MUI Sebut Kelompok Taliban ke Indonesia Ingin Belajar Islam Wasathiyah
Kamis, 27 Juli 2023 - 09:10 WIB
JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, Cholil Nafis, menyambut baik kedatangan kelompok penguasa Afganistan, Taliban , ke Indonesia. Kelompok Taliban datang ke Indonesia untuk belajar Islam Wasathiyah.
"Kita menyambut dengan baik, barangkali bisa meniru kerangka keagamaan di Indonesia. Saya berharap kita memberikan kontribusi bukan di sini yang ketularan dengan kerasnya (Taliban), tapi kita bisa memberikan kontribusi, barangkali bisa belajar hubungan agama dengan negara yang dibina dengan baik di Indonesia," ujar Cholil saat ditemui di Puncak Tasyakur Milad ke-48 MUI, Griya Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Rabu 26 Juli 2023.
Cholil Nafis mengatakan bahwa MUI pernah berkomunikasi dengan kelompok Taliban sebelum mereka berkuasa. Bahkan MUI sempat memfasilitasi anak-anak tokoh yang ada di Afganistan untuk belajar wawasan Islam Wasathiyah atau moderasi beragama dari negara Indonesia.
"Saya pikir bagus. Kita dulu sebelum Taliban ini berkuasa, kita banyak melakukan komunikasi dengan pihak pemerintahan di Afghanistan dan juga bertemu dengan Putri Taliban yang sekolah di sini (Indonesia) kursus untuk memberikan wawasan Islam Wasathiyah, Islam kebangsaan," katanya.
Bahkan dia mengaku anak-anak tokoh Afganistan itu belajar formal mengenai Islam Wasathiyah selama 6 bulan hingga setahun di Indonesia. "Belajar formal dia sampai 6 bulan bahkan sampai setahun. Kita kasih pelajaran pelajaran berkenaan dengan hubungan agama dengan negara dan itu dari anak-anak tokoh yang ada di Afghanistan saat itu," beberya.
Oleh karena itu, jika Taliban melakukan kunjungan ke Indonesia, baik formal maupun informal, dia menyakini tidak akan menganggu keamanan dan ketertiban negara Indonesia. Justru dalam rangka ingin belajar mengenai Islam Wasathiyah atau moderasi beragama di Indonesia.
"Insya Allah enggak (ganggu) orang kita malah sekarang menjadi kiblat. Jadi kalau orang ke sini bukan menularkan, ingin belajar tentang moderasi beragama di Indonesia dan bagaimana menciptakan perbedaan-perbedaan itu kontributif untuk kemajuan bangsa,"tuturnya.
Diketahui, Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan Hafiz Zia Ahmad pada 14 Juli lalu mentweet bahwa salah satu diplomat top pemerintah Taliban Afghanistan memimpin delegasi ke Indonesia.
“Delegasi mengadakan pertemuan dan diskusi yang bermanfaat dengan beberapa cendekiawan, politisi, dan pengusaha di Indonesia untuk memperkuat hubungan politik dan ekonomi bilateral,” tulisnya.
Hanya, pejabat itu tidak mengungkapkan politisi Indonesia yang bertemu dengan delegasi Afghanistan tersebut.
"Kita menyambut dengan baik, barangkali bisa meniru kerangka keagamaan di Indonesia. Saya berharap kita memberikan kontribusi bukan di sini yang ketularan dengan kerasnya (Taliban), tapi kita bisa memberikan kontribusi, barangkali bisa belajar hubungan agama dengan negara yang dibina dengan baik di Indonesia," ujar Cholil saat ditemui di Puncak Tasyakur Milad ke-48 MUI, Griya Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Rabu 26 Juli 2023.
Cholil Nafis mengatakan bahwa MUI pernah berkomunikasi dengan kelompok Taliban sebelum mereka berkuasa. Bahkan MUI sempat memfasilitasi anak-anak tokoh yang ada di Afganistan untuk belajar wawasan Islam Wasathiyah atau moderasi beragama dari negara Indonesia.
"Saya pikir bagus. Kita dulu sebelum Taliban ini berkuasa, kita banyak melakukan komunikasi dengan pihak pemerintahan di Afghanistan dan juga bertemu dengan Putri Taliban yang sekolah di sini (Indonesia) kursus untuk memberikan wawasan Islam Wasathiyah, Islam kebangsaan," katanya.
Bahkan dia mengaku anak-anak tokoh Afganistan itu belajar formal mengenai Islam Wasathiyah selama 6 bulan hingga setahun di Indonesia. "Belajar formal dia sampai 6 bulan bahkan sampai setahun. Kita kasih pelajaran pelajaran berkenaan dengan hubungan agama dengan negara dan itu dari anak-anak tokoh yang ada di Afghanistan saat itu," beberya.
Oleh karena itu, jika Taliban melakukan kunjungan ke Indonesia, baik formal maupun informal, dia menyakini tidak akan menganggu keamanan dan ketertiban negara Indonesia. Justru dalam rangka ingin belajar mengenai Islam Wasathiyah atau moderasi beragama di Indonesia.
"Insya Allah enggak (ganggu) orang kita malah sekarang menjadi kiblat. Jadi kalau orang ke sini bukan menularkan, ingin belajar tentang moderasi beragama di Indonesia dan bagaimana menciptakan perbedaan-perbedaan itu kontributif untuk kemajuan bangsa,"tuturnya.
Diketahui, Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan Hafiz Zia Ahmad pada 14 Juli lalu mentweet bahwa salah satu diplomat top pemerintah Taliban Afghanistan memimpin delegasi ke Indonesia.
“Delegasi mengadakan pertemuan dan diskusi yang bermanfaat dengan beberapa cendekiawan, politisi, dan pengusaha di Indonesia untuk memperkuat hubungan politik dan ekonomi bilateral,” tulisnya.
Hanya, pejabat itu tidak mengungkapkan politisi Indonesia yang bertemu dengan delegasi Afghanistan tersebut.
(thm)
tulis komentar anda