Pemerintah Antisipasi Cuaca Buruk di Lokasi KTT ASEAN dengan 20 Ton Garam
Kamis, 11 Mei 2023 - 02:20 WIB
JAKARTA - Pemerintah memanfaatkan Teknologi Modifikasi Cuaca ( TMC ) untuk mengantisipasi cuaca buruk pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42, Labuan Bajo , Nusa Tenggara Timur (NTT), 9-11 Mei 2023. Modifikasi cuaca itu menggunakan Pesawat Cassa dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang dengan posko di Bandara Tambolaka, Sumba Barat Daya.
TMC ini pun telah dilancarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta TNI AU.
"Operasi TMC ini guna mengantisipasi cuaca buruk selama gelaran KTT ASEAN ke-42 mengingat ada beberapa acara yang akan dilaksanakan di luar ruang seperti welcoming dinner para kepala negara ASEAN dan delegasi di Hotel Ayana," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Labuan Bajo, Rabu (10/5/2023).
Dia mengatakan, BMKG bertugas menentukan awan dan titik koordinat semai NaCl atau garam. Kemudian, garam akan diangkut dengan menggunakan pesawat milik TNI AU dan ditabur secara manual di atas awan target.
Penyemaian awan atau cloud seeding dengan menggunakan NaCl atau garam akan dilakukan di awan-awan hujan cumulus. Garam disemai bertujuan untuk mempercepat proses hujan agar segera terjadi sebelum memasuki venue KTT ASEAN di Labuan Bajo.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan pemerintah telah menyiapkan 20 ton garam untuk menyukseskan operasi TMC ini. Adapun titik semai di antaranya, timur laut dan timur Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, perbatasan Kabupaten Manggarai Barat, dan Manggarai Timur, Laut Sawu, serta Perairan dan Padang Savana NTT.
"Ketinggian penyemaian awan dilakukan diketinggian 8.000 - 10.000 kaki dari permukaan laut (dpl)," jelasnya.
Dia mengatakan, berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer dan prakiraan dari data meteorologi BMKG, telah terjadi peningkatan kondisi cuaca yang disebabkan oleh dinamika cuaca yaitu perkembangan Madden Julian Oscillation (MJO) berada di kuadran 5.
Kondisi MJO dimaksud memberikan dampak potensi peningkatan kondisi cuaca di wilayah timur Indonesia pada umumnya, serta di Labuan Bajo pada khususnya. Saat ini, lanjut Guswanto, arah angin dominan dari arah Timur Laut - Tenggara yang dipengaruhi oleh aktifnya monsun Australia sehingga perlu diwaspadai potensi terjadinya angin kencang.
Sementara suhu muka laut NTT masih cukup hangat, aktifnya gelombang equatorial Rossby, dan kelembapan udara yang cukup basah di setiap lapisan atmosfer yang menyebabkan wilayah Manggarai Barat berpotensi terjadi penumpukan awan. "Insyaallah, operasi TMC yang digelar atas sinergitas BMKG, BNPB, TNI/TNI AU, BRIN, Kemensetneg, Pemprov NTT ini dapat turut menyukseskan agenda KTT ASEAN ke-42," tuturnya.
Diketahui, KTT ASEAN ke-42 yang mengusung tema besar yakni ‘ASEAN Matters: Epicentrum of Growth’ akan berlangsung selama tiga hari, 9-11 Mei 2023 di Labuan Bajo, NTT. Kegiatan ini akan diikuti oleh 11 negara anggota ASEAN. Tahun ini menjadi lima kalinya Indonesia dipercaya dan didapuk untuk memegang Keketuaan ASEAN.
TMC ini pun telah dilancarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta TNI AU.
"Operasi TMC ini guna mengantisipasi cuaca buruk selama gelaran KTT ASEAN ke-42 mengingat ada beberapa acara yang akan dilaksanakan di luar ruang seperti welcoming dinner para kepala negara ASEAN dan delegasi di Hotel Ayana," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Labuan Bajo, Rabu (10/5/2023).
Baca Juga
Dia mengatakan, BMKG bertugas menentukan awan dan titik koordinat semai NaCl atau garam. Kemudian, garam akan diangkut dengan menggunakan pesawat milik TNI AU dan ditabur secara manual di atas awan target.
Penyemaian awan atau cloud seeding dengan menggunakan NaCl atau garam akan dilakukan di awan-awan hujan cumulus. Garam disemai bertujuan untuk mempercepat proses hujan agar segera terjadi sebelum memasuki venue KTT ASEAN di Labuan Bajo.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan pemerintah telah menyiapkan 20 ton garam untuk menyukseskan operasi TMC ini. Adapun titik semai di antaranya, timur laut dan timur Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, perbatasan Kabupaten Manggarai Barat, dan Manggarai Timur, Laut Sawu, serta Perairan dan Padang Savana NTT.
"Ketinggian penyemaian awan dilakukan diketinggian 8.000 - 10.000 kaki dari permukaan laut (dpl)," jelasnya.
Dia mengatakan, berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer dan prakiraan dari data meteorologi BMKG, telah terjadi peningkatan kondisi cuaca yang disebabkan oleh dinamika cuaca yaitu perkembangan Madden Julian Oscillation (MJO) berada di kuadran 5.
Kondisi MJO dimaksud memberikan dampak potensi peningkatan kondisi cuaca di wilayah timur Indonesia pada umumnya, serta di Labuan Bajo pada khususnya. Saat ini, lanjut Guswanto, arah angin dominan dari arah Timur Laut - Tenggara yang dipengaruhi oleh aktifnya monsun Australia sehingga perlu diwaspadai potensi terjadinya angin kencang.
Sementara suhu muka laut NTT masih cukup hangat, aktifnya gelombang equatorial Rossby, dan kelembapan udara yang cukup basah di setiap lapisan atmosfer yang menyebabkan wilayah Manggarai Barat berpotensi terjadi penumpukan awan. "Insyaallah, operasi TMC yang digelar atas sinergitas BMKG, BNPB, TNI/TNI AU, BRIN, Kemensetneg, Pemprov NTT ini dapat turut menyukseskan agenda KTT ASEAN ke-42," tuturnya.
Diketahui, KTT ASEAN ke-42 yang mengusung tema besar yakni ‘ASEAN Matters: Epicentrum of Growth’ akan berlangsung selama tiga hari, 9-11 Mei 2023 di Labuan Bajo, NTT. Kegiatan ini akan diikuti oleh 11 negara anggota ASEAN. Tahun ini menjadi lima kalinya Indonesia dipercaya dan didapuk untuk memegang Keketuaan ASEAN.
(rca)
tulis komentar anda