Profesor Riset BRIN Ungkap Andi Pangerang Hasanuddin Punya Problem Psikologis
Selasa, 25 April 2023 - 03:10 WIB
JAKARTA - Profesor Riset di Badan Riset dan Inovasi Nasional ( BRIN ) Ahmad Najib Burhani mengungkapkan bahwa Andi Pangerang Hasanuddin, peneliti BRIN yang mengancam membunuh warga Muhammadiyah, memiliki problem psikologis. Meski demikian, BRIN tetap akan memprosesnya.
Andi akan menghadapi sidang etik ASN dan berlanjut ke penetapan sanksi.
”AP Hasanuddin, berdasar BOSDM BRIN, memiliki problem psikologis. Meski ada isu psikologis & sdh minta maaf, BRIN tetap memproses ybs: 1) Sidang Majelis Etik ASN, Rabu (26/4). 2) Dilanjutkan dg Majelis Hukuman Disiplin ASN utk penetapan sanksi final,” tulis Najib Burhani lewat akun Twitter @najib_lipi, dikutip Selasa (25/4/2023).
Menurut Najib, Andi yang berasal dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) bukanlah satu-satunya orang di BRIN yang punya problem psikologis. Sebagian di antara mereka punya problem psikologis justru setelah BRIN lahir.
”BRIN berdiri 28 Apr '21, stlh APH masuk LAPAN. Peneliti di BPPT, BATAN, LAPAN, LIPI, Kemenristek, 44 Litbang Kementrian diintegrasikan jd satu tanpa seleksi. Jumlahnya 15.000 pegawai. Bbrp memang ada yg sdh punya problem psikologis. Ada yg alami problem psikologis stlh integrasi,” tutur Najib.
Polemik ancamman Andi Pangerang Hasanuddin ini berawal dari pernyataan Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin terkait perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 Hijriah antara Muhammadiyah dengan pemerintah.
Kalimat Thomas yang juga dinilai agak provokatif dengan menyebut Muhammadiyah tidak taat kepada pemerintah tetapi masih minta difasilitasi salat Idulfitri, rupanya memantik reaksi Andi. terkait penentuan Lebaran 2023. "Masih minta difasilitasi tempat salat Id. Pemerintah pun memberikan fasilitas," ujar Thomas.
Di kolom komentar, unggahan Facebook Thomas, Andi meluapkan emosinya secara berlebihan, bahkan dengan melontarkan ancaman pembunuhan dan siap dilaporkan.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengaku segera melakukan pengecekan di internal BRIN. "Sangat disayangkan, perbedaan ini memicu isu yang kurang produktif dan disinyalir terkait dengan salah satu sivitas BRIN," tuturnya dalam siaran pers BRIN, dikutip Rabu (25/4/2023).
Ia menjelaskan, saat ini BRIN sedang melakukan pengecekan atas informasi dan status dari penulis komentar yang meresahkan masyarakat tersebut. Langkah konfirmasi dilakukan untuk memastikan apakah benar sivitas tersebut adalah ASN di BRIN atau bukan.
"Apabila penulis komentar tersebut dipastikan ASN BRIN, sesuai regulasi yang berlaku BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN, dan setelahnya dapat dilanjutkan ke Majelis Hukuman Disiplin PNS sesuai PP 94/2021," tegasnya.
Andi akan menghadapi sidang etik ASN dan berlanjut ke penetapan sanksi.
”AP Hasanuddin, berdasar BOSDM BRIN, memiliki problem psikologis. Meski ada isu psikologis & sdh minta maaf, BRIN tetap memproses ybs: 1) Sidang Majelis Etik ASN, Rabu (26/4). 2) Dilanjutkan dg Majelis Hukuman Disiplin ASN utk penetapan sanksi final,” tulis Najib Burhani lewat akun Twitter @najib_lipi, dikutip Selasa (25/4/2023).
Menurut Najib, Andi yang berasal dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) bukanlah satu-satunya orang di BRIN yang punya problem psikologis. Sebagian di antara mereka punya problem psikologis justru setelah BRIN lahir.
”BRIN berdiri 28 Apr '21, stlh APH masuk LAPAN. Peneliti di BPPT, BATAN, LAPAN, LIPI, Kemenristek, 44 Litbang Kementrian diintegrasikan jd satu tanpa seleksi. Jumlahnya 15.000 pegawai. Bbrp memang ada yg sdh punya problem psikologis. Ada yg alami problem psikologis stlh integrasi,” tutur Najib.
Polemik ancamman Andi Pangerang Hasanuddin ini berawal dari pernyataan Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin terkait perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 Hijriah antara Muhammadiyah dengan pemerintah.
Kalimat Thomas yang juga dinilai agak provokatif dengan menyebut Muhammadiyah tidak taat kepada pemerintah tetapi masih minta difasilitasi salat Idulfitri, rupanya memantik reaksi Andi. terkait penentuan Lebaran 2023. "Masih minta difasilitasi tempat salat Id. Pemerintah pun memberikan fasilitas," ujar Thomas.
Di kolom komentar, unggahan Facebook Thomas, Andi meluapkan emosinya secara berlebihan, bahkan dengan melontarkan ancaman pembunuhan dan siap dilaporkan.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengaku segera melakukan pengecekan di internal BRIN. "Sangat disayangkan, perbedaan ini memicu isu yang kurang produktif dan disinyalir terkait dengan salah satu sivitas BRIN," tuturnya dalam siaran pers BRIN, dikutip Rabu (25/4/2023).
Ia menjelaskan, saat ini BRIN sedang melakukan pengecekan atas informasi dan status dari penulis komentar yang meresahkan masyarakat tersebut. Langkah konfirmasi dilakukan untuk memastikan apakah benar sivitas tersebut adalah ASN di BRIN atau bukan.
"Apabila penulis komentar tersebut dipastikan ASN BRIN, sesuai regulasi yang berlaku BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN, dan setelahnya dapat dilanjutkan ke Majelis Hukuman Disiplin PNS sesuai PP 94/2021," tegasnya.
(muh)
tulis komentar anda