Didorong Maju Jadi Ketum IKA UB, Sekjen PUPR Punya Harapan Besar
Rabu, 09 Agustus 2023 - 16:14 WIB
Kemudian interaksi dosen dan mahasiswa juga bagus. Terlihat dari kalau ada gelaran PIMNAS, Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional itu yang juara pasti UB. "Kalau enggak juara 2 pasti juara 1," ungkapnya. .
Menurut dia, untuk memaksimalkan potensi besar itu mudah saja. Cara menghilirisasinya adalah mendorong atau mensinergikan kekuatan alumni. Menurut dia, kekuatan alumni UB itu besar. Tersebar di pemerintahan, swasta, dan BUMN. Beberapa sedang berada di puncak karier.
"Jadi ini ada raksasa tidur yang harus kita bangunkan," cetusnya.
Cara membangunkannya adalah yang senior mendampingi yang muda. Alumni yang muda yang baru lulus ini gimana caranya agar bisa cepat mendapat kerja.
"Dari awal dikenalkan pada dunia kerja. Semangatnya seperti itu. Yang muda dibersamai, seluruh kekuatan itu. Dikasih pelatihan-pelatihan. Sebenarnya program pemerintah itu sudah ada," ungkapnya.
Terkait nama lain yang maju menjadi Caketum IKA UB? Pria kelahiran Pamekasan, Madura, tahun 1966 ini mengatakan, lebih banyak yang maju itu lebih baik. Itu artinya kan menunjukkan perhatian alumni terhadap IKA UB.
"Tinggal nanti cocoknya di mana. Saya kenal dengan semua nama-nama yang didorong maju. Dan saya sudah komunikasi. Its OK. Enggak masalah. Mereka juga tahu. Kita kan niatnya ingin memperbaiki. Tinggal nanti Munas mutusinnya seperti apa," paparnya.
Cak Fatah menempuh pendidikan sarjana S1 Teknologi Pertanian, Teknik Tanah Dan Air (TTA), di Universitas Brawijaya angkatan 1984. Ia lalu melanjutkan pendidikan magister S2 Ilmu Perencanaan Wilayah dan Perdesaan (Program Non Gelar) di Institut Pertanian Bogor pada 1996 dan S2 Administrasi Kebijakan Publik (Program Non Gelar) di Universitas Indonesia pada 2005.
Cak Fatah juga adalah salah satu sosok yang berada di balik massifnya pembangunan infrastruktur di era Presiden Jokowi. Ia juga tergabung dalam Tim Nasional P3DN (Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri).
Berkat tim yang di bawah komandonya, Kementerian PUPR berhasil meraih peringkat pertama Kementerian dengan penggunaan Produk Dalam Negeri (PDN) terbesar pada acara Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) di Jakarta, Maret lalu.
Menurut dia, untuk memaksimalkan potensi besar itu mudah saja. Cara menghilirisasinya adalah mendorong atau mensinergikan kekuatan alumni. Menurut dia, kekuatan alumni UB itu besar. Tersebar di pemerintahan, swasta, dan BUMN. Beberapa sedang berada di puncak karier.
"Jadi ini ada raksasa tidur yang harus kita bangunkan," cetusnya.
Cara membangunkannya adalah yang senior mendampingi yang muda. Alumni yang muda yang baru lulus ini gimana caranya agar bisa cepat mendapat kerja.
"Dari awal dikenalkan pada dunia kerja. Semangatnya seperti itu. Yang muda dibersamai, seluruh kekuatan itu. Dikasih pelatihan-pelatihan. Sebenarnya program pemerintah itu sudah ada," ungkapnya.
Terkait nama lain yang maju menjadi Caketum IKA UB? Pria kelahiran Pamekasan, Madura, tahun 1966 ini mengatakan, lebih banyak yang maju itu lebih baik. Itu artinya kan menunjukkan perhatian alumni terhadap IKA UB.
"Tinggal nanti cocoknya di mana. Saya kenal dengan semua nama-nama yang didorong maju. Dan saya sudah komunikasi. Its OK. Enggak masalah. Mereka juga tahu. Kita kan niatnya ingin memperbaiki. Tinggal nanti Munas mutusinnya seperti apa," paparnya.
Cak Fatah menempuh pendidikan sarjana S1 Teknologi Pertanian, Teknik Tanah Dan Air (TTA), di Universitas Brawijaya angkatan 1984. Ia lalu melanjutkan pendidikan magister S2 Ilmu Perencanaan Wilayah dan Perdesaan (Program Non Gelar) di Institut Pertanian Bogor pada 1996 dan S2 Administrasi Kebijakan Publik (Program Non Gelar) di Universitas Indonesia pada 2005.
Cak Fatah juga adalah salah satu sosok yang berada di balik massifnya pembangunan infrastruktur di era Presiden Jokowi. Ia juga tergabung dalam Tim Nasional P3DN (Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri).
Berkat tim yang di bawah komandonya, Kementerian PUPR berhasil meraih peringkat pertama Kementerian dengan penggunaan Produk Dalam Negeri (PDN) terbesar pada acara Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) di Jakarta, Maret lalu.
tulis komentar anda