Projo Beberkan Alasan Sandiaga Uno Jadi Cawapres Pilihan Musra: Ramah dan Dekat dengan Rakyat
Selasa, 16 Mei 2023 - 16:36 WIB
Seperti diketahui, Musra Projo menyodorkan nama sejumlah tokoh capres dan cawapres dalam Pilpres 2024 kepada Presiden Jokowi dalam puncak acara Musra di GBK Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Minggu (14/5/2023). Terdapattiga orang capres usulan organisasi relawan Jokowi,yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Sementara itu, terdapat empat nama cawapres terpilih yang disodorkan Musra, antara lain Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Mahfud MD.
Selanjutnya, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko serta Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid. Usai menerima hasil Musra, Jokowi lantas menyampaikan pidato dalam rangka memberikan pengarahan kepada ribuan para relawannya.
Jokowi mengajak relawannya untuk tidak salah memilih pemimpin dalam Pemilu 2024. “Memilih pemimpin di tahun 2024 ini sangat krusial sangat penting sekali harus tepat dan benar, oleh sebab itu, saya bolak-balik menyampaikan jangan grusa-grusu,” ujar Jokowi.
“Jangan tergesa-gesa karena begitu keliru kita tidak bisa minta kembali lagi. Enggak bisa,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi pun mengingatkan soal kondisi dunia yang penuh ketidakpastian. Keadaan ini mungkin saja terjadi dalam waktu yang tidak sebentar.
Oleh sebab itu, Indonesia butuh pemimpin yang berani mengambil kebijakan dan keputusan yang tagas untuk kepentingan bangsa dan negara. “Kita tahu keadaan dunia, ketidakpastian global sampai diperkirakan sampai 5-10 tahun yang akan datang itu masih akan terjadi,” ujar Jokowi.
“Sehingga sekali lagi nakhodanya itu harus nakhoda yang berani, berani mengambil risiko untuk kepentingan negara ini, untuk kepentingan untuk bangsa ini,” kata dia lagi.
Jokowi berharap, Indonesia ke depan dapat dipimpin oleh sosok yang paham akan strategi dan memiliki gagasan dalam memajukan bangsa dan negara. Ia mengingatkan, jangan sampai relawannya memilih pemimpin yang hanya menjalankan rutinitas sebagai presiden.
"Bukan hanya duduk di Istana dan tanda tangan, bukan itu. Dia harus tahu membangun sebuah strategi negara, strategi ekonomi, strategi politik harus ada semuanya," kata Jokowi.
Sementara itu, terdapat empat nama cawapres terpilih yang disodorkan Musra, antara lain Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Mahfud MD.
Selanjutnya, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko serta Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid. Usai menerima hasil Musra, Jokowi lantas menyampaikan pidato dalam rangka memberikan pengarahan kepada ribuan para relawannya.
Jokowi mengajak relawannya untuk tidak salah memilih pemimpin dalam Pemilu 2024. “Memilih pemimpin di tahun 2024 ini sangat krusial sangat penting sekali harus tepat dan benar, oleh sebab itu, saya bolak-balik menyampaikan jangan grusa-grusu,” ujar Jokowi.
“Jangan tergesa-gesa karena begitu keliru kita tidak bisa minta kembali lagi. Enggak bisa,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi pun mengingatkan soal kondisi dunia yang penuh ketidakpastian. Keadaan ini mungkin saja terjadi dalam waktu yang tidak sebentar.
Oleh sebab itu, Indonesia butuh pemimpin yang berani mengambil kebijakan dan keputusan yang tagas untuk kepentingan bangsa dan negara. “Kita tahu keadaan dunia, ketidakpastian global sampai diperkirakan sampai 5-10 tahun yang akan datang itu masih akan terjadi,” ujar Jokowi.
“Sehingga sekali lagi nakhodanya itu harus nakhoda yang berani, berani mengambil risiko untuk kepentingan negara ini, untuk kepentingan untuk bangsa ini,” kata dia lagi.
Jokowi berharap, Indonesia ke depan dapat dipimpin oleh sosok yang paham akan strategi dan memiliki gagasan dalam memajukan bangsa dan negara. Ia mengingatkan, jangan sampai relawannya memilih pemimpin yang hanya menjalankan rutinitas sebagai presiden.
"Bukan hanya duduk di Istana dan tanda tangan, bukan itu. Dia harus tahu membangun sebuah strategi negara, strategi ekonomi, strategi politik harus ada semuanya," kata Jokowi.
tulis komentar anda