3 Fakta Letjen TNI (Purn) Kuntara, Jenderal Kopassus Keturunan Tionghoa yang Ikut Tumpas Pembajak Pesawat Garuda
Rabu, 14 Juni 2023 - 17:46 WIB
Tak sampai disitu saja, Kuntara juga pernah menyemat jabatan Panglima Kostrad. Tepatnya pada periode 1992 hingga 1994. Pasca purnatugas, dia juga sempat dipercaya menjadi Duta Besar (Dubes) China pada 1997 hingga 2001.
Misi yang lebih dikenal sebagai Operasi Woyla ini dipimpin oleh Sintong Panjaitan yang saat itu menjadi Asisten Operasi Kopassandha. Memiliki persiapan relatif mepet, tim pembebasan yang ditugaskan berpacu dengan waktu.
Dalam Operasi Woyla ini, sempat terjadi kontak tembak. Pihak pembajak pesawat yang berjumlah 5 orang semuanya tewas. Sementara dari pihak Kopassus kehilangan satu prajurit, yakni Letnan Ahmad Kirang.
Selain itu, pilot Herman Rante juga meninggal pasca menjalani perawatan selama 6 hari di rumah sakit Thailand. Operasi Woyla ini berlangsung singkat, kurang lebih sekitar 3 menit saja.
3. Terjun di Operasi Woyla
Selama berkarier di militer, Kuntara pernah terjun di sejumlah medan operasi. Selain Operasi Flamboyan, dia juga turut terlibat dalam operasi pembebasan sandera kasus pembajakan pesawat DC-9 Woyla milik Garuda Indonesia.Misi yang lebih dikenal sebagai Operasi Woyla ini dipimpin oleh Sintong Panjaitan yang saat itu menjadi Asisten Operasi Kopassandha. Memiliki persiapan relatif mepet, tim pembebasan yang ditugaskan berpacu dengan waktu.
Dalam Operasi Woyla ini, sempat terjadi kontak tembak. Pihak pembajak pesawat yang berjumlah 5 orang semuanya tewas. Sementara dari pihak Kopassus kehilangan satu prajurit, yakni Letnan Ahmad Kirang.
Selain itu, pilot Herman Rante juga meninggal pasca menjalani perawatan selama 6 hari di rumah sakit Thailand. Operasi Woyla ini berlangsung singkat, kurang lebih sekitar 3 menit saja.
(bim)
tulis komentar anda