Din Syamsuddin dkk Bentuk KAMI, Pemuda Muhammadiyah Ingatkan Hal Ini
Selasa, 04 Agustus 2020 - 10:46 WIB
JAKARTA - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto menilai sah-sah saja munculnya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dibentuk mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dkk. Sunanto menganggap, apa yang dilakukan Din dkk bagian dari otokritik yang diharapkan membangun.
"Yang penting tidak menabrak satu tatanan hukum yang berlaku di Indonesia. Itu saja," kata Sunanto saat dihubungi SINDOnews, Selasa (4/8/2020).
Lebih lanjut pria yang akrab disapa Cak Nanto itu menyatakan, biasa saja orang atau kelompok untuk berkumpul menyampaikan pendapatnya dan kritiknya, karena telah diatur dalam konstitusi. Ia hanya mengingatkan agar langkah-langkah yang diambil oleh kelompok tersebut tidak keluar dari hukum yang berlaku.
Di sisi lain, Cak Nanto menilai, kritik dan otokritik bisa disampaikan oleh siapa pun sebagai bagian dari demokrasi yang berkembang. Ia mengharapkan, kritik dan masukan itu dapat memberikan dampak yang konstruktif terhadap pembangunan bangsa. ( ).
"Jadi saya kira kritik-kritik yang membangun itu menjadi satu kelebihan di dalam membangun bangsa," tutur mantan Koordinator Nasional JPPR ini.
Malah, kata Cak Nanto, tanpa kritik kemungkinan terlena dalam membangun sesuatu kebangsaan. "Itu (kritik) menjadi sesuatu yang wajar dilakukan oleh setiap rakyat, memberi masukan, otokritiknya kepada siapa pun yang sedang berkuasa," pungkas dia.
Diberitakan sebelumnya, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan sejumlah tokoh membentuk Koalisi Aksi menyelematkan Indonesia (KAMI). Koalisi atau gerakan ini juga mendapat dukungan dari mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, putri Bung Karno Rachmawati Soekarnoputri, dan ekonom senior Rizal Ramli. ( ).
"Yang penting tidak menabrak satu tatanan hukum yang berlaku di Indonesia. Itu saja," kata Sunanto saat dihubungi SINDOnews, Selasa (4/8/2020).
Lebih lanjut pria yang akrab disapa Cak Nanto itu menyatakan, biasa saja orang atau kelompok untuk berkumpul menyampaikan pendapatnya dan kritiknya, karena telah diatur dalam konstitusi. Ia hanya mengingatkan agar langkah-langkah yang diambil oleh kelompok tersebut tidak keluar dari hukum yang berlaku.
Di sisi lain, Cak Nanto menilai, kritik dan otokritik bisa disampaikan oleh siapa pun sebagai bagian dari demokrasi yang berkembang. Ia mengharapkan, kritik dan masukan itu dapat memberikan dampak yang konstruktif terhadap pembangunan bangsa. ( ).
"Jadi saya kira kritik-kritik yang membangun itu menjadi satu kelebihan di dalam membangun bangsa," tutur mantan Koordinator Nasional JPPR ini.
Malah, kata Cak Nanto, tanpa kritik kemungkinan terlena dalam membangun sesuatu kebangsaan. "Itu (kritik) menjadi sesuatu yang wajar dilakukan oleh setiap rakyat, memberi masukan, otokritiknya kepada siapa pun yang sedang berkuasa," pungkas dia.
Diberitakan sebelumnya, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan sejumlah tokoh membentuk Koalisi Aksi menyelematkan Indonesia (KAMI). Koalisi atau gerakan ini juga mendapat dukungan dari mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, putri Bung Karno Rachmawati Soekarnoputri, dan ekonom senior Rizal Ramli. ( ).
(zik)
Lihat Juga :
tulis komentar anda