Wiku Sebut Vaksin COVID-19 Buatan Dalam Negeri Sedang Dikembangkan
Jum'at, 24 Juli 2020 - 16:04 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa vaksin virus corona buatan dalam negeri juga sedang dikembangkan.
Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 ini, mengatakan bahwa hampir 200 negara lebih di dunia sedang berlomba-lomba untuk membuat vaksin corona . "Ini seperti pertandingan. Siapa yang paling cepat, termasuk Indonesia ingin bertanding supaya betul-betul bisa melindungi masyarakatnya," katanya di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (24/7/2020).
Wiku menganalogikan bahwa pembuatan vaksin ini seperti perlombaan antarnegara. Saat ini, Indonesia sedang tahap uji klinis vaksin COVID-19 dari Sivonec China yang bekerja sama dengan Biofarma dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.( )
"Pertandingan itu menarik, kalau kita mulai dari start mungkin kita akan lama. Maka ada yang sudah start duluan yaitu China. Sinovec dari China itu sudah star duluan. Nah sekarang mau kerja sama dengan Biofarma di Indonesia dan FK Unpad dalam rangka uji klinisnya. Nah ini salah satu cara bertanding yang sudah lebih ke depan. Jadi kita gak melakukan dari awal," ujar Wiku.
Namun, Wiku mengatakan bahwa di Tanah Air juga sedang dikembangkan vaksin COVID-19 oleh Konsorsium Eijkman. "Jadi ada juga yang bikin dari awal, dari dalam negeri sendiri konsorsium Eijkman itu bersama juga dengan Biofarma," kata Wiku.
Ia mengatakan dalam mengembangkan vaksin COVID-19 harus mengedepankan pendekatan inklusivitas untuk mengejar ketertinggalan. "Harusnya kalau kita menggunakan pendekatan inklusivitas seluruh sumber daya di Indonesia dijadikan satu para ahlinya, bisa jadi kita bisa mengejar ketertinggalan," katanya.( )
Dengan begitu, kata Wiku, kemandirian bangsa dalam memproduksi vaksin COVID-19 akan terwujud. "Bukan hanya mengejar ketertinggalan dari apa yang sudah kita lakukan sendiri. Tapi dari produksi dalam negeri. Ini adalah bagian dari kemandirian bangsa yang harus kita lakukan. Gotong-royong itu penting, inklusivitas itu penting. Jadi kalau ekskusif, nanti kita malah bersaing dengan saudara kita sendiri. Jadi mari kita bertanding sama-sama yang cepat sekali," katanya.
Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 ini, mengatakan bahwa hampir 200 negara lebih di dunia sedang berlomba-lomba untuk membuat vaksin corona . "Ini seperti pertandingan. Siapa yang paling cepat, termasuk Indonesia ingin bertanding supaya betul-betul bisa melindungi masyarakatnya," katanya di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (24/7/2020).
Wiku menganalogikan bahwa pembuatan vaksin ini seperti perlombaan antarnegara. Saat ini, Indonesia sedang tahap uji klinis vaksin COVID-19 dari Sivonec China yang bekerja sama dengan Biofarma dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.( )
"Pertandingan itu menarik, kalau kita mulai dari start mungkin kita akan lama. Maka ada yang sudah start duluan yaitu China. Sinovec dari China itu sudah star duluan. Nah sekarang mau kerja sama dengan Biofarma di Indonesia dan FK Unpad dalam rangka uji klinisnya. Nah ini salah satu cara bertanding yang sudah lebih ke depan. Jadi kita gak melakukan dari awal," ujar Wiku.
Namun, Wiku mengatakan bahwa di Tanah Air juga sedang dikembangkan vaksin COVID-19 oleh Konsorsium Eijkman. "Jadi ada juga yang bikin dari awal, dari dalam negeri sendiri konsorsium Eijkman itu bersama juga dengan Biofarma," kata Wiku.
Ia mengatakan dalam mengembangkan vaksin COVID-19 harus mengedepankan pendekatan inklusivitas untuk mengejar ketertinggalan. "Harusnya kalau kita menggunakan pendekatan inklusivitas seluruh sumber daya di Indonesia dijadikan satu para ahlinya, bisa jadi kita bisa mengejar ketertinggalan," katanya.( )
Dengan begitu, kata Wiku, kemandirian bangsa dalam memproduksi vaksin COVID-19 akan terwujud. "Bukan hanya mengejar ketertinggalan dari apa yang sudah kita lakukan sendiri. Tapi dari produksi dalam negeri. Ini adalah bagian dari kemandirian bangsa yang harus kita lakukan. Gotong-royong itu penting, inklusivitas itu penting. Jadi kalau ekskusif, nanti kita malah bersaing dengan saudara kita sendiri. Jadi mari kita bertanding sama-sama yang cepat sekali," katanya.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda