Wanita Syarikat Islam Tekankan Pentingnya Peran Orang Tua Bentuk Akhlak Generasi Emas
Senin, 19 Juni 2023 - 09:10 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Pusat Wanita Syarikat Islam (WSI) Valina Singka Subekti menekankan pentingnya peran orang tua sebagai garda terdepan dalam membentuk akhlak dan karakter generasi emas . Dia menilai, tolok ukur keberhasilan suatu bangsa bukan hanya pada pembangunan fisik saja.
“Tetapi sangat ditentukan oleh kualitas dan akhlak manusianya," kata Valina Singka dalam Seminar Nasional bertajuk Membangun Akhlakul Karimah Ummat dan Bangsa untuk Kemajuan Indonesia, Minggu (18/6/2023) malam.
Valina mengajak kader Wanita Syarikat Islam di seluruh Indonesia untuk terus bergiat dalam mendidik masyarakat tentang pentingnya peran orang tua pada era saat ini. Sebab, anak adalah aset bangsa untuk melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa.
Adapun seminar tersebut dihadiri oleh perwakilan cabang Wanita Syarikat Islam seluruh Indonesia, serta beberapa organisasi keperempuanan lainnya seperti Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dan Badan Musyawarah Islam Wanita Indonesia (BMIWI). Valina Singka mengatakan, digelarnya seminar ini merupakan bentuk tanggung jawab untuk mencari solusi terkait merosotnya akhlakul karimah bangsa.
Sementara itu, Pakar Gender Indonesia Aida Vitayala Syafri Hubeis mengatakan, generasi alpha yang lahir pada era saat ini punya karakteristik yang berbeda. "Mereka sudah terpapar teknologi informasi bahkan sejak balita sehingga orang tua harus harus mampu merespons dengan benar perkembangan baru ini," ujar Aida dalam kesempatan sama.
Aida menilai orang tua harus punya pola komunikasi yang terbuka dan intens dengan anak-anak. Dirinya mengimbau, orang tua lebih peka terhadap dampak teknologi.
"Di tengah kemajuan teknologi yang semakin massif, orang tua harus lebih peka dengan dampak teknologi dalam keluarga, terutama bagi anak-anak. Penanaman nilai-nilai agama sangat penting diberikan sejak kecil agar bisa menjadi bekal," ungkap Aida.
Dirinya menegaskan bahwa orang tua harus telaten memantau anak-anak saat mereka menggunakan media sosial. Pakar Hukum Universitas Indonesia (UI) Neng Djubaedah membeberkan, saat ini hukum Indonesia belum mampu melindungi anak-anak dengan maksimal.
Dia mengatakan, sebanyak 21.241 anak menjadi korban kekerasan di Indonesia sepanjang 2022 berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Untuk menyikapi fenomena tersebut, peran orang tua menjadi sangat penting menanamkan nilai-nilai agama dan akhlak yang baik.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh menuturkan, agama Islam sangat mengedepankan akhlak. "Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik," imbunya.
Hal senada dikatakan oleh aktivis perempuan Ketahanan Keluarga Wirianingsih. Dia juga mengajak para orang tua untuk peduli dan terlibat dalam proses pendidikan anak sejak usia dini. "Pentingnya mengajarkan membaca alquran kepada anak anak sejak usia dini," pungkasnya.
Lihat Juga: Dukung Terciptanya Generasi Emas 2045, Bio Farma Alokasikan 5% Revenue untuk Riset dan Ketahanan Kesehatan
“Tetapi sangat ditentukan oleh kualitas dan akhlak manusianya," kata Valina Singka dalam Seminar Nasional bertajuk Membangun Akhlakul Karimah Ummat dan Bangsa untuk Kemajuan Indonesia, Minggu (18/6/2023) malam.
Valina mengajak kader Wanita Syarikat Islam di seluruh Indonesia untuk terus bergiat dalam mendidik masyarakat tentang pentingnya peran orang tua pada era saat ini. Sebab, anak adalah aset bangsa untuk melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa.
Adapun seminar tersebut dihadiri oleh perwakilan cabang Wanita Syarikat Islam seluruh Indonesia, serta beberapa organisasi keperempuanan lainnya seperti Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dan Badan Musyawarah Islam Wanita Indonesia (BMIWI). Valina Singka mengatakan, digelarnya seminar ini merupakan bentuk tanggung jawab untuk mencari solusi terkait merosotnya akhlakul karimah bangsa.
Sementara itu, Pakar Gender Indonesia Aida Vitayala Syafri Hubeis mengatakan, generasi alpha yang lahir pada era saat ini punya karakteristik yang berbeda. "Mereka sudah terpapar teknologi informasi bahkan sejak balita sehingga orang tua harus harus mampu merespons dengan benar perkembangan baru ini," ujar Aida dalam kesempatan sama.
Aida menilai orang tua harus punya pola komunikasi yang terbuka dan intens dengan anak-anak. Dirinya mengimbau, orang tua lebih peka terhadap dampak teknologi.
"Di tengah kemajuan teknologi yang semakin massif, orang tua harus lebih peka dengan dampak teknologi dalam keluarga, terutama bagi anak-anak. Penanaman nilai-nilai agama sangat penting diberikan sejak kecil agar bisa menjadi bekal," ungkap Aida.
Dirinya menegaskan bahwa orang tua harus telaten memantau anak-anak saat mereka menggunakan media sosial. Pakar Hukum Universitas Indonesia (UI) Neng Djubaedah membeberkan, saat ini hukum Indonesia belum mampu melindungi anak-anak dengan maksimal.
Dia mengatakan, sebanyak 21.241 anak menjadi korban kekerasan di Indonesia sepanjang 2022 berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Untuk menyikapi fenomena tersebut, peran orang tua menjadi sangat penting menanamkan nilai-nilai agama dan akhlak yang baik.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh menuturkan, agama Islam sangat mengedepankan akhlak. "Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik," imbunya.
Hal senada dikatakan oleh aktivis perempuan Ketahanan Keluarga Wirianingsih. Dia juga mengajak para orang tua untuk peduli dan terlibat dalam proses pendidikan anak sejak usia dini. "Pentingnya mengajarkan membaca alquran kepada anak anak sejak usia dini," pungkasnya.
Lihat Juga: Dukung Terciptanya Generasi Emas 2045, Bio Farma Alokasikan 5% Revenue untuk Riset dan Ketahanan Kesehatan
(rca)
tulis komentar anda