Polusi Udara Ancaman Serius bagi Masyarakat Indonesia
Senin, 24 Juli 2023 - 02:01 WIB
JAKARTA - Polusi udara di Indonesiamenjadi persoalan lingkungan utama yang banyak dikeluhkan masyarakat. Untuk itu, masalah polusi udara perlu segera mendapatkan perhatian.
Berdasarkan survei nasional yang dilakukan CENTRA Initiative bekerja sama dengan Indopol Survei, masyarakat menyebutpolusi udarasebagai polusi yang sering terjadi di wilayah tempat tinggal masyarakat.
Mereka yang menyebut polusi udara sebesar 65,32%. Berikutnya berturut-turut polusi air (11,45%), polusi tanah (8,71%) dan polusi lainnya (14,52%).
Penyebab polusi disebabkan kurangnya kesadaran dari masyarakat (51,85%), tidak ada peraturan pemerintah tentang pengelolaan polusi (14,60%), tidak ada penegakan aturan oleh pemerintah (13,15%), terdapat kegiatan pabrik/tambang di daerah tersebut (5%), dan penyebab lainnya (15,40%).
Peneliti Centra Initiative Swandaru mengatakan, survei ini berangkat dari pentingnya melindungi keamanan manusia dalam aspek lingkungan.
"Survei ini dilakukan pada periode 05-11Juni 2023 terhadap 1280 Responden di 38 Provinsi,” kata Swandaru dalam paparannya, Minggu (23/7/2023).
Survei ini juga menemukan sebagian besar masyarakat merasa di wilayah tempat tinggalnya mengalami perubahan iklim (75,56%), tidak ada perubahan iklim (24,44%). Adapun hal yang paling mereka rasakan adalah suhu sehari-hari semakin panas (45,14%), cuaca yang tidak menentu (38,63%), menyebabkan kekeringan (6,83%), dan air semakin langka/berkurang dan semakin sering banjir (4,16%).
Berdasarkan survei nasional yang dilakukan CENTRA Initiative bekerja sama dengan Indopol Survei, masyarakat menyebutpolusi udarasebagai polusi yang sering terjadi di wilayah tempat tinggal masyarakat.
Mereka yang menyebut polusi udara sebesar 65,32%. Berikutnya berturut-turut polusi air (11,45%), polusi tanah (8,71%) dan polusi lainnya (14,52%).
Penyebab polusi disebabkan kurangnya kesadaran dari masyarakat (51,85%), tidak ada peraturan pemerintah tentang pengelolaan polusi (14,60%), tidak ada penegakan aturan oleh pemerintah (13,15%), terdapat kegiatan pabrik/tambang di daerah tersebut (5%), dan penyebab lainnya (15,40%).
Peneliti Centra Initiative Swandaru mengatakan, survei ini berangkat dari pentingnya melindungi keamanan manusia dalam aspek lingkungan.
"Survei ini dilakukan pada periode 05-11Juni 2023 terhadap 1280 Responden di 38 Provinsi,” kata Swandaru dalam paparannya, Minggu (23/7/2023).
Survei ini juga menemukan sebagian besar masyarakat merasa di wilayah tempat tinggalnya mengalami perubahan iklim (75,56%), tidak ada perubahan iklim (24,44%). Adapun hal yang paling mereka rasakan adalah suhu sehari-hari semakin panas (45,14%), cuaca yang tidak menentu (38,63%), menyebabkan kekeringan (6,83%), dan air semakin langka/berkurang dan semakin sering banjir (4,16%).
tulis komentar anda