6 Jenderal TNI Pemilik Brevet Kopassus Veteran Operasi Seroja, Nomor 4 Saksikan Komandan Gugur di Pelukan
Minggu, 09 Juli 2023 - 05:00 WIB
Dalam buku biografinya berjudul 'Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto', tentara kelahiran Jakarta, 17 Oktober 1951 tersebut menceritakan pengalaman sedih dalam Operasi Seroja. Komandannya di Unit C Pasukan Nanggala 10, Sudaryanto gugur di pelukan Prabowo dalam operasi di Kota Maubara, Timor Timor.
"Beliau bertahan sampai pukul 03.00 tetapi akhirnya beliau gugur dalam pelukan saya. Saya tidak bisa lupa komandan saya menghembuskan napas terakhir dalam pelukan saya," ucap Prabowo dikutip dari bukunya tersebut.
Dalam sejarah karier militernya, Prabowo pernah menduduki jabatan Danjen Kopassus pada 1995. Jabatan militer terakhirnya adalah Pangkostrad.
Selepas militer, Prabowo mendirikan Partai Gerindra dan beberapa kali maju dalam pemilihan presiden namun belum berhasil. Saat ini Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahana (Menhan) di Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Jokowi.
FOTO/REPRO BUKUEndriartono Sutarto: Prajurit Profesional yang Humas
Selanjutnya adalah Endriartono Sutarto. Abituren AKABRI 1971 ini juga terjun dalam Operasi Seroja di Timor Timur. Meski besar di Kostrad, tapi Endriartono juga memiliki brevet Kopassus.
Dalam buku biografi berjudul 'Endriartono Sutarto: Prajurit Profesional yang Humas, tentara kelahiran Purworejo, 29 April 1947 ini menceritakan kesedihannya kehilangan sahabatnya, Lettu Inf Agus Revulton yang gugur akibat ditembak musuh. Ketika itu dirinya mendapat tugas operasi di wilayah Liquisa, Timor Timur.
Tak terima kehilangan sahabat, Endriartono bersama peletonnya kemudian menyiapkan serangan pembalasan. Hasilnya, sebanyak tujuh musuh tewas tertembak. "Terbalaskan sudah gugurnya Lettu Inf Agus Revulton sahabat karib dan seperjuangan," tulis Endriartono dalam bukunya.
Karier militer Endriantono juga termusuk moncer. Mengawali sebagai Danton Bantuan A Yonif Linud 305/Tengkorak Kostrad, kariernya terus menanjak, menjadi Asops Kasum ABRI, Komandan Paspampres, Komandan Sesko TNI, Wakil KSAD, dan KSAD. Endriartono mencapai jabatan tertinggi militer menjadi Panglima TNI di era Presiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Beliau bertahan sampai pukul 03.00 tetapi akhirnya beliau gugur dalam pelukan saya. Saya tidak bisa lupa komandan saya menghembuskan napas terakhir dalam pelukan saya," ucap Prabowo dikutip dari bukunya tersebut.
Dalam sejarah karier militernya, Prabowo pernah menduduki jabatan Danjen Kopassus pada 1995. Jabatan militer terakhirnya adalah Pangkostrad.
Selepas militer, Prabowo mendirikan Partai Gerindra dan beberapa kali maju dalam pemilihan presiden namun belum berhasil. Saat ini Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahana (Menhan) di Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Jokowi.
5. Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto
FOTO/REPRO BUKUEndriartono Sutarto: Prajurit Profesional yang Humas
Selanjutnya adalah Endriartono Sutarto. Abituren AKABRI 1971 ini juga terjun dalam Operasi Seroja di Timor Timur. Meski besar di Kostrad, tapi Endriartono juga memiliki brevet Kopassus.
Dalam buku biografi berjudul 'Endriartono Sutarto: Prajurit Profesional yang Humas, tentara kelahiran Purworejo, 29 April 1947 ini menceritakan kesedihannya kehilangan sahabatnya, Lettu Inf Agus Revulton yang gugur akibat ditembak musuh. Ketika itu dirinya mendapat tugas operasi di wilayah Liquisa, Timor Timur.
Tak terima kehilangan sahabat, Endriartono bersama peletonnya kemudian menyiapkan serangan pembalasan. Hasilnya, sebanyak tujuh musuh tewas tertembak. "Terbalaskan sudah gugurnya Lettu Inf Agus Revulton sahabat karib dan seperjuangan," tulis Endriartono dalam bukunya.
Karier militer Endriantono juga termusuk moncer. Mengawali sebagai Danton Bantuan A Yonif Linud 305/Tengkorak Kostrad, kariernya terus menanjak, menjadi Asops Kasum ABRI, Komandan Paspampres, Komandan Sesko TNI, Wakil KSAD, dan KSAD. Endriartono mencapai jabatan tertinggi militer menjadi Panglima TNI di era Presiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
tulis komentar anda