Optimalkan Realisasi APBD, Sekjen Kemendagri: Cermati Arahan Presiden
Selasa, 27 Juni 2023 - 07:57 WIB
JAKARTA - Pemerintah daerah ( pemda ) harus mencermati arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD ). Upaya itu dilakukan agar realisasi pendapatan dan belanja APBD dapat lebih optimal.
“Bapak Presiden kemarin menyampaikan dan tentu kawan-kawan sudah membacanya. Banyak (realisasi) APBD kita yang belum optimal, belanja daerah harus berorientasi hasil,” kata Sekjen Sekjen Kemendagri Suhajar Diantoro saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (26/6/2023).
Suhajar menambahkan, arahan Presiden Jokowi yakni realisasi belanja pendukung tidak boleh lebih besar dari belanja utama. Dalam konteks ini, sekda dan inspektorat daerah didorong mencermati kembali kondisi tersebut agar realisasi APBD dapat lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan.
“Kita tidak mengubah kegiatan, tapi efisiensikan. Sehingga di dalamnya bisa kita revisi untuk kegiatan utamanya kegiatan pokoknya alokasinya menjadi besar,” ujarnya.
Pemda juga terus dipacu untuk dapat memaksimalkan realisasi belanja APBD. Pasalnya, dengan realisasi yang maksimal akan mendorong pergerakan perekonomian di masyarakat. Terlebih saat ini telah masuk pertengahan tahun sehingga realisasi perlu terus dioptimalkan.
Dalam kesempatan itu, Suhajar mengapresiasi sejumlah daerah yang telah melakukan realisasi belanja di atas rata-rata. Daerah tersebut yakni Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Bengkulu, Jawa Tengah, dan Kalimantan Barat. Daerah lainnya yang masih rendah diminta untuk bisa melakukan realisasi belanja lebih masif.
“Jadi ini saya yakin dan percaya kawan-kawan sangat paham tentang kerja kita ini dan saya minta ini (optimalisasi realisasi belanja APBD) menjadi perhatian kita,” tambahnya.
Untuk daerah dengan realisasi belanja rendah, Suhajar meminta secara khusus kepada Ditjen Bina Keuangan Daerah (Keuda) Kemendagri memetakan situasi yang terjadi. Hal yang sama juga diminta dapat dilakukan Pusat Fasilitasi Kerja Sama (Fasker) Kemendagri untuk memetakan daerah dengan realisasi APBD rendah.
“Saya minta nanti kawan-kawan di Fasker (daerah) yang serapan rendah ini dipetakan dan saya larang ke luar negeri, kecuali yang sangat penting. Jadi izin-izin ke luar negeri agar dilihat semua dulu untuk daerah-daerah yang serapan anggarannya masih rendah,” tandasnya.
“Bapak Presiden kemarin menyampaikan dan tentu kawan-kawan sudah membacanya. Banyak (realisasi) APBD kita yang belum optimal, belanja daerah harus berorientasi hasil,” kata Sekjen Sekjen Kemendagri Suhajar Diantoro saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (26/6/2023).
Baca Juga
Suhajar menambahkan, arahan Presiden Jokowi yakni realisasi belanja pendukung tidak boleh lebih besar dari belanja utama. Dalam konteks ini, sekda dan inspektorat daerah didorong mencermati kembali kondisi tersebut agar realisasi APBD dapat lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan.
“Kita tidak mengubah kegiatan, tapi efisiensikan. Sehingga di dalamnya bisa kita revisi untuk kegiatan utamanya kegiatan pokoknya alokasinya menjadi besar,” ujarnya.
Pemda juga terus dipacu untuk dapat memaksimalkan realisasi belanja APBD. Pasalnya, dengan realisasi yang maksimal akan mendorong pergerakan perekonomian di masyarakat. Terlebih saat ini telah masuk pertengahan tahun sehingga realisasi perlu terus dioptimalkan.
Dalam kesempatan itu, Suhajar mengapresiasi sejumlah daerah yang telah melakukan realisasi belanja di atas rata-rata. Daerah tersebut yakni Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Bengkulu, Jawa Tengah, dan Kalimantan Barat. Daerah lainnya yang masih rendah diminta untuk bisa melakukan realisasi belanja lebih masif.
“Jadi ini saya yakin dan percaya kawan-kawan sangat paham tentang kerja kita ini dan saya minta ini (optimalisasi realisasi belanja APBD) menjadi perhatian kita,” tambahnya.
Untuk daerah dengan realisasi belanja rendah, Suhajar meminta secara khusus kepada Ditjen Bina Keuangan Daerah (Keuda) Kemendagri memetakan situasi yang terjadi. Hal yang sama juga diminta dapat dilakukan Pusat Fasilitasi Kerja Sama (Fasker) Kemendagri untuk memetakan daerah dengan realisasi APBD rendah.
“Saya minta nanti kawan-kawan di Fasker (daerah) yang serapan rendah ini dipetakan dan saya larang ke luar negeri, kecuali yang sangat penting. Jadi izin-izin ke luar negeri agar dilihat semua dulu untuk daerah-daerah yang serapan anggarannya masih rendah,” tandasnya.
(poe)
tulis komentar anda