Jurus Wali Kota Eri Cahyadi Kendalikan Inflasi di Surabaya
Kamis, 14 September 2023 - 18:18 WIB
Asisten 2 Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji menjelaskan bahwa secara garis besar TPID Kota Surabaya menggunakan strategi 4K dalam upaya pengendalian inflasi Surabaya. 4K tersebut yakni menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif.
Ia juga menjelaskan secara rinci strategi 4K itu yakni yang Pertama, Keterjangkauan Harga. Dalam hal ini, Pemkot Surabaya sudah menggelar Operasi Pasar, Pasar Murah dan juga Gerakan Pangan Murah. Bahkan, pada bulan September pihaknya akan melakukan operasi pasar dengan mendistribusikan sebanyak 52 ton beras SPHP perminggu ke pasar-pasar utama di Surabaya. Adapun distribusi minyak goreng merk Minyakita sebanyak 114 ribu liter selama September.
Sedangankan untuk Pasar Murah, pemkot menggelar rutin 4 lokasi di setiap minggunya dengan menyediakan komoditas beras, gula, minyak goreng, telur, daging ayam serta produk makanan olahan lainnya dengan menjual harga yang lebih murah dibandingkan harga pasaran. Rencana ke depan, Gerakan Pangan Murah akan digelar sebulan sekali di beberapa lokasi sekaligus. Ke depannya, Pasar Murah dan Gerakan Pangan Murah ini akan digabung supaya lebih luas jangkauannya.
“Selain itu, kita juga melakukan pemantauan harga ke pasar-pasar di Surabaya. Jadi, ada monitoring dan evaluasi perkembangan harga yang terus kami lakukan,” tuturnya.
Kedua, Ketersediaan Pasokan. Dalam hal ini, Pemkot Surabaya rutin melakukan pemantauan ketersediaan barang kebutuhan pokok melalui aplikasi dan ditindaklanjuti juga dengan survei ke pasar-pasar di Surabaya. Pemkot juga menggalakkan gerakan menanam di lahan aset Pemkot Surabaya, di pekarangan warga, lahan petani konvensional, dan lahan petani pembudidaya/petani perkotaan.
“Kita juga berkoordinasi dengan sejumlah daerah penghasil komoditas strategis di Jawa Timur,” ujarnya.
Ketiga, Kelancaran Distribusi. Demi menjaga kelancara distribusi, Pemkot Surabaya melakukan penyederhanaan rantai distribusi hingga mensubsidi transportasi penyaluran barang kebutuhan pokok. Dan yang keempat, Komunikasi Yang Efektif. Dalam hal ini, pemkot rutin melakukan rapat koordinasi dan evaluasi untuk mengendalikan inflasi Surabaya sehingga apabila ditemukan sedikit kenaikan harga pemkot dapat langsung melakukan langkah konkret dari hasil rapat koordinasi dan evaluasi tersebut.
“Melalui berbagai cara itu, kami bersyukur saat ini harga bahan pokok di Kota Surabaya dalam kondisi stabil dan tidak terjadi fluktuasi kenaikan yang tajam serta dapat dikatakan hampir sama dengan harga rata-rata di seluruh Jatim. Alhamdulillah juga stok ketersediaan bahan pangan di Kota Surabaya sampai saat ini aman dan terkendali, terutama komoditas beras karena kita bekerjasama dengan banyak pihak,” tuturnya.
Ia juga menjelaskan secara rinci strategi 4K itu yakni yang Pertama, Keterjangkauan Harga. Dalam hal ini, Pemkot Surabaya sudah menggelar Operasi Pasar, Pasar Murah dan juga Gerakan Pangan Murah. Bahkan, pada bulan September pihaknya akan melakukan operasi pasar dengan mendistribusikan sebanyak 52 ton beras SPHP perminggu ke pasar-pasar utama di Surabaya. Adapun distribusi minyak goreng merk Minyakita sebanyak 114 ribu liter selama September.
Sedangankan untuk Pasar Murah, pemkot menggelar rutin 4 lokasi di setiap minggunya dengan menyediakan komoditas beras, gula, minyak goreng, telur, daging ayam serta produk makanan olahan lainnya dengan menjual harga yang lebih murah dibandingkan harga pasaran. Rencana ke depan, Gerakan Pangan Murah akan digelar sebulan sekali di beberapa lokasi sekaligus. Ke depannya, Pasar Murah dan Gerakan Pangan Murah ini akan digabung supaya lebih luas jangkauannya.
“Selain itu, kita juga melakukan pemantauan harga ke pasar-pasar di Surabaya. Jadi, ada monitoring dan evaluasi perkembangan harga yang terus kami lakukan,” tuturnya.
Kedua, Ketersediaan Pasokan. Dalam hal ini, Pemkot Surabaya rutin melakukan pemantauan ketersediaan barang kebutuhan pokok melalui aplikasi dan ditindaklanjuti juga dengan survei ke pasar-pasar di Surabaya. Pemkot juga menggalakkan gerakan menanam di lahan aset Pemkot Surabaya, di pekarangan warga, lahan petani konvensional, dan lahan petani pembudidaya/petani perkotaan.
“Kita juga berkoordinasi dengan sejumlah daerah penghasil komoditas strategis di Jawa Timur,” ujarnya.
Ketiga, Kelancaran Distribusi. Demi menjaga kelancara distribusi, Pemkot Surabaya melakukan penyederhanaan rantai distribusi hingga mensubsidi transportasi penyaluran barang kebutuhan pokok. Dan yang keempat, Komunikasi Yang Efektif. Dalam hal ini, pemkot rutin melakukan rapat koordinasi dan evaluasi untuk mengendalikan inflasi Surabaya sehingga apabila ditemukan sedikit kenaikan harga pemkot dapat langsung melakukan langkah konkret dari hasil rapat koordinasi dan evaluasi tersebut.
“Melalui berbagai cara itu, kami bersyukur saat ini harga bahan pokok di Kota Surabaya dalam kondisi stabil dan tidak terjadi fluktuasi kenaikan yang tajam serta dapat dikatakan hampir sama dengan harga rata-rata di seluruh Jatim. Alhamdulillah juga stok ketersediaan bahan pangan di Kota Surabaya sampai saat ini aman dan terkendali, terutama komoditas beras karena kita bekerjasama dengan banyak pihak,” tuturnya.
(dsa)
tulis komentar anda