Libur Iduladha Cuma Sehari atau 2 Hari? Ini Jawaban Wapres
Senin, 19 Juni 2023 - 12:21 WIB
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin merespons polemik libur Iduladha 1444 Hijriah hanya sehari atau menjadi dua hari. Diketahui, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan Iduladha 1444 H jatuh pada 29 Juni 2023.
Sementara itu, Muhammadiyah yang telah menetapkan jatuh Iduladha 28 Juni 2023 dan mengusulkan untuk libur dua hari. Wapres meminta agar masyarakat mentoleransi perbedaan tersebut.
Namun, dia tidak menjelaskan secara rinci apakah usulan libur dua hari telah disetujui pemerintah. "Ya saya kira pemerintah mentoleransi untuk Lebarannya itu, sudah ada kan hari-harinya itu kan sudah dimasukkan, liburnya sudah ada ya, dengan menghitung dua itu," kata Wapres usai menghadiri acara di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (19/6/2023).
Wapres mengatakan bahwa sudah dari lama ada perbedaan dalam penetapan hari besar baik awal Ramadan, Syawal, hingga Zulhijah. "Perbedaan kriteria dalam menetapkan awal Ramadan, awal Syawal, dan awal Zulhijah. Ini karena ini momen-momen biasanya ada perbedaan itu," katanya.
Bahkan, kata Wapres, sudah lama diupayakan untuk membuat satu kriteria tapi belum bisa. "Oleh karena itu, maka sikap yang sudah dibangun yaitu adanya toleransi sikap saling mengerti dan saling memahami adanya perbedaan itu. Itu yang artinya sudah lama, sudah bertahun-tahun bahwa kita (ada perbedaan)," tuturnya.
Dirinya mengakui perbedaan itu tidak selalu terjadi. “Perbedaan itu terjadi kalau tinggi hilang kurang dari dua derajat itu pasti beda, itu pasti beda, karena beda kriteria tapi kalau diatas dua derajat itu pasti sama," kata Wapres.
"Oleh karena itu 10 tahun yang akan datang sudah bisa dilihat saat ini terjadi perbedaan, dan masyarakat sudah siap untuk berbeda dalam penetapan puasa, lebaran, Idulfitri, Iduladha," pungkasnya.
Sementara itu, Muhammadiyah yang telah menetapkan jatuh Iduladha 28 Juni 2023 dan mengusulkan untuk libur dua hari. Wapres meminta agar masyarakat mentoleransi perbedaan tersebut.
Namun, dia tidak menjelaskan secara rinci apakah usulan libur dua hari telah disetujui pemerintah. "Ya saya kira pemerintah mentoleransi untuk Lebarannya itu, sudah ada kan hari-harinya itu kan sudah dimasukkan, liburnya sudah ada ya, dengan menghitung dua itu," kata Wapres usai menghadiri acara di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (19/6/2023).
Wapres mengatakan bahwa sudah dari lama ada perbedaan dalam penetapan hari besar baik awal Ramadan, Syawal, hingga Zulhijah. "Perbedaan kriteria dalam menetapkan awal Ramadan, awal Syawal, dan awal Zulhijah. Ini karena ini momen-momen biasanya ada perbedaan itu," katanya.
Bahkan, kata Wapres, sudah lama diupayakan untuk membuat satu kriteria tapi belum bisa. "Oleh karena itu, maka sikap yang sudah dibangun yaitu adanya toleransi sikap saling mengerti dan saling memahami adanya perbedaan itu. Itu yang artinya sudah lama, sudah bertahun-tahun bahwa kita (ada perbedaan)," tuturnya.
Dirinya mengakui perbedaan itu tidak selalu terjadi. “Perbedaan itu terjadi kalau tinggi hilang kurang dari dua derajat itu pasti beda, itu pasti beda, karena beda kriteria tapi kalau diatas dua derajat itu pasti sama," kata Wapres.
"Oleh karena itu 10 tahun yang akan datang sudah bisa dilihat saat ini terjadi perbedaan, dan masyarakat sudah siap untuk berbeda dalam penetapan puasa, lebaran, Idulfitri, Iduladha," pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda