Mengapa Isu Perubahan Tidak Bergema? Ini Analisis Denny JA
Kamis, 17 Agustus 2023 - 20:28 WIB
“Penampilan Jokowi yang rendah hati, akrab dengan rakyat, menyapa (reaching out), ikut memberi kontribusi,” imbuhnya.
Dia bercerita pengalaman pribadinya berjumpa dengan Presiden Jokowi, berdiskusi empat mata saja selama 45 menit. Denny menangkap sikap rendah hati Presiden Jokowi. “Minggu siang di akhir bulan Juli 2023,” ujar Denny.
“Saya mendapatkan teks di japri WA. Itu teks dari ajudan Presiden. Ia mengabarkan bahwa Presiden ingin bertemu,” sambungnya.
Denny datang ke Istana Merdeka di hari Minggu. Suasana sepi di sana. Tapi protokol Istana Kepresidenan tetap terasa. Dari pintu khusus, dengan mobil golf, Denny diantar ke tempat Jokowi.
Di ujung meja panjang, Jokowi duduk rileks. Rendah hatinya Jokowi sudah terasa dari kalimat pertama yang ia ucapkan ketika itu. “Maaf, saya mengganggu hari libur Mas Denny. Tadi saya minta cek, apakah hari ini Mas Denny tidak di luar kota,” ujar Denny menirukan percakapan ketika itu.
“Oh sama sekali tidak mengganggu, Pak. Dipanggil presiden adalah sebuah kehormatan,” jawab Denny.
Denny mengaku bersama Jokowi mengobrol santai saja. Deeny merasa sikap Jokowi yang santun, halus, dan cerdas secara emosional. Kata dia, Jokowi lebih banyak bertanya. Sesekali ia mencatat percakapan.
“Ketika nanti selesai tugas di tahun 2024, usia Pak Jokowi masih tergolong sangat muda, 63 tahun. Dan Pak Jokowi masih sangat populer,” ujar Denny.
Dia berpendapat, di Indonesia, bahkan di dunia sangat jarang bahwa di ujung kekuasaan, seorang presiden mendapatkan tingkat kepuasaan (approval rating) hingga 80 persen. Usai bertemu Jokowi, Denny merenung kisah presiden Indonesia.
Menurutnya, tradisi di Indonesia, umumnya presiden berakhir buruk di ujung kekuasaannya. “Bung Karno jatuh. Pak Harto jatuh. Laporan Presiden Habibie ditolak MPR. Gus Dur juga jatuh. Megawati tidak dipilih kembali sebagai presiden, dikalahkan oleh SBY,” ucap dia.
Dia bercerita pengalaman pribadinya berjumpa dengan Presiden Jokowi, berdiskusi empat mata saja selama 45 menit. Denny menangkap sikap rendah hati Presiden Jokowi. “Minggu siang di akhir bulan Juli 2023,” ujar Denny.
“Saya mendapatkan teks di japri WA. Itu teks dari ajudan Presiden. Ia mengabarkan bahwa Presiden ingin bertemu,” sambungnya.
Denny datang ke Istana Merdeka di hari Minggu. Suasana sepi di sana. Tapi protokol Istana Kepresidenan tetap terasa. Dari pintu khusus, dengan mobil golf, Denny diantar ke tempat Jokowi.
Di ujung meja panjang, Jokowi duduk rileks. Rendah hatinya Jokowi sudah terasa dari kalimat pertama yang ia ucapkan ketika itu. “Maaf, saya mengganggu hari libur Mas Denny. Tadi saya minta cek, apakah hari ini Mas Denny tidak di luar kota,” ujar Denny menirukan percakapan ketika itu.
“Oh sama sekali tidak mengganggu, Pak. Dipanggil presiden adalah sebuah kehormatan,” jawab Denny.
Denny mengaku bersama Jokowi mengobrol santai saja. Deeny merasa sikap Jokowi yang santun, halus, dan cerdas secara emosional. Kata dia, Jokowi lebih banyak bertanya. Sesekali ia mencatat percakapan.
“Ketika nanti selesai tugas di tahun 2024, usia Pak Jokowi masih tergolong sangat muda, 63 tahun. Dan Pak Jokowi masih sangat populer,” ujar Denny.
Dia berpendapat, di Indonesia, bahkan di dunia sangat jarang bahwa di ujung kekuasaan, seorang presiden mendapatkan tingkat kepuasaan (approval rating) hingga 80 persen. Usai bertemu Jokowi, Denny merenung kisah presiden Indonesia.
Menurutnya, tradisi di Indonesia, umumnya presiden berakhir buruk di ujung kekuasaannya. “Bung Karno jatuh. Pak Harto jatuh. Laporan Presiden Habibie ditolak MPR. Gus Dur juga jatuh. Megawati tidak dipilih kembali sebagai presiden, dikalahkan oleh SBY,” ucap dia.
tulis komentar anda