Staf Khusus Presiden Surati Camat, Natalius Pigai: Ada Vandalisme Moral
Selasa, 14 April 2020 - 15:48 WIB
JAKARTA - Surat berkop Sekretariat Kabinet yang dilayangkan Staf Khusus Presiden Andi Taufan Garuda Putra kepada para camat se-Indonesia terungkap ke publik.
Setelah heboh, surat yang isinya meminta agar para camat mendukung relawan PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) itu akhirnya ditarik kembali. Andi Taufan adalah CEO PT Amartha.
Terungkapnya surat ini menjadi perbincangan. Sejumlah pihak menilai Andi Taufan tidak pantas melakukan itu. Apalagi menggunakan kop surat Sekretariat Kabinet.
Tindakan Andi Taufan juga ditanggapi Natalius Pigai. Aktivis HAM itu menilai menilai tindakan tersebut sebagai vandalisme moral.
Dia mengaku tida menyangka Andi bisa melakukan perbuatan tersebut. "Saya Kira anak kecil ini dia polos, jujur dan bermoral sebelum masuk Istana. Jika surat ini benar, Saya sudah duga ada vandalisme moral dan salah satu potret Istana hari ini. Tidak pantas dijadikan panutan. Surat resmi mencantumkan perusahaan sendiri itu sudah dagang pengaruh," tulis mantan Komisioner Komnas HAM itu melalui akun Twitternya, @NataliusPigai2, Selasa (14/4/2020).
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo menilai surat Staf Khusus Presiden jelas bermuatan konflik kepentingan.
Menurut dia, Presiden Jokowi harus mengambil sikap atas persoalan ini. "Ini jelas-jelas 'conflict of interest' yang tidak bisa dibiarkan, baru level StafSus begini sudah abuse of power'. Sebenarnya solusinya sangat mudah, Presiden Jokowi tinggal panggil saja yang bersangkutan kemudian Pecat, karena sudah memalukan institusinya, selesai. Kecuali ada hal-hal lain," cuitnya melalui akun Twitter @KRMTRoySuryo2.
Sebelumnya, Staf Khusus Presiden, Andi Taufan Garuda Putra meminta maaf atas surat yang dikirimkannya langsung kepada camat. ( Baca juga:Surati Camat Seluruh Indonesia, Staf Khusus Presiden Jokowi Minta Maaf )
Surat yang dimaksud adalah yang bernomor 003/S-SKP-ATGP/IV/2020 tentang kerja sama sebagai relawan desa lawan Covid-19 dan ditujukan kepada camat seluruh Indonesia.
"Saya mohon maaf atas hal ini dan menarik kembali surat tersebut," tulis Andi dalam surat permohonan maafnya, Selasa (14/4/2020)
Setelah heboh, surat yang isinya meminta agar para camat mendukung relawan PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) itu akhirnya ditarik kembali. Andi Taufan adalah CEO PT Amartha.
Terungkapnya surat ini menjadi perbincangan. Sejumlah pihak menilai Andi Taufan tidak pantas melakukan itu. Apalagi menggunakan kop surat Sekretariat Kabinet.
Tindakan Andi Taufan juga ditanggapi Natalius Pigai. Aktivis HAM itu menilai menilai tindakan tersebut sebagai vandalisme moral.
Dia mengaku tida menyangka Andi bisa melakukan perbuatan tersebut. "Saya Kira anak kecil ini dia polos, jujur dan bermoral sebelum masuk Istana. Jika surat ini benar, Saya sudah duga ada vandalisme moral dan salah satu potret Istana hari ini. Tidak pantas dijadikan panutan. Surat resmi mencantumkan perusahaan sendiri itu sudah dagang pengaruh," tulis mantan Komisioner Komnas HAM itu melalui akun Twitternya, @NataliusPigai2, Selasa (14/4/2020).
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo menilai surat Staf Khusus Presiden jelas bermuatan konflik kepentingan.
Menurut dia, Presiden Jokowi harus mengambil sikap atas persoalan ini. "Ini jelas-jelas 'conflict of interest' yang tidak bisa dibiarkan, baru level StafSus begini sudah abuse of power'. Sebenarnya solusinya sangat mudah, Presiden Jokowi tinggal panggil saja yang bersangkutan kemudian Pecat, karena sudah memalukan institusinya, selesai. Kecuali ada hal-hal lain," cuitnya melalui akun Twitter @KRMTRoySuryo2.
Sebelumnya, Staf Khusus Presiden, Andi Taufan Garuda Putra meminta maaf atas surat yang dikirimkannya langsung kepada camat. ( Baca juga:Surati Camat Seluruh Indonesia, Staf Khusus Presiden Jokowi Minta Maaf )
Surat yang dimaksud adalah yang bernomor 003/S-SKP-ATGP/IV/2020 tentang kerja sama sebagai relawan desa lawan Covid-19 dan ditujukan kepada camat seluruh Indonesia.
"Saya mohon maaf atas hal ini dan menarik kembali surat tersebut," tulis Andi dalam surat permohonan maafnya, Selasa (14/4/2020)
(dam)
Lihat Juga :
tulis komentar anda