Dua Hari Tak Makan dan Cuma Minum Air Hujan, Prajurit Kopassus Berhasil Bebaskan 347 Sandera
Selasa, 16 Mei 2023 - 06:30 WIB
Mereka adalah, Sertu Ricci Broury Papua Jaya, Lettu Inf. Syukma Putra Aditya, Lettu Inf. Agung Damar, Sertu Faisal Tanjung, Praka Fitra Musa, Praka Salim, Praka Widiantoro. Termasuk Serka Rinaldo Oscar, Praka Eko Yudhi Afriansyah, Praka Syadam Hosen, Praka Iqbal, Praka Densi, Praka Sholeh.
Dikutip dari buku berjudul “Tim Maleo: Operasi Pembebasan Sandera Tembagapura 17 November 2017” yang ditulis Dansat 81 Kopassus Letkol Charles Aling, Tim Maleo Kopassus yang diback up tim 751/raider mendapat tugas strategis yaitu menguasai Kampung Kimbeli dan Banti 2 tempat di mana masyarakat disandera.
Sedangkan, Taipur/Kostrad ditugaskan menguasai Kampung Banti 1. Sementara Tim 754/ENK Brimob dan 1 Tim Taipur/Kostrad menguasai Kampung Utikini, Kampung Kalimbuah hingga Kampung Longsoran. Tepat pada 13 November 2017 infiltrasi dilakukan oleh Tim Maleo Kopassus.
“Kalian adalah satuan Kopassus. Ingat tugas operasi adalah kehormatan. Lebih baik pulang nama daripada gagal di medan tugas. Intinya tugas harus berhasil jangan sampai ada korban masyarakat,” kata Dansatgasban Intel-15 Kolonel Inf. Agung Winatha dikutip SINDOnews (16/5/2023).
Dengan senyap para prajurit pilihan tersebut mulai menyisir hutan belantara di Bumi Papua. Medan yang sulit karena berlumut dengan jurang di sisi kanan kirinya tak menyurutkan para prajurit terbaik tersebut untuk menyerah.
Setelah melalui perjalanan panjang yang menyulitkan dan penuh tantangan, para prajurit Kopassus akhirnya tiba di titik yang dituju pada 15 November sesuai dengan rencana. Namun, rencana penyerbuan gagal lantaran ada sejumlah tim yang belum tiba di lokasi sasaran.
Minum Air Sungai dan Hujan untuk Bertahan Hidup
Di tengah guyuran hujan deras dan cuaca yang sangat dingin, para prajurit Kopassus harus menunggu waktu untuk membebaskan sandera. Kondisi yang dialami para prajurit semakin parah karena kelaparan. Hal itu lantaran bekal makanan yang dibawa habis dalam perjalanan.
Meski begitu mereka tidak menyerah dan memilih untuk meminum air hujan dan air sungai untuk bertahan hidup. ”Malam itu lengkaplah ujian kami perbekalan habis dan diguyur hujan deras. Tapi kami tetap waspada. Kami saling menjaga agar tidak lengah karena stamina kami turun,” ujar Komandan Tim Pembebasan Sandera (Dantim Basra) Tembagapura Lettu Inf. Syukma Putra Aditya.
Dikutip dari buku berjudul “Tim Maleo: Operasi Pembebasan Sandera Tembagapura 17 November 2017” yang ditulis Dansat 81 Kopassus Letkol Charles Aling, Tim Maleo Kopassus yang diback up tim 751/raider mendapat tugas strategis yaitu menguasai Kampung Kimbeli dan Banti 2 tempat di mana masyarakat disandera.
Sedangkan, Taipur/Kostrad ditugaskan menguasai Kampung Banti 1. Sementara Tim 754/ENK Brimob dan 1 Tim Taipur/Kostrad menguasai Kampung Utikini, Kampung Kalimbuah hingga Kampung Longsoran. Tepat pada 13 November 2017 infiltrasi dilakukan oleh Tim Maleo Kopassus.
“Kalian adalah satuan Kopassus. Ingat tugas operasi adalah kehormatan. Lebih baik pulang nama daripada gagal di medan tugas. Intinya tugas harus berhasil jangan sampai ada korban masyarakat,” kata Dansatgasban Intel-15 Kolonel Inf. Agung Winatha dikutip SINDOnews (16/5/2023).
Dengan senyap para prajurit pilihan tersebut mulai menyisir hutan belantara di Bumi Papua. Medan yang sulit karena berlumut dengan jurang di sisi kanan kirinya tak menyurutkan para prajurit terbaik tersebut untuk menyerah.
Setelah melalui perjalanan panjang yang menyulitkan dan penuh tantangan, para prajurit Kopassus akhirnya tiba di titik yang dituju pada 15 November sesuai dengan rencana. Namun, rencana penyerbuan gagal lantaran ada sejumlah tim yang belum tiba di lokasi sasaran.
Minum Air Sungai dan Hujan untuk Bertahan Hidup
Di tengah guyuran hujan deras dan cuaca yang sangat dingin, para prajurit Kopassus harus menunggu waktu untuk membebaskan sandera. Kondisi yang dialami para prajurit semakin parah karena kelaparan. Hal itu lantaran bekal makanan yang dibawa habis dalam perjalanan.
Meski begitu mereka tidak menyerah dan memilih untuk meminum air hujan dan air sungai untuk bertahan hidup. ”Malam itu lengkaplah ujian kami perbekalan habis dan diguyur hujan deras. Tapi kami tetap waspada. Kami saling menjaga agar tidak lengah karena stamina kami turun,” ujar Komandan Tim Pembebasan Sandera (Dantim Basra) Tembagapura Lettu Inf. Syukma Putra Aditya.
tulis komentar anda