Jokowi Tunjuk Erick Pulihkan Ekonomi, Lukman Edy: Frekuensi Keduanya Sama

Selasa, 21 Juli 2020 - 08:04 WIB
Ketua Dewan Pakar Indonesia Maju Institute, Lukman Edy, Foto/SINDOnews
JAKARTA - Langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk Tim Pemulihan Ekonomi Nasional dan Penanganan Corona dinilai sebagai langkah tepat.

Pembentukan tim itu juga menunjukkan menunjukkan sense of crisis menghadapi ketidakpastian keadaan di bulan-bulan mendatang.

Hal itu disampaikan Lukman Edy, Ketua Dewan Pakar Indonesia Maju Institute di Jakarta, Selasa (21/7/2020).



Menurut Lukman, paling tidak ada dua persoalan besar yang dihadapi bangsa ini hari ini. Pertama, pandemi Covid-19 yang hingga kini belum diketahui kapan berakhir.

Saat ini, kata dia, seluruh negara meningkatkan kewaspadaannya terhadap kemungkinan munculnya pandemi jilid II yang lebih parah. Kedua, situasi ekonomi dunia yang tidak menentu. Hampir semua negara mengalami negatif growth, bahkan banyak yang negative growth-nya dua digit.

"Terhadap dua persoalan besar tersebut maka yang akan dihadapi adalah kenyataan Indonesia menghadapi ancaman dua krisis sekaligus, yaitu krisis kesehatan dan krisis ekonomi," tutur mantan Direktur Saksi Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin ini.( )

Lukman juga menyinggung mengenai pernyataan Presiden Jokowi dalam minggu-minggu terakhir yang memperlihatkan kerisauan dan sensitifitasnya terhadap keadaan.

"Pertama, kemarahan beliau di sidang kabinet karena melihat para pembantunya yang belum sejiwa dengannya dalam menghadapi krisis. Ada yang serius tapi banyak yang santai saja. Presiden Jokowi ingin frekuensi sensitivitas para pembantunya sama dengannya ketika menghadapi krisis sekarang ini," tuturnya.

Kedua, lanjut dia, saat Presiden Jokowi pidato di depan para gubernur. Presiden tidak ketinggalan pula mengingatkan keseriusan kepala daerah dalam menangani pandemi Corona di daerah masing-masing berdasarkan indikator masih lambannya eksekusi APBD sehingga menjadi penyebab tidak terangkatnya pertumbuhan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More