Program Jambanisasi dari Ganjar Berhasil Tingkatkan Kualitas Hidup
Rabu, 28 Juni 2023 - 22:27 WIB
Data BPS menyebut pada 2013 jumlah penduduk miskin di Jateng sebanyak 4,8 juta orang atau 14,44 persen. Jumlah ini terus menurun hingga hanya 11,32 persen atau 3,89 juta jiwa pada 2018.
Meski sempat naik pada 2020 dan 2021 akibat pandemi Covid-19, dari data terakhir kemiskinan di Jateng pada 2022 kembali turun menjadi 3,83 juta jiwa atau 10,93 persen. Ini membuktikan sejumlah intervensi yang dilakukan untuk penanganan kemiskinan dengan salah satunya jambanisasi berhasil dilakukan.
“Kalau sekarang datanya cukup dan anggaran APBD nya sudah ada, segera dieksekusi (jambanisasi). Kalau belum ada, sama seperti penurunan kemiskinan ekstrem, kami carikan (anggaran) CSR, Baznas, filantropi, atau bantuan dari siapapun agar kami bisa mempercepat itu,” ujarnya.
Data Dinas Kesehatan Jawa Tengah mencatat, bantuan stimulan jamban telah dibagikan secara gratis pada warga sejak 2015 hingga saat ini. Total jumlahnya hingga sekarang mencapai 37.869 paket jamban.
Per paket bantuan itu, terdiri atas semen, kloset dan pipa paralon. Pada 2023, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengalokasikan sebanyak 7.181 ribu paket.
“Kami akan bantu agar masyarakat punya akses jamban, syukur-syukur masing-masing punya sendiri-sendiri. Dan mereka mengerti bahwa jamban itu juga perlu ada toiletnya, septitanknya, bukan dibuang ke kali atau ke kolam, sehingga jauh lebih sehat,” tandasnya.
Jambanisasi yang dilakukan Pemprov Jateng ini juga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari data BPS terkait proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak terus meningkat.
Data BPS menyebutkan pada 2020 proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak di Jateng mencapai 83,24 persen. Data ini meningkat pada 2022 menjadi 84,37 persen. Angka ini pun cukup bagus dibanding 2 provinsi besar yakni di Jawa Barat 74,02 persen dan Jawa Timur 81,13 persen pada 2022.
Meski sempat naik pada 2020 dan 2021 akibat pandemi Covid-19, dari data terakhir kemiskinan di Jateng pada 2022 kembali turun menjadi 3,83 juta jiwa atau 10,93 persen. Ini membuktikan sejumlah intervensi yang dilakukan untuk penanganan kemiskinan dengan salah satunya jambanisasi berhasil dilakukan.
“Kalau sekarang datanya cukup dan anggaran APBD nya sudah ada, segera dieksekusi (jambanisasi). Kalau belum ada, sama seperti penurunan kemiskinan ekstrem, kami carikan (anggaran) CSR, Baznas, filantropi, atau bantuan dari siapapun agar kami bisa mempercepat itu,” ujarnya.
Data Dinas Kesehatan Jawa Tengah mencatat, bantuan stimulan jamban telah dibagikan secara gratis pada warga sejak 2015 hingga saat ini. Total jumlahnya hingga sekarang mencapai 37.869 paket jamban.
Per paket bantuan itu, terdiri atas semen, kloset dan pipa paralon. Pada 2023, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengalokasikan sebanyak 7.181 ribu paket.
“Kami akan bantu agar masyarakat punya akses jamban, syukur-syukur masing-masing punya sendiri-sendiri. Dan mereka mengerti bahwa jamban itu juga perlu ada toiletnya, septitanknya, bukan dibuang ke kali atau ke kolam, sehingga jauh lebih sehat,” tandasnya.
Jambanisasi yang dilakukan Pemprov Jateng ini juga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari data BPS terkait proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak terus meningkat.
Data BPS menyebutkan pada 2020 proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak di Jateng mencapai 83,24 persen. Data ini meningkat pada 2022 menjadi 84,37 persen. Angka ini pun cukup bagus dibanding 2 provinsi besar yakni di Jawa Barat 74,02 persen dan Jawa Timur 81,13 persen pada 2022.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda