Dilema Adaptasi Kehidupan Baru
Sabtu, 01 Agustus 2020 - 11:19 WIB
Mengacu pada pengalaman buruk Eropa dan kegagalan Amerika Serikat (AS) serta Brasil meredam penularan Covid-19, disarankan kepada semua pemerintah daerah untuk semakin bijaksana dan lebih mengutamakan aspek kehati-hatian dalam melonggarkan ketentuan pembatasan sosial atau menerapkan pola hidup baru. Kalau pelanggaran protokol kesehatan masih marak sebagaimana terlihat pada sejumlah kota di pulau Jawa, itu berarti pemerintah daerah masih gagal sehingga sebagian masyarakatnya belum berkesadaran penuh akan pentingnya mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan.
Maraknya pelanggaran protokol kesehatan masih terlihat di Jakarta dan sejumlah kota di Jawa Timur, dan kecenderungan itu tercermin dari lonjakan kasus baru di Jakarta maupun Jawa Timur. Jika ketidakpatuhan pada protokol kesehatan masih marak, lonjakan kasus baru Covid-19 seperti yang terjadi sekarang akan berkelanjutan. Kecenderungan seperti itu sudah barang tentu akan membuat banyak orang takut dan ragu untuk menerapkan pola hidup baru di ruang publik. Lonjakan kasus baru yang berkelanjutan pun bisa berakibat fatal, sebagaimana terjadi di Eropa, AS hingga Brasil.
Sebagaimana dilaporkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Jumat (24/7), Eropa sedang mencatat peningkatan kasus Covid-19 dalam dua minggu terakhir. Dari sekitar 15 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia, seperlimanya tercatat di Eropa dengan total kematian 207.118. Lonjakan kasus di benua itu terjadi akibat kelalaian warga Eropa melaksanakan protokol kesehatan selama fase pelonggaran. Sejak pekan lalu, Prancis, Jerman, Austria dan Inggris mulai memperketat lagi pelaksanaan protokol kesehatan, utamanya penggunaan masker, serta menerapkan denda bagi siapa saja yang tidak mengenakan masker.
Sementara itu, dampak pandemi Covid-19 di AS dan Brasil bahkan lebih parah lagi. Pekan lalu, AS sudah mencatatkan empat (4) juta lebih kasus dengan total kematian 144.167. Sedangkan Brasil sudah mencatat kasus 2,2 juta dengan total kematian 82.771. Dua negara ini sejak awal cenderung tidak percaya akan adanya pandemi Covid-19. Bahkan para pemimpinnya hanya bisa beretorika.
Dengan menghadirkan contoh-contoh itu beserta kecenderungannya, semua pemerintah daerah diharapkan lebih mengedepankan aspek kehati-hatian. Masyarakat harus terus menerus diajak dan didorong untuk patuh dan melaksanakan protokol kesehatan jika ingin menerapkan pola hidup baru.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sudah mengakui bahwa penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Timur adalah ketidakpatuhan sebagian masyarakat pada protokol kesehatan. Di Jakarta pun kecenderungannya hampir sama. Aparatur Pemprov DKI sudah mencatat 27 ribu lebih kasus pelanggaran warga yang tidak menggunakan masker.
Fakta itu menjadi penanda bahwa Jakarta, Jawa Timur dan beberapa kota lainnya memang belum siap menerapkan pola hidup baru. Karena itu, jangan dipaksakan karena risikonya cukup besar.
Maraknya pelanggaran protokol kesehatan masih terlihat di Jakarta dan sejumlah kota di Jawa Timur, dan kecenderungan itu tercermin dari lonjakan kasus baru di Jakarta maupun Jawa Timur. Jika ketidakpatuhan pada protokol kesehatan masih marak, lonjakan kasus baru Covid-19 seperti yang terjadi sekarang akan berkelanjutan. Kecenderungan seperti itu sudah barang tentu akan membuat banyak orang takut dan ragu untuk menerapkan pola hidup baru di ruang publik. Lonjakan kasus baru yang berkelanjutan pun bisa berakibat fatal, sebagaimana terjadi di Eropa, AS hingga Brasil.
Sebagaimana dilaporkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Jumat (24/7), Eropa sedang mencatat peningkatan kasus Covid-19 dalam dua minggu terakhir. Dari sekitar 15 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia, seperlimanya tercatat di Eropa dengan total kematian 207.118. Lonjakan kasus di benua itu terjadi akibat kelalaian warga Eropa melaksanakan protokol kesehatan selama fase pelonggaran. Sejak pekan lalu, Prancis, Jerman, Austria dan Inggris mulai memperketat lagi pelaksanaan protokol kesehatan, utamanya penggunaan masker, serta menerapkan denda bagi siapa saja yang tidak mengenakan masker.
Sementara itu, dampak pandemi Covid-19 di AS dan Brasil bahkan lebih parah lagi. Pekan lalu, AS sudah mencatatkan empat (4) juta lebih kasus dengan total kematian 144.167. Sedangkan Brasil sudah mencatat kasus 2,2 juta dengan total kematian 82.771. Dua negara ini sejak awal cenderung tidak percaya akan adanya pandemi Covid-19. Bahkan para pemimpinnya hanya bisa beretorika.
Dengan menghadirkan contoh-contoh itu beserta kecenderungannya, semua pemerintah daerah diharapkan lebih mengedepankan aspek kehati-hatian. Masyarakat harus terus menerus diajak dan didorong untuk patuh dan melaksanakan protokol kesehatan jika ingin menerapkan pola hidup baru.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sudah mengakui bahwa penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Timur adalah ketidakpatuhan sebagian masyarakat pada protokol kesehatan. Di Jakarta pun kecenderungannya hampir sama. Aparatur Pemprov DKI sudah mencatat 27 ribu lebih kasus pelanggaran warga yang tidak menggunakan masker.
Fakta itu menjadi penanda bahwa Jakarta, Jawa Timur dan beberapa kota lainnya memang belum siap menerapkan pola hidup baru. Karena itu, jangan dipaksakan karena risikonya cukup besar.
(ras)
Lihat Juga :
tulis komentar anda