MUI: Nilai-nilai Pancasila Sesuai Ajaran Islam
Kamis, 01 Juni 2023 - 22:10 WIB
JAKARTA - Setiap 1 Juni, masyarakat Indonesia memperingati hari lahirnya Pancasila sebagai ideologi negara. Namun, momentum ini belum menyentuh semua lapisan masyarakat untuk memeriahkan, mengilhami maupun mengamalkan nilai nilai Pancasila.
Pancasila kerap hanya dijadikan sebagai simbol, atau identitas untuk agenda politik tanpa mengaplikasikan nilai-nilainya. Selain itu, bagi kelompok radikal-teroris, mengilhami Pancasila dianggap thogut, bahkan kafir.
Dalam bingkai keindonesiaan, Pancasila merupakan jalan tengah yang memoderasi ekstrem kanan dan kiri. Dalam perspektif keagamaan, nilai-nilai Pancasila bersumber dari ajaran agama.
Karena itulah mengamalkan Pancasila berarti mempraktikkan nilai luhur budaya bangsa dan agama sebagai vaksinasi dari paham yang mengajarkan intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ahmad Zubaidi mengungkapkan mereka yang menganggap Pancasila tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam adalah kelompok yang berpikiran sempit. Menurutnya, jika dibahas secara komprehensif, maka di dalamnya mengandung nilai-nilai Islam.
"Pada prinsipnya bahwa Pancasila sangat sesuai dengan agama Islam, karena tidak ada satu pun norma yang terdapat dalam sila Pancasila yang bertentangan dengan Al-Qur'an maupun Hadits yang menjadi pedoman kehidupan umat Islam," kata KH Ahmad Zubaidi di Jakarta, Kamis (1/6/2023).
Sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan yang Maha Esa. Menurut Kiai Zubaidi, ini menunjukkan sebuah kedewasaan umat Islam dalam rangka membangun kebersamaan, mengingat Indonesia adalah bangsa yang majemuk, berbeda suku, agama dan ras. Semua itu, dipersatukan dengan Pancasila.
Ia mengungkapkan, dalam Al-Qur'an ada kalimat yang disebut dengan kalimatun sawa, titik temu. Bagaimana mencari persamaan atau persatuan, bukan memperdebatkan perbedaan.
Pancasila kerap hanya dijadikan sebagai simbol, atau identitas untuk agenda politik tanpa mengaplikasikan nilai-nilainya. Selain itu, bagi kelompok radikal-teroris, mengilhami Pancasila dianggap thogut, bahkan kafir.
Dalam bingkai keindonesiaan, Pancasila merupakan jalan tengah yang memoderasi ekstrem kanan dan kiri. Dalam perspektif keagamaan, nilai-nilai Pancasila bersumber dari ajaran agama.
Karena itulah mengamalkan Pancasila berarti mempraktikkan nilai luhur budaya bangsa dan agama sebagai vaksinasi dari paham yang mengajarkan intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ahmad Zubaidi mengungkapkan mereka yang menganggap Pancasila tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam adalah kelompok yang berpikiran sempit. Menurutnya, jika dibahas secara komprehensif, maka di dalamnya mengandung nilai-nilai Islam.
"Pada prinsipnya bahwa Pancasila sangat sesuai dengan agama Islam, karena tidak ada satu pun norma yang terdapat dalam sila Pancasila yang bertentangan dengan Al-Qur'an maupun Hadits yang menjadi pedoman kehidupan umat Islam," kata KH Ahmad Zubaidi di Jakarta, Kamis (1/6/2023).
Sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan yang Maha Esa. Menurut Kiai Zubaidi, ini menunjukkan sebuah kedewasaan umat Islam dalam rangka membangun kebersamaan, mengingat Indonesia adalah bangsa yang majemuk, berbeda suku, agama dan ras. Semua itu, dipersatukan dengan Pancasila.
Ia mengungkapkan, dalam Al-Qur'an ada kalimat yang disebut dengan kalimatun sawa, titik temu. Bagaimana mencari persamaan atau persatuan, bukan memperdebatkan perbedaan.
tulis komentar anda