Jenderal Marinir Alumni AAL 1970-an, Nomor 2 Lulusan 3 Pendidikan Pasukan Elite Dunia
Jum'at, 28 April 2023 - 06:04 WIB
Selanjutnya, dia dipercaya mengemban amanah sebagai Komandan Satuan Marinir Armada Timur (Armatim). Setelah lulus dari Sesko ABRI Angkatan-23 pada 1997, kariernya terus melejit. Safzen diangkat menjadi Asisten Dankormar Bidang Operasi, kemudian Komandan Brigif-2 Marinir.
Bahkan, dia juga dipercaya menduduki jabatan strategis sebagai Wakil Gubernur AAL, Kaskormar, Dankodikal hingga memimpin pasukan elite TNI Al sebagai Dankormar ke-15.
Tidak hanya itu, lulusan Lemhannas KRA XXXIII pun dipercaya menjadi Irjenal sebelum akhirnya menjabat sebagai Irjen Kemhan selama dua tahun sejak 2008-2010 di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Selain menduduki sejumlah jabatan strategis, Safzen Nurdin juga kenyang dengan pengalaman di medan operasi. Dia pernah diterjunkan dalam Operasi Timor Timur dan Aceh. Termasuk tugas operasi di luar negeri yakni, di Irak dan Kamboja.
Foto/istimewa
Mengawali karier militernya sebagai Komandan Peleton (Danton) MO-81, Komandan Peleton 2 Ki F, dan Komandan Peleton Markas, Nono Sampono pernah dipercaya menjadi ajudan Pangalima ABRI (Pangab) Jenderal TNI LB Moerdani.
Selama mengabdikan diri di militer, Nono Sampono banyak menduduki jabatan strategis. Tidak hanya di kesatuannya Korps Marinir, tapi juga di TNI AL, Mabes TNI hingga di luar struktur militer. Di antaranya, Komandan Denjaka pada periode 1988–1993.
Kemudian Komandan Yonif 4/Marinir, Wakil Danpaspampres (Wadan Paspampres) di awal-awal Reformasi pada 2000–2001 hingga menjadi Komandan Paspampres (Danpaspampres) ke-13. Nono menjabat sebagai Danpaspampres selama dua tahun di era kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada 2001–2003.
Bahkan, dia juga dipercaya menduduki jabatan strategis sebagai Wakil Gubernur AAL, Kaskormar, Dankodikal hingga memimpin pasukan elite TNI Al sebagai Dankormar ke-15.
Tidak hanya itu, lulusan Lemhannas KRA XXXIII pun dipercaya menjadi Irjenal sebelum akhirnya menjabat sebagai Irjen Kemhan selama dua tahun sejak 2008-2010 di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Selain menduduki sejumlah jabatan strategis, Safzen Nurdin juga kenyang dengan pengalaman di medan operasi. Dia pernah diterjunkan dalam Operasi Timor Timur dan Aceh. Termasuk tugas operasi di luar negeri yakni, di Irak dan Kamboja.
Foto/istimewa
2. Letjen TNI (Mar) Purn. Nono Sampono
Lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan XXI pada 1976 ini merupakan tokoh militer yang cukup disegani di Indonesia. Pria kelahiran Bangkalan, Madura pada 1 Maret 1953 ini memiliki segudang prestasi yang sulit ditandingi.Mengawali karier militernya sebagai Komandan Peleton (Danton) MO-81, Komandan Peleton 2 Ki F, dan Komandan Peleton Markas, Nono Sampono pernah dipercaya menjadi ajudan Pangalima ABRI (Pangab) Jenderal TNI LB Moerdani.
Selama mengabdikan diri di militer, Nono Sampono banyak menduduki jabatan strategis. Tidak hanya di kesatuannya Korps Marinir, tapi juga di TNI AL, Mabes TNI hingga di luar struktur militer. Di antaranya, Komandan Denjaka pada periode 1988–1993.
Kemudian Komandan Yonif 4/Marinir, Wakil Danpaspampres (Wadan Paspampres) di awal-awal Reformasi pada 2000–2001 hingga menjadi Komandan Paspampres (Danpaspampres) ke-13. Nono menjabat sebagai Danpaspampres selama dua tahun di era kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada 2001–2003.
Lihat Juga :
tulis komentar anda