Qurban Jadi Pelipur Rindu Baitullah yang Tertunda
Senin, 27 Juli 2020 - 13:44 WIB
Tertundanya haji tahun ini bukan berarti melemahkan semangat beramal soleh bagi setiap muslim sedunia. Niat berhaji tentunya didasari pada ketauhidan dan ketakwaan yang kuat, yaitu beribadah semata-mata hanya untuk Allah. Di momen bulan Dzulhijahini, berhaji dan berkurbanjadiibadah yang mulia di mata Allah.
Inilah kesempatan untuk tetap membuktikan cinta kepada Allah SubhannallahuwaTa’ala dengan kurban terbaik kita sekaligus pelipur rindu baitullah yang tertunda. Jangan sia-siakan kesempatan berkurban yang merupakan puncak ibadah di bulan Djulhijjah.
Sama halnya seperti tekad berhaji, diperlukan komitmen dan niat untuk menunaikan kurban. Terlebih di tengah pandemi Covid-19 dimana kekhawatiran harta menjadi hal yang memberatkan sebagian orang untuk berkurban. “Syariat Islam yang Allah perintahkan pasti memiliki hikmah yang sangat besar. Dalam hal berkurban dan berhaji dimana nominalnya cukup besar bagi sebagian orang, tidak pernah ada cerita seseorang menjadi jatuh miskin akibat menjalankan ibadah tersebut. Bisa jadi dengan kurban, Allah akan buka pintu rejeki yang lain karena dia telah menegakkan perintah Allah,” tegas Ibnu Khajar, Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Dalam sejarahnya, syariat kurban memiliki hikmah yang sangat banyak. Jika ditelisik lebih dalam, pelaksanaan kurban tidak hanya sebatas syariat Islam, tetapi juga pembuktian cinta pada Sang Pencipta tetapi juga jembatan silaturahim dengan sesama muslim. Pelaksanaan kurban di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini juga memiliki dimensi sosial sebagai penyelamatan jiwa karena sebagian besar dari masyarakat terdampak secara ekonomi.
Poin keikhlasan menjadi landasan perintah berkurban terkait dengan kondisi pandemi saat ini karena masyarakat sedang dalam ekonomi merosot, nafkah kian sulit dicari, kebutuhan sehari-hari sulit dipenuhi. Sebab, betapa banyak umat muslim yang enggan kurban terlebih di saat krisis akibat pandemi Covid-19. Keterbatasan harta tentu menjadi kekhawatiran yang dirasakan sebagian besar masyarakat karena Covid-19 di tengah kehidupan yang penuh ketidakpastian.
Ketaatan dalam ibadah di tengah pandemi tak boleh melemah, segala bentuk seruan segera disiapkan dan dilaksanakan. Termasuk berkurban yang bakal jatuh pada akhir Juli mendatang.
Melalui tema Labbaik Berqurban Terbaik, Global Qurban – ACT ingin mengajak masyarakat untuk menunaikan ibadah kurban di masa pandemi yang memberi dampak signifikan di berbagai aspek kehidupan ini di www.globalqurban.com. Global Qurban yakin, masyarakat Indonesia tak pernah lemah dalam berbuat baik, termasuk dalam berkurban yang akan Global Qurban salurkan untuk masyarakat pra sejahtera nantinya.
“Insyaallah, kami akan menyalurkan hewan kurban masyarakat Indonesia ke berbagai daerah, khususnya yang dihuni masyarakat prasejahtera dan episentrum penyebaran Covid-19. Akan ada ratusan hewan kurban setara kambing yang disembelih dengan jutaan penerima manfaat. Global Qurban juga mengirimkan hewan kurbannya, khususnya ke negara yang sedang dirundung konflik kemanusiaan,” pungkas Hafit, Presiden Global Qurban - ACT.
Inilah kesempatan untuk tetap membuktikan cinta kepada Allah SubhannallahuwaTa’ala dengan kurban terbaik kita sekaligus pelipur rindu baitullah yang tertunda. Jangan sia-siakan kesempatan berkurban yang merupakan puncak ibadah di bulan Djulhijjah.
Sama halnya seperti tekad berhaji, diperlukan komitmen dan niat untuk menunaikan kurban. Terlebih di tengah pandemi Covid-19 dimana kekhawatiran harta menjadi hal yang memberatkan sebagian orang untuk berkurban. “Syariat Islam yang Allah perintahkan pasti memiliki hikmah yang sangat besar. Dalam hal berkurban dan berhaji dimana nominalnya cukup besar bagi sebagian orang, tidak pernah ada cerita seseorang menjadi jatuh miskin akibat menjalankan ibadah tersebut. Bisa jadi dengan kurban, Allah akan buka pintu rejeki yang lain karena dia telah menegakkan perintah Allah,” tegas Ibnu Khajar, Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Dalam sejarahnya, syariat kurban memiliki hikmah yang sangat banyak. Jika ditelisik lebih dalam, pelaksanaan kurban tidak hanya sebatas syariat Islam, tetapi juga pembuktian cinta pada Sang Pencipta tetapi juga jembatan silaturahim dengan sesama muslim. Pelaksanaan kurban di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini juga memiliki dimensi sosial sebagai penyelamatan jiwa karena sebagian besar dari masyarakat terdampak secara ekonomi.
Poin keikhlasan menjadi landasan perintah berkurban terkait dengan kondisi pandemi saat ini karena masyarakat sedang dalam ekonomi merosot, nafkah kian sulit dicari, kebutuhan sehari-hari sulit dipenuhi. Sebab, betapa banyak umat muslim yang enggan kurban terlebih di saat krisis akibat pandemi Covid-19. Keterbatasan harta tentu menjadi kekhawatiran yang dirasakan sebagian besar masyarakat karena Covid-19 di tengah kehidupan yang penuh ketidakpastian.
Ketaatan dalam ibadah di tengah pandemi tak boleh melemah, segala bentuk seruan segera disiapkan dan dilaksanakan. Termasuk berkurban yang bakal jatuh pada akhir Juli mendatang.
Melalui tema Labbaik Berqurban Terbaik, Global Qurban – ACT ingin mengajak masyarakat untuk menunaikan ibadah kurban di masa pandemi yang memberi dampak signifikan di berbagai aspek kehidupan ini di www.globalqurban.com. Global Qurban yakin, masyarakat Indonesia tak pernah lemah dalam berbuat baik, termasuk dalam berkurban yang akan Global Qurban salurkan untuk masyarakat pra sejahtera nantinya.
“Insyaallah, kami akan menyalurkan hewan kurban masyarakat Indonesia ke berbagai daerah, khususnya yang dihuni masyarakat prasejahtera dan episentrum penyebaran Covid-19. Akan ada ratusan hewan kurban setara kambing yang disembelih dengan jutaan penerima manfaat. Global Qurban juga mengirimkan hewan kurbannya, khususnya ke negara yang sedang dirundung konflik kemanusiaan,” pungkas Hafit, Presiden Global Qurban - ACT.
(atk)
tulis komentar anda