5 Fakta Letjen Suhartono, Eks Danpaspampres dan Dankormar yang Baru Dilantik Jadi Irjen TNI

Senin, 02 Oktober 2023 - 06:06 WIB
Ia kembali dipercaya menjadi Dandenjaka setelah validasi organisasi pada tahun 2011 hingga 2012. Ia menjadi Dandenjaka pertama setelah validasi organisasi dengan menyandang pangkat Kolonel.

3. Banyak Menempati Jabatan Penting

Pada sepak terjangnya di militer, prajurit kelahiran Batang, Jawa Tengah pada 15 April 1966 ini mengawali kariernya sebagai DPB Kodikal (1988-1989). Seiring waktu, dia mulai dipercaya untuk menempati berbagai posisi strategis.

Selain Dandenjaka, Suhartono juga pernah menduduki sejumlah jabatan penting lainnya semasa berpangkat Kolonel yakni, Asintel Danlantamal VIII/Manado (2008-2010), Danlanal Biak (2010-2011), Danbrigif 2/Marinir (2013-2014), Sahli Pang B Han Koarmabar (Dikreg XL Sesko TNI TA. 2013) (2014), Asrena Dankormar (2014-2015), dan Danmen AAL (2015-2016).

Suhartono kemudian pecah bintang menjadi Brigjen dengan mengan amanat sebagai Danlantamal XI/Merauke tahun 2016 hingga 2017. Karier militernya semakin bersinar ketika dipercaya menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) pada 2017 sampai 2018 menggantikan Letjen TNI Maruli Simanjuntak sekaligus menambah bintang di pundaknya.

Selanjutnya, dia ditunjuk mengisi posisi Komandan Korps Marinir (Dankormar) menggantikan Letjen TNI Bambang Suswantono. Dia menjabat Dankormar ke-23 dari 27 Desember 2018 hingga 21 Januari 2022.

Karier militer Suhartono semakin tak terbendung ketika mendapat promosi menjadi Komandan Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Laut (Dankodiklatal) pada 21 Januari 2022. Dia mengisi jabatan ini sampai 29 September 2023, hingga akhirnya ditunjuk mengisi jabatan baru sebagai Inspektur Jenderal Tentara Nasional Indonesia (Irjen TNI) ke-22.

4. Ikut Operasi Pembebasan Awak KM Sinar Kudus di Somalia

Suhartono pernah mengikuti operasi tempur, salah satunya pembebasan Awak KM Sinar Kudus di Somalia. Kala itu Suhartono masih menjadi Dankormar.

Suhartono menceritakan operasi ini berawal saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapat laporan Kapal MV Sinar Kudus yang menuju Rotterdam dibajak di perairan Laut Arab. SBY lalu memerintahkan pembebasan kapal dan seluruh krunya.

Detasemen Jala Mangkara atau Denjaka ditugaskan untuk melakukan misi ini. Sebagai dukungan, dikirim juga Sat 81/Penanggulangan Teror Kopassus, TNI AD, Pasukan Katak (Kopaska TNI AL), hingga beberapa kapal tempur.

Operasi pun dilakukan, empat perompak tewas dibidik peluru dan mayatnya terlempar ke laut. Kapal MV Sinar Kudus bersama seluruh awaknya berhasil diselamatkan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More