Gagasan Spiritualitas Denny JA soal Jembatan Antaraagama
Rabu, 21 Juni 2023 - 11:05 WIB
Hariyani membahas bab mengenai samudera spiritualitas. Ia juga secara khusus menulis puisi berjudul Tiga Berlian Biru yang diambil dari rumusan Denny JA mengenai spiritualitas baru abad 21.
Tiga Berlian Biru terdiri dari berlian biru kebajikan (virtue), berlian biru kekuatan derma (power of giving), dan berlian biru kesatuan manusia dengan manusia lain, lingkungan hidup dan misteri alam semesta (the oneness).
Menurut Hariyani, riset-riset ilmu pengetahuan mutakhir telah membuktikan bahwa kebajikan berhubungan erat dengan kebahagiaan dan hidup bermakna. Begitu pula power of giving, hidup yang bersedekah, berderma, membuat hidup lebih bahagia dan bermakna.
Riset juga membuktikan bahwa perasaan bersatu (the oneness) dengan lingkungan juga membuat hidup bahagia dan bermakna. Apapun agama dan keyakinan yang dipeluk oleh seseorang, lanjut Hariyani, selama ia mampu menemukan dan mempraktikkan “tiga berlian biru” di atas maka ia akan menemukan makna hidupnya dan mencapai kebahagiaan.
Selama ribuan tahun manusia memeluk agama berbeda-beda dan satu sama lain saling terpisah. Bahkan masing-masing membangun tembok yang tinggi sehingga tidak saling bertemu.
“Pemikiran spiritualitas baru Denny JA meruntuhkan tembok-tembok pemisah tersebut. Ia menjembatani berbagai agama untuk bertemu di satu titik. Yakni, spirituality of happiness, seperti konsep tiga berlian biru, yang terdapat di semua agama,” ujar Hariyani.
Menurutnya, itulah yang tersirat dari buku Era Ketika Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama: Sembilan Pemikiran Denny JA Soal Agama di Era Google (2023). Gagasan ini, lanjutnya, hadir di saat yang tepat.
"Ini adalah reformasi keagamaan model baru yang didasarkan pada sains dan riset kuantitatif," ucapnya.
Senada, Ahmad Gaus sebagai penulis buku menyambut baik gagasan Denny JA mengenai perlunya manusia modern (homo sapiens) menemukan makna hidup dan kebahagiaan sejati dengan bantuan sains. Gaus menjelaskan gagasan spiritualitas baru abad 21 yang ditawarkan oleh Denny JA sebagai kesimpulan dari berbagai riset kuantitatif.
“Riset empirik menjadi kata kunci spiritualitas baru ini. Disebut juga spiritualitas gelombang ketiga.
Tiga Berlian Biru terdiri dari berlian biru kebajikan (virtue), berlian biru kekuatan derma (power of giving), dan berlian biru kesatuan manusia dengan manusia lain, lingkungan hidup dan misteri alam semesta (the oneness).
Menurut Hariyani, riset-riset ilmu pengetahuan mutakhir telah membuktikan bahwa kebajikan berhubungan erat dengan kebahagiaan dan hidup bermakna. Begitu pula power of giving, hidup yang bersedekah, berderma, membuat hidup lebih bahagia dan bermakna.
Riset juga membuktikan bahwa perasaan bersatu (the oneness) dengan lingkungan juga membuat hidup bahagia dan bermakna. Apapun agama dan keyakinan yang dipeluk oleh seseorang, lanjut Hariyani, selama ia mampu menemukan dan mempraktikkan “tiga berlian biru” di atas maka ia akan menemukan makna hidupnya dan mencapai kebahagiaan.
Selama ribuan tahun manusia memeluk agama berbeda-beda dan satu sama lain saling terpisah. Bahkan masing-masing membangun tembok yang tinggi sehingga tidak saling bertemu.
“Pemikiran spiritualitas baru Denny JA meruntuhkan tembok-tembok pemisah tersebut. Ia menjembatani berbagai agama untuk bertemu di satu titik. Yakni, spirituality of happiness, seperti konsep tiga berlian biru, yang terdapat di semua agama,” ujar Hariyani.
Menurutnya, itulah yang tersirat dari buku Era Ketika Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama: Sembilan Pemikiran Denny JA Soal Agama di Era Google (2023). Gagasan ini, lanjutnya, hadir di saat yang tepat.
"Ini adalah reformasi keagamaan model baru yang didasarkan pada sains dan riset kuantitatif," ucapnya.
Senada, Ahmad Gaus sebagai penulis buku menyambut baik gagasan Denny JA mengenai perlunya manusia modern (homo sapiens) menemukan makna hidup dan kebahagiaan sejati dengan bantuan sains. Gaus menjelaskan gagasan spiritualitas baru abad 21 yang ditawarkan oleh Denny JA sebagai kesimpulan dari berbagai riset kuantitatif.
“Riset empirik menjadi kata kunci spiritualitas baru ini. Disebut juga spiritualitas gelombang ketiga.
tulis komentar anda