan. Segera, mereka pun dibawa ke Kantor Denpom di Jalan Gatot Subroto.
Berada di sebuah ruangan kantor, tiba-tiba tubuhnya dihantam sepatu berbahan kulit. Menariknya, Agus tidak memalingkan muka saat tubuhnya ditendang.
“Kutatap dalam-dalam lelaki yang menuntaskan emosinya itu. Dalam hati saya marah dan bilang: lihat saja nanti kalau saya jadi tentara,” kenang Agus sebagaimana dikutip dari pemberitaan SINDOnews, Kamis (2/11/2023).
tulis komentar anda