Ganjar Pranowo Gemas Satu Data Indonesia Terkendala Ego Sektoral
Minggu, 17 September 2023 - 15:25 WIB
JAKARTA - Bakal calon presiden yang didukung Partai Perindo Ganjar Pranowo mengaku gemas dengan program satu data Indonesia. Sebab, program itu sampai saat ini belum terwujud, padahal sudah lama dicanangkan.
"Padahal ini adalah kunci untuk memajukan Indonesia. Saya itu gemas sekali, kok enggak beres-beres ya ini," kata Ganjar dalam acara Forum Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia bertajuk "Ganjar Jawab Tantangan Masa Depan Indonesia" di The Ballroom XXI Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Minggu (17/9/2023).
Ganjar mengatakan, banyaknya persoalan terkait program jaring pengamanan sosial di Indonesia karena datanya asal-asalan. Contoh konkretnya, banyak pembagian Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan sosial (bansos) yang tidak tepat sasaran, atau masih banyak orang kaya yang menggunakan tabung gas 3 kg, meski sebenarnya itu untuk keluarga miskin.
"Ya karena datanya tidak presisi. Padahal saya kira, dengan KTP saja bisa kok untuk mendata semua problem uang kita miliki," tegasnya.
Untuk itu, Ganjar menjadikan satu data Indonesia sebagai salah satu program prioritas jika kelak ia terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029. Sebab dengan beresnya pendataan, maka seluruh sektor dan subsektor bisa ter-capture dengan baik.
"Sehingga perencanaan kita ke depan akan lebih presisisi. Semuanya berbasis data. Kalau ini tidak terjadi, ya sulit," tegasnya.
Dia mengakui telah berbicara dengan banyak pihak terkait program satu data Indonesia itu. Menurut informasi, program itu sulit terwujud karena adanya ego sektoral dari berbagai pihak.
"Padahal ini adalah kunci untuk memajukan Indonesia. Saya itu gemas sekali, kok enggak beres-beres ya ini," kata Ganjar dalam acara Forum Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia bertajuk "Ganjar Jawab Tantangan Masa Depan Indonesia" di The Ballroom XXI Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Minggu (17/9/2023).
Ganjar mengatakan, banyaknya persoalan terkait program jaring pengamanan sosial di Indonesia karena datanya asal-asalan. Contoh konkretnya, banyak pembagian Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan sosial (bansos) yang tidak tepat sasaran, atau masih banyak orang kaya yang menggunakan tabung gas 3 kg, meski sebenarnya itu untuk keluarga miskin.
"Ya karena datanya tidak presisi. Padahal saya kira, dengan KTP saja bisa kok untuk mendata semua problem uang kita miliki," tegasnya.
Untuk itu, Ganjar menjadikan satu data Indonesia sebagai salah satu program prioritas jika kelak ia terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029. Sebab dengan beresnya pendataan, maka seluruh sektor dan subsektor bisa ter-capture dengan baik.
"Sehingga perencanaan kita ke depan akan lebih presisisi. Semuanya berbasis data. Kalau ini tidak terjadi, ya sulit," tegasnya.
Dia mengakui telah berbicara dengan banyak pihak terkait program satu data Indonesia itu. Menurut informasi, program itu sulit terwujud karena adanya ego sektoral dari berbagai pihak.
Lihat Juga :
tulis komentar anda