Isu Ekonomi Dianggap Paling Penting Pascapandemi, Prabowo Diuntungkan
Senin, 29 Mei 2023 - 19:10 WIB
Di antara tiga capres yang muncul ke permukaan, Prabowo Subianto merupakan sosok yang lebih mengesankan strong leader yang menumbuhkan ekonomi. Menteri Pertahanan (Menhan) itu berada di urutan pertama dengan 56,2%; diikuti mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 18,7%, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di angka 14,8%.
Data juga menunjukkan untuk populasi umum, Prabowo bersaing ketat dengan Ganjar. Elektabilitas Prabowo 33,9%; Ganjar 31,9%; dan Anies 20,8%.
Jika dibandingkan dengan populasi umum, selisih perolehan dukungan Prabowo dan Ganjar hanya sebesar 2%. Tetapi dalam isu strong leader yang mampu menumbuhkan ekonomi selisihnya sebesar 46,1%.
"Semakin isu strong leader tumbuhkan ekonomi meluas, semakin Prabowo menjulang, semakin Ganjar menurun," kata Ardian.
Ada beberapa alasan mengapa Prabowo dikesankan strong leader yang mampu menumbuhkan ekonomi menurut riset kualitatif LSI Denny JA.
Pertama, petugas partai versus pendiri/ketua umum partai. Istilah petugas partai melemahkan figur Ganjar di hadapan Prabowo yang merupakan pendiri dan ketua umum partai. Petugas partai tidak mengesankan strong leader, pemimpin yang mandiri, pengendali partai, apalagi pengendali pemerintah/elit negara.
Kedua, rekam jejak kepemimpinan Ganjar di Jawa Tengah. Jika memimpin satu provinsi saja, Jawa Tengah, Ganjar dinilai gagal soal isu kemiskinan, bagaimana memimpin 38 provinsi?
"Ketiga, rekam jejak dibandingkan dengan capres lain, Prabowo terkesan pemimpin yang diterima di spektrum politik yang lebih luas, untuk kuat memulai kebangkitan ekonomi," jelas Ardian.
Jika Ganjar di garis nasionalis, Anies di kubu politik Islam, Prabowo berada di poros tengah. Posisi politik ini memudahkan Prabowo membangun kerja sama dengan spektrum politik yang lebih luas.
Keempat, rekam jejak cita-cita Prabowo soal ekonomi Indonesia menjadi Macan Asia sudah dikenal luas sejak Pilpres 2014 atau 9 tahun lalu. Prabowo dianggap sudah lebih lama dan intens tenggelam dalam cita cita membangkitkan ekonomi Indonesia untuk lebih menonjol di tingkat dunia.
Data juga menunjukkan untuk populasi umum, Prabowo bersaing ketat dengan Ganjar. Elektabilitas Prabowo 33,9%; Ganjar 31,9%; dan Anies 20,8%.
Jika dibandingkan dengan populasi umum, selisih perolehan dukungan Prabowo dan Ganjar hanya sebesar 2%. Tetapi dalam isu strong leader yang mampu menumbuhkan ekonomi selisihnya sebesar 46,1%.
"Semakin isu strong leader tumbuhkan ekonomi meluas, semakin Prabowo menjulang, semakin Ganjar menurun," kata Ardian.
Ada beberapa alasan mengapa Prabowo dikesankan strong leader yang mampu menumbuhkan ekonomi menurut riset kualitatif LSI Denny JA.
Pertama, petugas partai versus pendiri/ketua umum partai. Istilah petugas partai melemahkan figur Ganjar di hadapan Prabowo yang merupakan pendiri dan ketua umum partai. Petugas partai tidak mengesankan strong leader, pemimpin yang mandiri, pengendali partai, apalagi pengendali pemerintah/elit negara.
Kedua, rekam jejak kepemimpinan Ganjar di Jawa Tengah. Jika memimpin satu provinsi saja, Jawa Tengah, Ganjar dinilai gagal soal isu kemiskinan, bagaimana memimpin 38 provinsi?
"Ketiga, rekam jejak dibandingkan dengan capres lain, Prabowo terkesan pemimpin yang diterima di spektrum politik yang lebih luas, untuk kuat memulai kebangkitan ekonomi," jelas Ardian.
Jika Ganjar di garis nasionalis, Anies di kubu politik Islam, Prabowo berada di poros tengah. Posisi politik ini memudahkan Prabowo membangun kerja sama dengan spektrum politik yang lebih luas.
Keempat, rekam jejak cita-cita Prabowo soal ekonomi Indonesia menjadi Macan Asia sudah dikenal luas sejak Pilpres 2014 atau 9 tahun lalu. Prabowo dianggap sudah lebih lama dan intens tenggelam dalam cita cita membangkitkan ekonomi Indonesia untuk lebih menonjol di tingkat dunia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda