Sowan ke Ponpes Gus Miftah, Zulhas Bagikan Santunan
Minggu, 21 Mei 2023 - 09:08 WIB
Gus Miftah mengatakan, perjalanan hidup dan kesuksesan yang diraih Zulhas layak dijadikan contoh dan menjadi teladan.
"Tidak ada kelezatan setelah bersusah payah. Maka ketika melihat orang yang kita anggap sukses. Sebenarnya yang mesti kita lihat adalah bukan posisinya yang sekarang, apa yang beliau miliki, beliau sudah punya apa, beliau sebagai apa, bagi saya itu sudah enggak menarik lagi. Tapi yang perlu dilihat apa? Prosesnya," ujar Gus Miftah.
"Makanya ingat, ilmunya untuk menjadi orang sukses apa? 3 N, niteni, nirokke, nambahi atau ATM, amati, tiru, modifikasi. Jadi saya ingin mengajak beliau ini cerita, kebiasaan-kebiasaan beliau hingga menjadi wasilah sampai hari ini," sambungnya.
Zulhas lantas memenuhi permintaan Gus Miftah. Dirinya menceritakan sekilas kisah hidupnya yang menurutnya banyak mendapatkan doa dan bekal yang baik dari kedua orang tuanya.
"Saya sebenarnya enggak lebih hebat dari teman-teman saya di sini, enggak lebih hebat dari bapak-bapak, ibu-ibu yang ada di sini. Saya orang biasa dari kampung, dari dusun, tapi mungkin doa ibu saya," ujar Zulhas.
Zulhas mengatakan, kedua orang tuanya, terutama sang ayah, juga kerap mengajari dia dan saudara-saudara kandungnya disiplin sejak masih kanak-kanak. Alhasil, ia menjadi sosok yang tangguh.
"Kami tiap jam 4 (dini hari) dibanguni, bu. Saya usia 6 tahun sudah dibanguni, susah bangun, muka dikasih air. Tugas saya mukul beduk, terus, usia 6 tahun. Belakangan saya baru tahu itulah cara mendidik anak-anak kita menjadi anak yang tangguh," ungkapnya.
"Orang boleh pintar tapi kalau rapuh mentalnya itu akan susah untuk maju. Karena bangun pagi bagi anak-anak itu persoalan yang sangat sulit, latihan yang paling berat. Jadi kalau anak kita mampu bangun jam 4 pagi dan terbiasa, apalagi soal-soal yang lain, jadi dididik," katanya.
Zulhas juga mengungkapkan pesan penting dari sang ayah yang terus mengilhami dirinya. "Jadi kalau subuhan ayah saya selalu bilang, 'nak, ayah boleh susah tapi kamu jangan seperti ayah nanti. Ayah akan berjuang sekuat tenaga agar kamu lebih berguna, lebih hebat lagi, lebih maju lagi daripada ayah sekarang'. Nah terus pembinaan," katanya.
Zulhas juga memberikan motivasi kepada para orang tua dan anak-anak untuk tetap semangat, rajin belajar, dan selalu berlomba-lomba dalam kebaikan dan prestasi. Bahkan ia merogoh kocek alias memberikan bantuan dana pendidikan bagi anak-anak yang tidak memiliki cukup biaya untuk melanjutkan sekolah.
"Tidak ada kelezatan setelah bersusah payah. Maka ketika melihat orang yang kita anggap sukses. Sebenarnya yang mesti kita lihat adalah bukan posisinya yang sekarang, apa yang beliau miliki, beliau sudah punya apa, beliau sebagai apa, bagi saya itu sudah enggak menarik lagi. Tapi yang perlu dilihat apa? Prosesnya," ujar Gus Miftah.
"Makanya ingat, ilmunya untuk menjadi orang sukses apa? 3 N, niteni, nirokke, nambahi atau ATM, amati, tiru, modifikasi. Jadi saya ingin mengajak beliau ini cerita, kebiasaan-kebiasaan beliau hingga menjadi wasilah sampai hari ini," sambungnya.
Zulhas lantas memenuhi permintaan Gus Miftah. Dirinya menceritakan sekilas kisah hidupnya yang menurutnya banyak mendapatkan doa dan bekal yang baik dari kedua orang tuanya.
"Saya sebenarnya enggak lebih hebat dari teman-teman saya di sini, enggak lebih hebat dari bapak-bapak, ibu-ibu yang ada di sini. Saya orang biasa dari kampung, dari dusun, tapi mungkin doa ibu saya," ujar Zulhas.
Zulhas mengatakan, kedua orang tuanya, terutama sang ayah, juga kerap mengajari dia dan saudara-saudara kandungnya disiplin sejak masih kanak-kanak. Alhasil, ia menjadi sosok yang tangguh.
"Kami tiap jam 4 (dini hari) dibanguni, bu. Saya usia 6 tahun sudah dibanguni, susah bangun, muka dikasih air. Tugas saya mukul beduk, terus, usia 6 tahun. Belakangan saya baru tahu itulah cara mendidik anak-anak kita menjadi anak yang tangguh," ungkapnya.
"Orang boleh pintar tapi kalau rapuh mentalnya itu akan susah untuk maju. Karena bangun pagi bagi anak-anak itu persoalan yang sangat sulit, latihan yang paling berat. Jadi kalau anak kita mampu bangun jam 4 pagi dan terbiasa, apalagi soal-soal yang lain, jadi dididik," katanya.
Zulhas juga mengungkapkan pesan penting dari sang ayah yang terus mengilhami dirinya. "Jadi kalau subuhan ayah saya selalu bilang, 'nak, ayah boleh susah tapi kamu jangan seperti ayah nanti. Ayah akan berjuang sekuat tenaga agar kamu lebih berguna, lebih hebat lagi, lebih maju lagi daripada ayah sekarang'. Nah terus pembinaan," katanya.
Zulhas juga memberikan motivasi kepada para orang tua dan anak-anak untuk tetap semangat, rajin belajar, dan selalu berlomba-lomba dalam kebaikan dan prestasi. Bahkan ia merogoh kocek alias memberikan bantuan dana pendidikan bagi anak-anak yang tidak memiliki cukup biaya untuk melanjutkan sekolah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda